31 August 2008

Posted by ShureX Posted on August 31, 2008 | 2 comments

Selamat Menunaikan Ibadah Puasa





Ucapan SMS Puasa

ADAT JAUH BERKIRIM KATA, ADAT DEKAT PUJI MEMUJI, ANDAI TERSILAP KATA MAAF DI PINTA SEPULUH JARI ” SELAMAT MELAKSANAKAN IBADAH PUASA”

Gelap malamMU ku terjaga, karnaMU ku bergerak melangkah menuju mentariMU, kusambut pemberianMU , dengan harapan kudapat keridoanMU……..
Slama menunaikan Ibadah Puasa……

Hari-hari berlari menepis kerinduan akan ramadhan, menyusupkan permohonan maaf kami ke celah hati, melalui bisikan ombak selamat puasa, membasuh hati, tenangkan jiwa. Ramadhan Mubarak.

gersang bumi tanpa hujan..gersang akal tanpa ilmu,,gersang hati tanpa iman..gersang jiwa tanpa amal..
marhaban ya ramadhan…………….
selamat menunaikan ibadah puasa mohon maaf lahir dan bathin

Ramadhan tlah didepan mata Qta, perbaikilah diri, sucikanlah hati, muliakanlah jiwa. Jgn biarkan goresan2 kecil menggores diri kita lagi…Di bulan yang penuh dgn Rahmad, Hidayat dan Mubarokah ini marilah qt untuk saling maaf memaafkan satu sm lain. Buat tmn2 Qu yang jauh maafkan kesalahan aQ yach…Met Beribadah Puasa…..!!!

jika hati seputih awan jangan biarkan ia mendung,jika hati seindah bulan hiasi dengan senyuman……..
marhaban ya ramadhan…………….
selamat menunaikan ibadah puasa mohon maaf lahir dan bathin


Hidup ini hanya sebentarlagi
bentar marah,bentar ketawa
betar berduit,bentar boke
bentar senang,bentar susah
ooo ye…bentar lagi bulan puasa
met ramadhan…mohon maaf lahir bathin

” bilangan tahun ibarat pohon:
yaitu bulan ibarat dahan2nya,hari2 laksana ranting2nya,stiap jam laksana daun2nya dan nafas laksana buahnya.
bila tahun itu digunakan untuk ibadah maka aka menjadi pohon kuat dan memiliki buah yang harum dan manis ”
Met menjalnkan ibadah PUASA mohon maaf lahir dan batin

Setiap manusia pasti memiliki kesalahan dan pernah menyakiti hati sesama,pada bulan yang suci dan berkah ini mohon segala keburukan dilupakan dan diantara kita tidak saling dendam.MOHON MAAF LAHIR BATIN.Buat semua umat muslim..

CINTA datang tanpa di duga,
KASIH SAYANG datangnya tanpa terasa,
HATI berkata tanpa dusta,
“datangnya bulan RAMADHAN adalah RAHMAT, marilah kita menyambut BULAN ini dengan CINTA dan KASIH SAYANG….”

Puasa mengambil jarak dengan dunia
agar manusia tidak jadi budaknya
karena dunia adalah permainan
bermegah-megah dengan bangunan
berbangga-bangga dengan kekayaan
semua itu dapat melalaikan.
Padahal manusia hanyalah pengembara
saat mati hartanya tak akan dibawa
hanya amal-saleh yang ikut serta
Yang ada disisi manusia akan sirna
Yang ada di sisi Allah abadi selamanya.

Aku sadar memang bukan teman yang sempurna untuk kamu.
Kesalahan dan kekhilafan. Selalu saja ada diantara kita.
Terutama aku yang sering ngerepotin kamu.
Met puasa dan Maafkan Lahir Batin.

eLu MeMaNg SoBaT gUe YaNg TeRbAiK
sAmPaI tErKaDaNg GaK kErAsA sEenAkNyA
gUe NgAtAiN lUe n NgEjEkIn Lu SeMaUnYa
MaAfiN gUe BuKaN mAksUd NgErEnDaHiN
jUsTrU kArEnA lUe AdAlAh SePeRtI
bAgIaN dArI dIrI gUe
MeT pUaSa Ya!

Apabila ada langkah yang membekas lara,…..
Apabila ada kata yang merangkai dusta,
dan ada tingkah yang pernah menoreh luka ……
dibulan ampunan ini mahon dibukakan pintu maaaf Sedalam2nya

Bila hati saling terpaut rasa cinta terjalin indah
Bila salah & Khilaf telah terjadi maka Mohon Maaf
Lahir & Batin atas kesalahan,
“Marhaban Ya Ramadhan”
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa
Semoga kita selalu diberkahi dibulan yang penuh mahrifah

Manusia tak pernah Luput dari salah dan hilap
karena manusai bukan mahkluk yang sempurna
di bulan yang suci ini mari kita bermaafan
agar tak ada dendam dan rasa dengki
marhaban ya ramadhan
mohon maaf lahir batin

Mata kadang salah melihat……..
Mulut kadang salah berucap……
Hati kadang salah menduga…….
Kaki kadang salah melangkah…..
Tangan kadang salah berbuat…..
Telinga kadang salah mendengar…..
Nah lho…!!! banyak bener yee salah ane???
Ma2pin yee……….
Marhaban Yaa Ramadhan,,,,,,,

seti2k tinta jadi noda,
seti2k salah jadi dosa
bulan penuh berkah segera tiba
mari tekun ibadah di bulan puasa
marhaban ya ramadan,sambutlah dengan senyuman


dari barbagai Sumber

30 August 2008

Posted by ShureX Posted on August 30, 2008 | No comments

Mari Berbagi Senyum

Memulai hari setelah libur banyak rekan kantor yang tersenyum, wah bahagianya, coba setiap hari orang tersenyum seperti ini pasti tidak akan ada stress kali ya. Tersenyumlah maka Kamu akan mendapatkan orang lain akan tersenyum kepada kamu, itulah nasihat yang saya dapat dari orang tua saya. Saat ini dalam kehidupan dan persaingan yang keras, saya jarang melihat orang tersenyum, semua orang dengan ekspresi muka yang kusut, penuh emosi, dan tidak bersahabat. Sedih hati saya melihat semua itu…

Susahkah kita hanya sekedar tersenyum, senyum yang tulus kepada semua orang, tetapi bukan tersenyum sendiri nanti Bisa dikira orang gila lagi. Pernahkah saya alami ketika suasana hati saya dalam kondisi yang sangat menjengkelkan, ingin marah, dan dunia terasa menghimpit hati, tiba-tiba sahabat saya dating dengan senyum-senyum sendiri… dan saya pun sedikit geli dengan ulahnya yang membuat saya mengeluarkan senyum seketika.

Sedikit efek yang ditularkan dari sahabat saya tersebut, ternyata dengan sedikit senyum yang saya keluarkan maka, pikiran yang penat, dan suasana hati yang sedang galau sedikit mencair, dan saya Bisa berfikir jernih kembali, dan suasana hati dapat berubah.

Senyuman memiliki kekuatan luar biasa. Senyuman dapat membuat kita melihat dunia lebih indah. Senyum tulus dapat mencairkan hubungan yang beku, memberi semangat pada orang yang putus asa, membuat cerah suasana muram, obat penenang jiwa yang resah.

Mahalnya sebuah senyuman, percaya…? Banyak sponsor yang berani invest untuk program komedi yang Bisa membuat kita tersenyum seperti contoh acara empat mata, dengan ikon nya tukul arwana, hanya bertujuan membuat kita tersenyum.

Ternyata senyum itu Bisa menularkan kebahagian, seperti contoh yang saya sebuatkan ternyata senyum Bisa menualrkan rasa bahagia dengan sesama kita, senyum adalah ibadah yang paling mudah yang bisa kita lakukan. senyum memang dapat membuat orang tampak ramah, menarik dan terbuka.

Tetapi dalam tersenyum janganlah senyum sinis, itu berarti anda sama dengan menabuh genderang permusuhan dengan seksama. Jujur saja saya suka dan senang melihat orang-orang tersenyum. Orang akan terlihat awet muda, cantik, menarik untuk dilihat. Tidak percaya coba anda tersenyum di balik kaca dan lihatlah wajah anda begitu menarik jikala tersenyum.

Percaya atau tidak senyum adalah bahasa universal yang dapat diterima di seluruh dunia sebagai bahasa persahabatan, semua orang akan menjadi ramah bila kita senyumi, walaupun kita datang ke suatu negara tanpa bisa berbahasa mereka, dengan memberi senyum, mereka akan membalas senyum kita.

kita akan sehat pikiran dan tubuh kita bila kita sering tersenyum, tapi sekarang ini banyak yang jarang tersenyum karena strees, banyak yang terkenya penyakit karena jarang tersenyum, terkena stress, struk dan penyakit lainya.

meski tersenyum kelihatannya seuatu yang sederhana, tapi berdampak luar biasa. Tersenyum adalah sesuatu yang dapat dilatih dengan kesadaran. Ingat, tersenyum adalah cara termudah untuk menghadiahi seseorang, tanpa biaya, memperkaya si penerima tanpa mempermiskin si pemberi. Sekilas, namun tahan lama. Senyum adalah sesuatu yang tidak berharga bagi seseorang kecuali diberikan.

Kita tidak hanya tersenyum jikala kita senang dan berhasil, cobalah kita tersenyum dikala kita susauh dan gagal. Senyum dikala susah dan gagal akan memberi warna lain dalam hidupkita dan
Jadi Kenapa kita masih susah tersenyum, karena hanya dengan senyum kita bisa membuat orang lain senang, kita jadi sehat, menambah sahabat, dan keutungan lainya. Mulailah tersenyum dengan orang terdekat anda, sahabat, teman kerja, rekan bisnis, keluarga. Dengan tersenyum Kita Akan menabung sebuah hal positif dalam rekening bank emosi kita.

"Tersenyum adalah perilaku yang sangat menyenangkan. Dalam senyuman, terpancar perasaan dan perilaku positif, keramahan, kegembiraan, kesopanan, dan rasa hormat."

“dengan sebuah senyum akan membuat dunia menjadi damai dan menyenangkan”

“Tuhan memberi manusia dengan jalannya masing-masing, hadapi semuanya dengan senyum dan hidup ini akan terasa mudah”

Maka tersenyumlah.

Dalam perenunganku, Untuk meraih kembali mimpi dan sukses dengan senyum
Cikarang 23 August 2007
Erwin Arianto


29 August 2008

Posted by ShureX Posted on August 29, 2008 | No comments

Nikmati kopinya, bukan cangkirnya

Sekelompok alumni satu universitas yang telah mapan dalam karir masing-masing berkumpul dan mendatangi professor kampus mereka yang telah tua. Percakapan segera terjadi dan mengarah pada keluhan tentang stress di pekerjaan dan kehidupan mereka.

Menawari tamu-tamunya kopi, professor pergi ke dapur dan kembali dengan porsi besar berisi kopi dan cangir berbagai jenis dari porselin, plastic, gelas kristal, gelas biasa, beberapa di antaranya gelas mahal dan beberapa lainnya sangat indah, dan mengatakan pada para mantan mahasiswanya untuk menuang sendiri kopinya.

Setelah semua mahasiswanya mendapat secangkir kopi di tangan, professor itu mengatakan: "Jika kalian perhatikan, semua cangkir yang indah dan mahal telah diambil, yang tertinggal hanyalah gelas biasa dan murah saja. Meskipun normal bagi kalian untuk mengingini hanya yang terbaik bagi diri kalian, tapi sebenarnya itulah yang menjadi sumber masalah dan stress yang kalian alami."

Pastikan bahwa cangkir itu sendiri tidak mempengaruhi kualitas kopi. Dalam banyak kasus, itu hanya lebih mahal dan dalam beberapa kasus, bahkan menyembunyikan apa yang kita minum. Apa yang kalian inginkan sebenarnya adalah kopi, bukan cangkirnya, namun kalian secara sadar mengambil cangkir terbaik dan kemudian mulai memperhatikan cangkir orang lain. Sekarang perhatikan hal ini: hati kita bagai kopi, sedangkan pekerjaan, uang dan posisi adalah cangkirnya. Sering kali karena berkonsentrasi hanya pada cangkir, kita gagal untuk menikmati kopi yang Tuhan sediakan bagi kita.

Catatan: Kehidupan yang sesungguhnya adalah hati anda. Apakah anda merasa bahagia dan damai? Apakah anda mencintai dan dicintai oleh keluarga, saudara dan teman-teman anda? Apakah anda tidak berpikir buruk tentang orang lain dan tidak gampang marah? Apakah anda sabar, murah hati, bersukacita karena kebenaran, sopan dan tidak egois?

Hanya hati anda dan Tuhan yang tahu. Namun bila anda ingin menikmati kopi dan bukan cangkirnya, hal-hal yang tidak semarak ini harus lebih mengendalikan anda ketimbang hal-hal semarak seperti pekerjaan, uang dan posisi anda!

Sumber: garis depan.


di kirim oleh : yulinda_widianti

27 August 2008

Posted by ShureX Posted on August 27, 2008 | No comments

Cinta Tanpa Syarat

"Namaku Linda & aku memiliki sebuah kisah cinta yang memberiku sebuah pelajaran tentangnya. Ini bukanlah sebuah kisah cinta hebat & mengagumkan penuh gairah seperti dalam novel-novel roman, walau begitu menurutku ini adalah kisah yang jauh lebih mengagumkan dari itu semua.

Ini adalah kisah cinta ayahku, Mohammed Huda alhabsyi & ibuku, Yasmine Ghauri. Mereka bertemu disebuah acara resepsi pernikahan & kata ayahku ia jatuh cinta pada pandangan pertama ketika ibuku masuk kedalam ruangan & saat itu ia tahu, inilah wanita yang akan menikah dengannya. Itu menjadi kenyataan & kini mereka telah menikah selama 40 tahun & memiliki tiga orang anak, aku anak tertua, telah menikah & memberikan mereka dua orang cucu.

Mereka bahagia & selama bertahun-tahun telah menjadi orang tua yang sangat baik bagi kami, mereka membimbing kami, anak-anaknya dengan penuh cinta kasih & kebijaksanaan.

Aku teringat suatu hari ketika aku masih berusia belasan tahun. Saat itu beberapa ibu-ibu tetangga kami mengajak ibuku pergi kepembukaan pasar murah yang mengobral alat-alat kebutuhan rumah tangga. Mereka mengatakan saat pembukaan adalah saat terbaik untuk berbelanja barang obral karena saat itu saat termurah dengan kualitas barang-barang terbaik.

Tapi ibuku menolaknya karena ayahku sebentar lagi pulang dari kantor. Kata ibuku,"Mama tak akan pernah meninggalkan papa sendirian".

Hal itu yang selalu dicamkan oleh ibuku kepadaku. Apapun yang terjadi, sebagai seorang wanita aku harus patuh pada suamiku & selalu menemaninya dalam keadaan apapun, baik miskin, kaya, sehat maupun sakit. Seorang wanita harus bisa menjadi teman hidup suaminya. Banyak orang tertawa mendengar hal itu menurut mereka, itu hanya janji pernikahan, omong kosong belaka. Tapi aku tak pernah memperdulikan mereka, aku percaya nasihat ibuku.

Sampai suatu hari, bertahun-tahun kemudian, kami mengalami duka, setelah ulang tahun ibuku yang ke-59, ibuku terjatuh di kamar mandi & menjadi lumpuh. Dokter mengatakan kalau saraf tulang belakang ibuku tidak berfungsi lagi, & dia harus menghabiskan sisa hidupnya di tempat tidur.

Ayahku, seorang pria yang masih sehat diusianya yang lebih tua, tapi ia tetap merawat ibuku, menyuapinya, bercerita banyak hal padanya, mengatakan padanya kalau ia mencintainya. Ayahku tak pernah meninggalkannya, selama bertahun-tahun, hampir setiap hari ayahku selalu menemaninya, ia masih suka bercanda-canda dengan ibuku. Ayahku pernah mencatkan kuku tangan ibuku, & ketika ibuku bertanya ,"untuk apa kau lakukan itu? Aku sudah sangat tua & jelek sekali".

Ayahku menjawab, "aku ingin kau tetap merasa cantik". Begitulah pekerjaan ayahku sehari-hari, ia merawat ibuku dengan penuh kelembutan & kasih sayang, para kenalan yang mengenalnya sangat hormat dengannya. Mereka sangat kagum dengan kasih sayang ayahku pada ibuku yang tak pernah pudar.

Suatu hari ibu berkata padaku sambil tersenyum,"...kau tahu, Linda. Ayahmu tak akan pernah meninggalkan aku...kau tahu kenapa?" Aku menggeleng & ibuku melanjutkan, "karena aku tak pernah meninggalkannya..."

Itulah kisah cinta ayahku, Mohammed Huda Alhabsyi & ibuku, Yasmine Ghauri, mereka memberikan kami anak-anaknya pelajaran tentang tanggung jawab, kesetiaan, rasa hormat, saling menghargai, kebersamaan, & cinta kasih. Bukan dengan kata-kata, tapi mereka memberikan contoh dari kehidupannya.


kiriman dari :
Liquid Google


Posted by ShureX Posted on August 27, 2008 | 1 comment

Ketika Laki-laki Berbohong

Seorang penjual minyak goreng keliling seperti biasa menjajakan dagangannya di tepian Sungai Citarum. "Nyak nyak minyaaak..." ,teriaknya.

Di jalanan menurun tiba-tiba gerobaknya yang penuh dengan botol minyak tergelincir ke Sungai Citarum. Plung ... lap ... tenggelam deh ceritanya....

Huuu ... huuu ... menangislah dia ... "Harus kuberi makan apa istriku nanti ... huuu...." Tiba-tiba ... seorang Malaikat yang baik hati muncul & bertanya:

"Hai,BAJURI ... kenapa gerangankah sehingga engkau menangis begitu ?"

Ternyata ... namanya BAJURI ... tahu juga ya itu Malaikat ... "Oh, Malaikat ... gerobak minyak goreng saya tergelincir ke sungai...."

"Baiklah ... aku akan ambilkan untukmu...."

Tiba-tiba Malaikat itu menghilang & muncul lagi dengan sebuah kereta kencana dari emas, penuh dengan botol dari intan ... "Inikah punyamu?" tanya Malaikat....

"Bukan ... gerobakku tidak sebagus itu ... mana mungkin penghasilan saya yang 20 juta sebulan bisa beli kereta kencana? Itu pun sudah ditambah komisi penjualan yang cuma sedikit"

Malaikat itu pun menghilang lagi & muncul dengan sebuah kereta perak dengan botol dari perunggu. "Inikah punyamu?" tanyanya lagi.

"Bukan, hai Malaikat yang baik ... Punyaku cuma dari besi biasa ... botolnya juga botol biasa ...." Lalu Malaikat itu pergi lagi ... & kali ini kembali dengan gerobak & botol Si BAJURI.

"Inikah punyamu?"

"benar ya Malaikat. Terima kasih sekali engkau telah mengambilkannya untukku".

Malaikat berkata", Engkau jujur sekali, ya BAJURI. Untuk itu sebagai hadiah ... aku berikan semua kereta & botol tadi untukmu...."

"???????? ... terima kasih ya Tuhan ... terima kasih ya Malaikat...."

Sebulan kemudian, BAJURI rafting bersama istrinya di sungai yang sama ... Naas tak dapat ditolak, malang tak bisa dihindari ... Perahu karetnya terbalik & istrinya hanyut...

"Huuu ... huuu ... istriku ... di mana engkau ....", isaknya....

Tiba-tiba Malaikat pun muncul lagi ... "Kenapa lagi engkau, ya BAJURI ?"

"Istri saya hanyut & tenggelam di sungai, hai Malaikat ..."

"Ohhh ... tenang ... aku ambilkan...."

Plash ... Malaikat itu menghilang & tiba-tiba muncul kembali sambil membawa Nafa Urbach ... yang ada tato mawar di perutnya ... "Inikah istrimu?" tanya Malaikat....

"Betul, Malaikat ... dialah istriku...."

"Haaaaaa ... BAJURI!!!" Malaikat membentak marah. "Sejak kapan kamu berani bohong? Di manakah kejujuran kamu sekarang?"

Sambil bergetar & berjongkok ... BAJURI berkata :

"Ya, Malaikat ... kalau aku jujur ... nanti engkau menghilang lagi & membawa Bella Saphira ... kalau kubilang lagi bukan ... maka engkau akan menghilang lagi & membawa lagi istriku yang sebenarnya ... Lalu ... engkau akan bilang bahwa aku jujur sekali ... & engkau akan memberikan ketiga-tiganya kepadaku... Buat membiayai hidup Nafa saja aku bingung gimana caranya ... apalagi tiga-tiganya???" Malaikat pun termangu & bengong....

"Benar juga kamu ... kamu realistis ..."


di kirim oleh : Liquid Yahoo

26 August 2008

Posted by ShureX Posted on August 26, 2008 | No comments

Jejak

Banyak orang masuk ke dalam kehidupan kita, satu demi satu datang dan pergi silih berganti. Ada yang tinggal untuk sementara waktu dan meninggalkan jejak-jejak di dalam hati kita dan tak sedikit yang membuat diri kita berubah.

Alkisah seorang tukang lentera di sebuah desa kecil, setiap petang lelaki tua ini berkeliling membawa sebuah tongkat obor penyulut lentera dan memanggul sebuah tangga kecil. Ia berjalan keliling desa menuju ke tiang lentera dan menyandarkan tangganya pada tiang lentera, naik dan menyulut sumbu dalam kotak kaca lentera itu hingga menyala lalu turun, kemudian ia panggul tangganya lagi dan berjalan menuju tiang lentera berikutnya.

Begitu seterusnya dari satu tiang ke tiang berikutnya, makin jauh lelaki tua itu berjalan dan makin jauh dari pandangan kita hingga akhirnya menghilang ditelan kegelapan malam. Namun demikian, bagi siapapun yang melihatnya akan selalu tahu kemana arah perginya pak tua itu dari lentera-lentera yang dinyalakannya.

Penghargaan tertinggi adalah menjalani kehidupan sedemikian rupa sehingga pantas mendapatkan ucapan: "Saya selalu tahu kemana arah perginya dari jejak-jejak yang ditinggalkannya."

Seperti halnya perjalanan si lelaki tua dari satu lentera ke lentera berikutnya, kemanapun kita pergi akan meninggalkan jejak. Tujuan yang jelas dan besarnya rasa tanggung jawab kita adalah jejak-jejak yang ingin diikuti oleh putera puteri kita dan dalam prosesnya akan membuat orang tua kita bangga akan jejak yang pernah mereka tinggalkan bagi kita.

Tinggalkanlah jejak yang bermakna, maka bukan saja kehidupan anda yang akan menjadi lebih baik tapi juga kehidupan mereka yang mengikutinya.


di kirim oleh : haryooooo

Posted by ShureX Posted on August 26, 2008 | No comments

Renungan 26 Agustus 2008

“Bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu”


Bacaan :
(2Tes 2:1-3a.13b-17; Mat 23:23-26)

“Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan. Hai kamu pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kamu tapiskan dari dalam minumanmu, tetapi unta yang di dalamnya kamu telan.Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan. Hai orang Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih” (Mat 23:23-26), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· “Keadilan, belas kasih dan kesetiaan” merupakan keutamaan-keutamaan yang layak dan seharusnya kita hayati dan sebarluaskan dalam kehidupan bersama kita masa kini., tentu saja keutamaan-keutamaan tersebut kita hayati dan sebarluaskan di dalam lingkungan hidup bersama di mana kita berada di dalamnya, antara lain keluarga, RT/RW, tempat kerja/kantor, dimana kita saling tergantung satu sama lain. Keadilan kiranya pertama-tama dan terutama harus dihayati oleh para pemimpin atau pengusaha, kesetiaan oleh para anggota atau buruh dan pekerja, sedangkan belas kasih oleh kita semua.

Khususnya kepada para pengusaha atau pemilik pekerjaan kami berharap untuk memberi upah atau imbal jasa yang adil kepada para buruh atau pegawai , tidak hanya sesuai dengan UMR atau UMP, melainkan sesuai dengan tuntutan hidup yang layak di lingkungan hidupnya. Upah atau imbal jasa yang tidak layak atau kurang memadai akan mengundang tindakan korupsi, jahat atau bermalas-malas dalam kerja atau mangkir dari tugas pekerjaan, dan dengan demikian usaha tidak maju, tidak tumbuh berkembang sebagaimana diharapkan. Ingatlah dan hayatilah bahwa kemajuan, pertumbuhan dan perkembangan usaha sangat tergantung dari kinerja para pegawai atau buruh. Kepada para pegawai atau buruh kami harapkan setia dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya. “Setia adalah sikap dan perilaku yang menunjukkan keterikatan dan kepedulian atas perjanjian yang telah dibuat”((Prof Dr.Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka Jakarta, 1997, hal 24).

Kesetiaan dalam bekerja tidak hanya akan menguntungkan para pengusaha atau pemilik pekerjaan, melainkan terutama dan pertama-tama bagi kita sendiri sebagai pekerja/pegawai atau buruh, karena dengan demikian kita akan tumbuh berkembang menjadi pribadi dewasa lahir maupun batin, jasmani maupun rohani. Maka kesetiaan kiranya juga selayaknya kita hayati bagi kita semua, yaitu setia dalam tugas, panggilan, pekerjaan maupun jabatan kita masing-masing. “Belas kasih” dalam bahasa Latin “misericordia” memiliki arti kasihan, belas-kasihan, kerahiman, kerelaan, kemurahan, kedermawanan. Marilah kita hayati dan sebarluaskan keutamaan-keutamaan ini.

· “Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu. Tetapi hindarilah omongan yang kosong dan yang tak suci yang hanya menambah kefasikan”(2 Tes 2:15-16), demikian nasihat atau pesan Paulus kepada umat di Tesalonika, kepada kita semua, orang beriman. Marilah kita ‘tidak usah malu berterus terang memberitakan perkataan kebenaran’ atau bertindak benar atau melakukan kebaikan di manapun dan kapanpun, sebaliknya hendaknya malu jika kita berbuat yang tidak benar, omong kosong dan yang tak suci dalam hidup sehari-hari.

Percaya dan imanilah bahwa kita kita saling berkata jujur dan benar serta baik, maka hidup sejahtera, damai dan bahagia bersama yang kita dambakan atau cita-citakan akan menjadi nyata atau terwujud di dunia ini. “Hindarilah omongan kosong dan yang tak suci”, lebih-lebih bagi para orangtua, pendidik maupun pemimpin atau tokoh hidup bersama, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Khususnya di masa kampanye pemiliihan umum 2009 maupun pilkada di daerah-daerah, hendaknya tidak omong kosong, sebagaimana pernah terjadi pada pemilu awal Reformasi: dikatakan dan diundangkan bahwa 20% APBN entah pusat maupun daerah untuk pendidikan, namun sampai kini tinggal dalam impian alias omong kosong belaka, sehingga mengecewakan rakyat.

Sewaktu berkampanye berteriak-teriak ingin memperjuangkan kepentingan rakyat, tetapi setelah terpilih, entah menjadi anggota DPR/DPRD, kepala daerah atau presiden, lupa pada rakyat, tidak bersama rakyat, melainkan berkolusi dengan para pengusaha atau bisnis untuk korupsi demi keuntungan diri sendiri. Sekali lagi “usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah’, layak di hadapan Allah berarti juga layak di hadapan rakyat.


“Katakanlah di antara bangsa-bangsa: "TUHAN itu Raja! Sungguh tegak dunia, tidak goyang. Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran." Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorak, biarlah gemuruh laut serta isinya, biarlah beria-ria padang dan segala yang di atasnya, maka segala pohon di hutan bersorak-sorai di hadapan TUHAN, sebab Ia datang, sebab Ia datang untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan bangsa-bangsa dengan kesetiaan-Nya.”(Mzm 96:10-13)

Jakarta, 26 Agustus 2008



Sumber : Romo Maryo

25 August 2008

Posted by ShureX Posted on August 25, 2008 | No comments

Pemuda yang banyak bicara

Seorang pemuda yang sedang jatuh cinta berusaha selama berbulan-bulan untuk mengambil hati pujaannya, namun gagal. Ia merasa sakit hati karena ditolak. Namun pada akhirnya si jantung hati menyerah. "Datanglah di tempat anu pada jam anu", katanya.

Pada waktu dan di tempat anu tersebut, akhirnya si pemuda sungguh jadi duduk bersanding dengan jantung hatinya. Lalu ia merogoh saku dan mengeluarkan seberkas surat-surat cinta, yang telah ia tulis selama berbulan-bulan, sejak ia mengenal si jantung hati. Surat-surat itu penuh kata-kata asmara, mengungkapkan kerinduanhatinya dan hasratnya yang membara untuk mengalami kebahagiaan karena dipersatukan dalam cinta. Ia mulai membacakan semua surat itu untuk jantung hatinya. Berjam-jam telah lewat, namun ia masih juga terus membaca.

Akhirnya si jantung hati berkata : "Betapa bodoh kau! Semua suratmu hanya tentang aku dan rindumu padaku. Sekarang aku di sini, bahkan duduk di sampingmu. Dan Kamu masih juga membacakan surat-suratmu yang membosankan itu!"

---"Inilah Aku, duduk di sampingmu", sabda Tuhan kepada penyembahnya, "dan engkau masih juga berpikir-pikir tentang Aku di dalam benakmu, berbicara tentang Aku dengan mulutmu, dan membaca tentang Aku dalam buku-bukumu. Kapankah engkau akan diam dan mulai menghayati kehadiranKu?"---

(A. de Mello SJ)


di kirim oleh : yulinda_widianti

24 August 2008

Posted by ShureX Posted on August 24, 2008 | No comments

ISTANA KIYARANA

Cerpen Miranda Putri

Aku masih camar putih jika suatu ketika kau tanyakan lagi padaku. Mungkin tak elok seperti tiga belas tahun lalu saat pertama kali aku mulai pandai terbang tinggi. Bernyanyi mengitari bukit-bukit kecil Sewidari di sekitar pegunungan Bidadari, menanti hangatnya mentari pagi, dan turun rendah menjelang senja hari. Memang, kini aku tak seputih gading sepert dulu sering kau panggil aku. Dan tak seputih bulu angsa yang berkilau terbias cahaya matahari.

"Aku iri padanya."

"Kenapa?" Kiyarana tetap memandang anak laki-laki yang tidur di dekat kakinya.

"Sebab, kau sangat menyayanginya. Aku ingin kau menyayangiku selembut itu."

Kiya tersenyum kecil. Ia terus membelai lembut anak itu. Matanya telah
terpejam. Wimar menatap Kiya.

"Mereka sangat membutuhkan."

"Aku juga!"

"Aku bukan Kiyarana yang kau kenal dulu."

Kiya membetulkan posisi tidur anak itu. Ia bangkit menutup gorden jendela yang masih terbuka.
"Aku tahu dan aku ingin merajutnya kembali."

"Ah, Wim, kau tak paham."

Bukankah kau tahu, sayapku telah patah. Namun, dalam luruh, aku tetap camar putih. Yang terbang meski dengan kepak yang tak tegak lagi, menembus mega. Di atas lautan terbentang, di bawah kaki langit menjulang. Terus terbang di luasnya cakrawala yang ketika tersentuh senja akan bersenggama melahirkan lembayung jingga mengilau perak.

Dan, terus terbang bersama desau angin membisikkan kidung harap yang sapuan lembutnya membalut luka camar yang mengepak letih, sebab sayap-sayap retak bertambal sulam rindu dan asa itu telah purba dan semakin hari semakin terkikis.

Matahari telah jatuh ke sebelah barat bumi. Wim meninggalkan kantor. Kepenatan menjejali kepalanya. Ia meluncur ke Panti Kasih Bunda. Yang dibutuhkannya saat ini adalah bersama Kiyarana. Entahlah, menatap matanya Wim merasakan keteduhan. Kiya memandang sebentar kehadiran Wimar. Lalu meneruskan kembali rajutannya. Di tangannya sebuah mantel anak-anak sudah hampir jadi.

"Buat Alif. Bagaimana menurutmu?" Kiya memperlihatkan hasil karyanya pada Wim.

"Wajahmu pucat Kiya."

"Setiap hari aku memang seperti ini."

"Tapi kamu juga harus menjaga kondisimu. Istirahatlah kalau anak-anak tak mengganggumu. Kamu masih terus kontrol, kan, Kiy?"

Kiya terus merajut. Semua persoalan sama saja buatnya kini. "Dokter bilang aku baik-baik saja."

"Ya, Asal kau banyak istirahat, percayalah kau pasti sembuh, Kiya."

Wim memberi semangat. Kiya menggulung benang wolnya. Operasi pengangkatan sel kanker di dinding rahimnya tiga bulan lalu memang sedikit memperpanjang usianya.

"Kenapa kita tidak menikah?"

Kiya menarik napas dalam, menatap pada bola hitam sederhana itu. "Untuk apa. Tak perlu menambah persoalan. Biarlah keadaan seperti ini tetap menjadi milikku."

"Setidaknya beri aku kesempatan untuk menebus kesalahanku. Andai saja aku...."

"Sssstt!" Kiya meletakkan jarinya di bibir Wimar dan membiarkan Wim meraih jemari itu. Saat dikecup, Kiya rasakan betapa ketulusan kasih itu membawa Wimar ke telaga tandusnya.

Semua sudah berlalu, tak ada yang harus disesali. Ini bukan salahmu. Aku juga bukan pahlawan, Wim, meski aku korbankan seluruh hidupku untuk menyelamatkan jeratan hukum yang akan menimpa papaku. Sejak kuputuskan menerima persyaratan pembebasan papaku dengan Mr Kayo Tsutziko, pengusaha export-import dan jasa kredit yang menjerat leher dari Jepang itu, aku memilih untuk pergi darimu. Semua tentangmu.

Hanya papakku yang masih kumiliki, setelah kecelakaan pesawat 18 tahun lalu telah merenggut mamaku. Kasih sayang, hidup melimpah dan kebahagiaan yang tercurah untukku selama ini, apakah tak cukup alasan bagiku untuk sedikit saja berkorban, agar laki-laki yang telah senja itu tak menghabiskan sisa hidupnya dalam sel tahanan yang sangat tak layak bahkan untuk seekor lalatpun.

Manusia seringkali tidak adil. Aku memberikan utuh diriku sebagai seorang istri meski aku tak mencintai Kayo. Tapi bagi Kayo itu tak sebanding dengan uang yang ia keluarkan. Meski papa selamat, tapi ia sangat menderita. Sebab meski rapat aku menutupi, papa tahu betul aku tak bahagia dan diperlakukan tak baik oleh Kayo. Papa sakit-sakitan dan meninggal dunia dua tahun kemudian di rumah kontrakannya.

Sebenarnya hargaku bukanlah 10 miliar, jika Kayo beranggapan bisa menguasaiku setelah ia menikahiku sebab kami tak sanggup melunasi hutang-hutang itu. Sampai kapanpun angka takkan mampu bersejajar dengan harga diri. Tapi Kayo tak punya nurani itu, Wim. Bahkan hargaku lebih rendah dari wanita-wanita di rumah bordil berkelas international, yang menjadi korban sindikat penjualan perempuan, salah satu bisnis gelapnya yang berpusat di Jepang, juga selain money laundry di beberapa akses banknya.

"Kenapa nggak dimakan, Alif?" Titis mendekati Alif, anak asuh paling kecil di antara yang lain. Ia cuma menggeleng-geleng.

"Alif mau sama mbak." Suara kecilnya manja. Alif dekat sekali dengan Kiya. "Kenapa, Sayang?"

Kiya sudah berdiri di pintu. Menghampiri Alif, langkahnya pelan. Wajahnya sayu, rautnya menyimpan penderitaan terdalam sepanjang hidupnya. Rambutnya menipis sebab efek terapi yang harus dijalaninya. Malam ini tubuhnya lemas bukan main. Tapi seperti seorang ibu ia dapat merasakan kegelisahan anaknya.

Kiya juga menemani anak-anak belajar. Alif hanya mencoret-coret kertas dengan krayon. Sesekali ia tunjukkan pada Kiya hasil coretannya. Kiya tersenyum. Ia merasakan nyeri pada perutnya. Nyeri yang kerap datang. Ia paham kanker ganas yang menyerang dinding rahimnya, diperkirakannya sudah mulai masuk stadium empat.

Seharian ini Kiya tak keluar kamar. Setelah meminum obat, Kiya merebahkan tubuhnya yang sudah setipis itu di atas kasur. Matanya yang telah pudar sinar dan berkantung hitam, nanar menatap langit-langit kamar. Napasnya berat menahan sakit luar biasa di bawah perutnya. Matanya terpejam. Kiya mengejang. Butiran bening itu mengalir di sudut mata cekungnya. "Kuatkan aku, Tuhan!"

Seperti Engkau beri aku kekuatan untuk melalui hari-hari selama sepuluh tahun ini. Sejak menjadi istri Kayo, yang aku rasakan hanya kekerasan dan penghinaan. Kiya meraba bekas penganiayaan yang dilakukan Kayo terhadapnya, yang ternyata seorang Masomasochis. Bekas yang menjadi saksi betapa penderitaan hanya seperti mainan dalam perjalanan hidupnya. Setelah puas memeras seluruh keindahan Kiyarana, Kayo melemparnya masuk kelembah pelacuran. Kiya masuk dan tak dapat melarikan diri. Semua di bawah pengawasan kaki tangan Kayo yang kerap menjarah tubuhnya juga. Semua akses dan rekening atas namanya ditutup, sebab segala keperluannya sudah disediakan.

Kiya bertemu dengan cukong dari Malaysia, Mr Marwan, seorang pengusaha textil dan garmen terbesar, pemilik perkebunan kelapa sawit di atas tanah 5000 hektar dan salah satu pemegang saham terkuat pada perusahaan properti dan real estate di Singapure, Filiphina dan Taiwan.

Ketika ke Jepang, Marwan mem-booking-nya selama satu minggu, sebab merasa sangat cocok. Sejak itu setiap kali ke Jepang, Mr Marwan selalu minta ditemani Kiya, bahkan seringkali sampai beberapa bulan Kiya dibawa keliling negara. Kayo tak membiarkan kesempatan ini. Ia memasang tarif lima kali lipat untuk Kiya, juga untuk melicinkan bisnis kerja samanya. Seingatnya, sepanjang perjalanan menjadi wanita penghibur selama bertahun-tahun, baru Marwanlah yang memperlakukan Kiya layaknya seorang wanita. Tapi, Kayo licik. Sehingga, mau tak mau Marwan menjual sebagian saham terbesarnya di Singapure untuk membeli Kiya dan membawanya pergi dari Jepang.

Kiya tak tahu apakah jatuh ketangan Marwan jauh lebih baik. Bagi Kiya yang terpenting dalam hidupnya kini adalah lepas dari Kayo. Ia tinggal di istana yang dibeli Marwan atas namanya dan deposito dalam jumlah besar untuk kebutuhan hidupnya. Kiya tahu meski Marwan sangat menyayanginya, ia bukan satu-satunya wanita dalam hidupnya.

Kiya menjadi seorang nyonya. Tapi, selama tiga tahun tinggal di Malaysia, Kiya tak pernah lagi menemani Marwan dalam perjalanan bisnisnya keliling dunia. Namun, bagi Kiya tinggal di rumah jauh lebih menyenangkan hatinya. Hanya saja semakin hari Kiya semakin kesepian. Sampai suatu saat Kiya jatuh sakit. Menyadari sakitnya sangat serius, Kiya memohon pada Marwan untuk membawanya kembali ke Indonesia.

"Kalau sampai di ujung waktu, aku ingin berada di negeriku, bersama anak-anak."
Kiya tak menginginkan istana itu. Ia kembalikan lagi pada Marwan. Saat ini Kiya hanya ingin tinggal dalam istana hatinya menghabiskan sisa hidupnya. Marwan hanya bisa memaksa deposito itu tetap atas nama Kiya untuk bekal hidup dan berobat. Marwan tak mengerti, Kiya tetap memilih untuk tinggal bersama anak-anak di panti asuhan.

Marwan sering mengunjungi Kiya. Membujuknya untuk mau berobat ke luar negri. Tapi, Kiya selalu menolak. Dan setahun belakangan ini, Marwan tak memberi kabar lagi. Kiya tak berusaha menghubungi. Biarlah, pikir Kiya, sudah begitu banyak pengorbanan yang Marwan berikan padanya.

Setelah sekian lama, saat kau datang ke panti ini, aku melihatmu masih seperti dulu, Wim. Biarkan saja, mungkin pertemuan kita hanya sesingkat ini dan cerita kita hanya sepenggal ini. Tapi, jadikan segala yang singkat ini lebih berarti.

Maka, jangan tanyakan lagi kenapa luka menganga dan jangan tanya sebab camar teteskan darah dan air mata. Tanyakan saja tentang bagaimana kepaknya melintasi badai.

Jika hidup jauh lebih berarti, untuk apa memilih mati yang sia-sia. Tapi, Wim sayangku, beriring dengan waktu memacu, semakin aku pahami bahwa kematian juga pada akhirnya adalah sebuah pilihan. Dan setiap pilihan pasti dengan penuh pertimbangan. Tapi, satu hal yang pasti kematian bukankanlah kehancuran.

Lalu ada apa dengan kematian? Kematian cuma jalan singkat melewati batas untuk menuju kehidupan lain yang lebih abadi. Mengapa takut pada keindahan yang belum pernah kita rasakan? Kita hanya perlu sedikit keberanian untuk melewati lintas batas itu.

Dan, aku tak ingin mati sia-sia. Tapi, ternyata itulah pilihanku, karena dapat aku rasakan kematian akan menyentuhku. Takdir menyapaku lagi dengan alur lain yang tak dapat kuhindari. Namun, bolehkah kutanyakan sesuatu, meski jawaban sudah tak penting lagi buatku. Jika masih, di sudut manakah aku ada di hatimu?

Kiya tak menangis, tubuhnya tak bergerak. Rasa sakit menghilangkan kesadarannya. Di dunia komanya kini ia tahu, tak sampai fajar tiba esok, ia akan benar-benar pergi. Meninggalkan tubuh rapuh yang tergeletak kaku.
Jakarta, 12 Maret 2005

Thanks & Regards,
Mulhammah


23 August 2008

Posted by ShureX Posted on August 23, 2008 | No comments

Mimpi-mimpi

Seperti seorang anak kecil yang menangisi mainannya yang rusak dan membawanya kepada bapanya minta diperbaiki, demikianlah aku membawa mimpi-mimpiku yang tak tercapai kepada Tuhan mengadu, menangisi, minta hidupku di perbaiki.

Tuhan mengambil semua mimpi-mimpiku dan mulai bekerja, aku memperhatikan dan sesekali 'membantu', bukan begitu kataku, "begini lho, yang aku mau,...; bukan kekanan, aku maunya ke kiri; jangan kesana, kesebelah sini,." begitulah aku 'membantu' supaya mimpi-mimpiku lebih cepat selesai dikerjakan.

Lamaaa aku menunggu dan mulai kesal dan bosan menunggu, akhirnya tak tahan lagi aku memberanikan diri bertanya,... "Tuhan, koq lamaa sekali, kapan mimpi-mimpiku bisa tercapai,....?"

Tuhan tersenyum sabar kataNYA, "anakku, kalau kau selalu memintaKU mengikuti kemauanmu, ya.. mimpi-mimpimu tidak selesai-selesai tapi jika kau mengikuti KehendakKU, kau tak membutuhkan lagi semua mimpi-mimpi,...."


di kirim oleh : joycesoeyanto

Posted by ShureX Posted on August 23, 2008 | No comments

Bagai Bunga tak Harum

Bagaikan bunga yang indah, tetapi tak berbau harum, begitulah kata-kata indah tak akan berbuah bagi orang yang tak melakukannya.


di kirim oleh : shane sunpei
Posted by ShureX Posted on August 23, 2008 | No comments

Renungan 23 Agustus 2008

“Turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu”


Bacaan :
Yeh 43:1-7a;
Mat 23:1-12

“Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: "Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya.

Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang; mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi. Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara.

Dan janganlah kamu menyebut siapa pun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga. Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.”(Mat 23:1-12), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Keunggulan sebagai murid-murid Yesus Kristus atau orang beriman adalah dalam penghayatan atau pelaksanaan, bukan dalam wacana atau omongan. Jika kita lihat dan cermati dalam hidup bersama pada saat ini, entah dalam hidup bermasyarakat, berbangsa atau bernegara kiranya telah begitu banyak peraturan yang diundangkan atau diberlakukan, namun minim sekali penghayatannya kalau tidak boleh dikatakan sama sekali tidak ada penghayatan. Maka marilah kita renungkan dan hayati sabda Yesus :”Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu,tetapi janganlah kamu turuti perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya”.

Menghayati sabda Yesus ini kiranya kita harus bermental atau berjiwa hamba atau pelayan, yang rendah hati dan senantiasa melaksanakan apa yang diperintahkan oleh tuan-tuannya, sebagaimana juga telah dihayati oleh Yesus yang “datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."(Mat 20:28). Menjadi penghayat atau pelaksana aneka aturan atau hukum hemat saya merupakan bentuk utama dan pertama cara merasul (‘berdakwah’) alias menyebaluaskan ajaran-ajaran yang baik dan benar; dan pada masa kini sungguh up to date serta mendesak, mengingat dengan seenaknya orang melanggar aturan, sebagaimana nampak di jalan-jalan yang dilakukan oleh para pengendara sepeda motor maupun mobil. Memang agar penghayatan atau pelaksanaan aneka aturan dan hukum dapat tersebar luas kiranya perlu teladan dari para orangtua, guru, pemimpin atau atasan dalam hidup bersama dimanapun dan kapanpun. Krisis keteladanan merupakan krisis yang sungguh memprihatinkan

· "Hai anak manusia, inilah tempat takhta-Ku dan inilah tempat tapak kaki-Ku; di sinilah Aku akan diam di tengah-tengah orang .. untuk selama-lamanya”(Yeh 43:7), demikian firman Tuhan kepada nabi Yeheskiel, kepada kita semua. Bait suci atau tempat ibadah atau ziarah diimani sebagai tempat suci, dimana Tuhan bertakhta. Kiranya yang menjadi ‘bait suci’ bukan hanya gedung atau bangunan saja, tetapi juga semua ciptaanNya, lebih-lebih atau terutama manusia, yang diciptakan sesuai dengan gambar atau citraNya. Maka marilah kita saling berbakti dan melayani karena masing-masing dari kita adalah ‘bait suci’, tempat Allah hidup dan berkarya.

Untuk itu marilah kita lihat dan imani apa yang baik, luhur, mulia dan indah dalam diri sesama atau saudara-saudari kita daripada melihat yang jahat, amburadul atau jorok, karena kami percaya bahwa dalam diri kita masing-masing lebih kuat karya Roh Kudus atau roh baik daripada Setan atau roh jahat, yang nampak dalam aneka macam kehendak baik. Maka hendaknya kita saling berbagi atau sharing kehendak kita kepada orang lain dan kemudian kita sinerjikan menjadi kehendak baik bersama serta kita hayati bersama-sama, dalam gotong-royong.

Sebagaimana dikatakan dalam ‘filsafat sapu lidi’: lidi berada sendirian akan menjadi sampah dan dibuang, sedangkan banyak diikat menjadi satu berarti menjadi sapu yang fungsional untuk kebersihan dan keindahan. “Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh”, demikian kata sebuah pepatah. Hendaknya kebersamaan atau kesatuan yang teguh dan fungsional untuk keselamatan ini pertama-tama dan terutama dihayati dan dilaksanakan di dalam keluarga-keluarga atau komunitas-komunitas.


“Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan bercium-ciuman. Kesetiaan akan tumbuh dari bumi, dan keadilan akan menjenguk dari langit. Bahkan TUHAN akan memberikan kebaikan, dan negeri kita akan memberi hasilnya.Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya, dan akan membuat jejak kaki-Nya menjadi jalan”(Mzm 85:11-14).

Jakarta, 23 Agustus 2008



Sumber : Romo Maryo

21 August 2008

Posted by ShureX Posted on August 21, 2008 | No comments

TENUNAN

Seorang anak duduk dikaki ibunya, Ia memandang keatas dan bertanya "apakah yang sedang kau lakukan bu..?"

Ibunya menjawab "'aku sedang membuat tenunan nak,.."

Anak itu heran, dari kaki ibunya ia memandang keatas dan yang nampak hanya benang-benang hitam kusut tak beraturan. ibunya tersenyum dan berkata "tunggulah nak, jika ini sudah selesai kau akan duduk dipangkuanku dan melihat betapa indahnya tenunan ini"

Anak itupun menunggu dan menunggu, lamaaa sekali rasanya sampai ibunya memanggilnya, "kemarilah anakku, duduklah di pangkuan ibu"

Anak itupun berlari ke pangkuan ibunya dan wow, ia takjub betapa indahnya tenunan ibunya
sebuah pemandangan yang indah, ada sungai, gunung, matahari bersinar, pohon-pohon, bunga-bunga berwarna-warni, ada kupu-kupu dan lain lain; tak bosan-bosannya ia memandangi
keindahan tenunan itu.

Sang anak sekarang sudah dewasa, ia duduk dikaki gunung menangisi hidupnya, ia merasa hidupnya kacau tak karuan. Ia memandang keatas dan berkata "Tuhan, betapa kacau hidupku ini, mengapa pertolonganMU tak kunjung tiba...?"

Sebuah suara menjawab "tunggulah nak, satu saat nanti kau akan duduk dipangkuanKU dan kau akan melihat sebenarnya betapa indahnya hidupmu itu,......"


di kirim oleh : joycesoeyanto

20 August 2008

Posted by ShureX Posted on August 20, 2008 | No comments

CERMIN

Seekor kera mencari makanan, ia masuk kesebuah rumah di tepi hutan. Ia mengintai dari jendela dilihatnya ada sekeranjang buah di dalam rumah, ia pun segera masuk berjalan kearah keranjang buah dan melewati sebuah cermin ia menoleh kearah cermin dan terkejut, wah... ada seekor kera lain disitu, pikirnya "jangan-jangan kera lain itu mau merebut makanannya?"

ia marah, menyeringai memperlihatkan gigi-gigi runcingnya tapi kera lain itupun marah nampaknya juga menyeringai dan gigi2nya juga tak kalah runcingnya; kera ini menjadi takut dan segera berlari keluar.

Tak lama kamudian seekor kera kecil mendatangi rumah yang sama, ia juga masuk lewat jendela, karena melihat ada sekeranjang buah-buahan di dalam rumah, ia juga melewati cermin yang sama tapi kera kecil ini tersenyum ia berpikir "eh, ada teman rupanya bolehlah, kita bersama-sama menikmati buah-bauhan ini" maka ia pun mengajak 'temannya' itu mengambil buah.

Begitulah hidup kalau kita curiga, marah hidup akan penuh kecurigaan, kemarahan, dan kita tidak mendapat apa-apa kecuali curiga, marah, takut setiap saat; Tapi jika kita berlaku ramah, mau berbagi, maka hidup akan terasa indah dan menyenangkan.


di kirim oleh : joycesoeyanto


Posted by ShureX Posted on August 20, 2008 | No comments

GEMA

Seorang anak berjalan jalan bersama ayahnya di pegunungan. Mereka menikmati pemandangan yang indah dan udara yang sejuk.

Tiba-tiba sang anak tergelincir jatuh dan berteriak, "aaaahhhhhh....!!!!"

Anak itu terkejut karena tiba2 sebuah suara dari pegunungan juga berteriak, "aaaaaaahhhhh........!!!!!!!"

Penasaran sang anak berteriak lagi "siapa kamu ???"

Suara dari pegunungan itu pun mengikuti "siapaaa kamuuu...????"

Sang anak kesal dan berteriak "kalau berani, jangan sembunyi, keluar!!!!!!!"

Suara itu kembali menjawab "kalau berani, jangan sembunyi, Keluar!!!!!!!!"

Sang anak menjadi kesal dan marah, ia menghampiri ayahnya dan mengajak pulang saja.

Ayahnya tersenyum dan berkata, "lihatlah nak", lalu sang ayah berseru kearah pegunungan, "aku mencintaimu"

Suara itu menjawab "akuuu mencintaimuuuu"

Sang anak ter heran-heran, menatap ayah nya meminta penjelasan.

Ayahnya berkata " anakku, orang-orang menyebut ini adalah GEMA, tetapi sebenarnya ini adalah HIDUP. ya hidup memantulkan kembali setiap ucapan ataupun perbuatanmu jika engkau menginginkan cinta berikanlah banyak cinta dari hatimu. Hidupmu adalah pantulan dirimu."


di kirim oleh : joycesoeyanto


19 August 2008

Posted by ShureX Posted on August 19, 2008 | No comments

Renungan 20 Agustus 2008

“Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu”


Bacaan :
  • Yeh 34:1-11;
  • Mat 20:1-16a
"Adapun hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya. Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya… Ketika hari malam tuan itu berkata kepada mandurnya: Panggillah pekerja-pekerja itu dan bayarkan upah mereka, mulai dengan mereka yang masuk terakhir hingga mereka yang masuk terdahulu.

Maka datanglah mereka yang mulai bekerja kira-kira pukul lima dan mereka menerima masing-masing satu dinar. Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu, sangkanya akan mendapat lebih banyak, tetapi mereka pun menerima masing-masing satu dinar juga. Ketika mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu, katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari.

Tetapi tuan itu menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu. Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati? Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu”(Mat 20:1-2.8-16a), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta St.Bernardus, Abas dan Pujangga Gereja, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Iri hati kiranya merupakan penyakit yang sangat membahayakan. Mengapa? Orang pandai dan kaya, merasa diri penting namun dalam kenyataan tidak memiliki peran atau kedudukan dalam hidup bersama, entah hidup bermasyarakat, berbangsa, bernegara atau beragama, ketika ia iri hati maka lalu melakukan aneka gerakan atau sabotase yang mengganggu hidup bersama. Orang kecil, miskin atau anak-anak iri hati ada kemungkinan menjadi ‘ngambek atau ndableg’ atau mogok untuk melakukan pekerjaan atau tugasnya. Sebaliknya orang rendah hati akan siap sedia dengan jiwa besar dan hati rela berkorban untuk melakukan apapun atau diberi tugas apapun.

Iri hati memang erat kaitannya dengan kesombongan, kebalikan dari rendah hati. Maka, menanggapi sabda Yesus “Orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu”, marilah mawas diri perihal keutamaan kerendahan hati, meneladan Yesus yang rendah hati, “yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib”(Fil 2:6-8). Mengosongkan diri antara lain berarti tidak mempertahankan keinginan, minat, harapan atau cita-cita sendiri, melainkan senantiasa membuka diri dan siap sedia menerima dan melakukan segala kemungkinan yang lebih baik serta menyelamatkan jiwa. Itulah kiranya apa yang dilakukan atau dihayati oleh St.Bernardus, sehingga ia kaya akan pengalaman rohani yang sangat berguna bagi sesamanya. Kekayaan rohani atau menjadi orang baik kiranya lebih penting daripada kekayaan ilmu pengetahuan atau harta benda, pandai atau kaya.

·
“Aku sendiri akan menjadi lawan gembala-gembala itu dan Aku akan menuntut kembali domba-domba-Ku dari mereka dan akan memberhentikan mereka menggembalakan domba-domba-Ku. Gembala-gembala itu tidak akan terus lagi menggembalakan dirinya sendiri; Aku akan melepaskan domba-domba-Ku dari mulut mereka, sehingga tidak terus lagi menjadi makanannya. Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH: Dengan sesungguhnya Aku sendiri akan memperhatikan domba-domba-Ku dan akan mencarinya.”(Yeh 34:10-11)
Kutipan ini kiranya baik direnungkan oleh siapapun yang merasa diri menjadi ‘gembala’ atau pemimpin. St.Bernardus dalam perjalanan hidupnya juga mengingatkan para gembala, baik paus maupun uskup, antara lain agar tidak menggembalakan diri sendiri atau menurut selera pribadi, melainkan meneladan Gembala Sejati, Yesus, yang rendah hati.

Para pemimpin di tingkat atau bidang pelayanan apapun dan dimanapun hendaknya memfungsikan atau menghayati kemimpinannya dengan rendah hati alias kepemimpinan partisipatif, yang mendengarkan serta menanggapi apa yang disuarakan oleh yang dipimpin melalui berbagai cara dan gaya. Dalam hal ini saya terkesan dengan apa yang dilakukan oleh Bapa Suci, Paus Yohanes Paulus II, dalam kunjungan pastoral ke berbagai Negara, antara lain Indonesia. Yang Mulia menyampaikan kotbah bagus dalam Perayaan Ekaristi bersama umat Allah yang dikunjungi. Harap tahu bahwa kotbah tersebut ,sebagian besar atau tidak boleh dikatakan seluruhnya, disiapkan dan dibuat oleh mereka yang akan dikunjungi, tentu saja oleh beberapa orang yang kenal betul dengan umat, wilayah pemerintahan yang akan dikunjungi. Bukankah hal ini merupakan slah satu bentuk kerendahan hati seorang gembala/pemimpin, yang mendengarkan domba-domba/yang dipimpin?

“TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.”(Mzm 23:1-4)


Jakarta, 20 Agustus 2008



Sumber : Romo Maryo

This is the rest of the post

18 August 2008

Posted by ShureX Posted on August 18, 2008 | No comments

ANTARA SUKA, CINTA DAN SAYANG

BEDA ANTARA SUKA, CINTA DAN SAYANG

Dihadapan orang yang kau cintai,
musim dingin berubah menjadi musim semi yang indah

Dihadapan orang yang kau sukai,
musim dingin tetap saja musim dingin hanya
suasananya lebih indah sedikit

Dihadapan orang yang kau cintai,
jantungmu tiba tiba berdebar lebih cepat

Dihadapan orang yang kau sukai,
kau hanya merasa senang dan gembira saja

Apabila engkau melihat kepada mata orang yang
kau cintai, matamu berkaca-kaca

Apabila engkau melihat kepada mata orang yang
kau sukai, engkau hanya tersenyum saja

Dihadapan orang yang kau cintai,
kata kata yang keluar berasal dari perasaan yang
terdalam

Dihadapan orang yang kau sukai,
kata kata hanya keluar dari pikiran saja

Jika orang yang kau cintai menangis,
;engkaupun akan ikut menangis disisinya

Jika orang yang kau sukai menangis,
engkau hanya menghibur saja

Perasaan cinta itu dimulai dari mata, sedangkan
rasa suka dimulai dari telinga
Jadi jika kau mau berhenti menyukai seseorang,
cukup dengan menutup telinga.

Tapi apabila kau mencoba menutup matamu dari
orang yang kau cintai, cinta itu berubah menjadi
tetesan air mata dan terus tinggal dihatimu dalam
jarak waktu yang cukup lama.

"Tetapi selain rasa suka dan rasa cinta... ada
perasaan yang lebih mendalam.
Yaitu rasa sayang.... rasa yang tidak hilang
secepat rasa cinta. Rasa yang tidak mudah berubah.

Perasaan yang dapat membuat mu berkorban untuk orang
yang kamu sayangi.
Mau menderita demi kebahagiaan orang yang kamu
sayangi.

Cinta ingin memiliki. Tetapi Sayang hanya ingin
melihat orang yang disayanginya bahagia..
walaupun harus kehilangan."


di kirim oleh : Gundolo Sosro
Posted by ShureX Posted on August 18, 2008 | No comments

Kebahagiaan

PERNAH sekali Mpu Peniti membisiki, semua sumber ketidak-bahagiaan adalah pengetahuan. Artinya semakin besar dan dalam pengetahuan, semakin kita tidak berbahagia. Saya tentu saja tidak setuju dengan nasihat seperti itu. Karena seolah-olah mengajak untuk cuek, masa bodoh, dan tidak mau belajar. Bagi saya ini nasihat yang ngawur. Sampai dua minggu yang lalu, saya disadarkan petuah itu oleh sebuah peristiwa.

Teman saya di Hong Kong, baru saja kehilangan ayahnya. Ketika diberitahu kabar itu, saya langsung mengirim email, dan memberikan ucapan belasungkawa. Teman saya membalas. Isinya cukup mengejutkan. Ia bercerita bahwa ayahnya sudah sangat tua. Sudah 90 tahun lebih. Sering sakit. Jadi kepergiannya justru melegakan. Karena dalam 20 tahun terakhir ini, ayahnya banyak menghabiskan biaya pengobatan, dan sangat menyusahkan anak-anak.

Jawaban itu tentu saja membuat saya merenung. Hati saya kacau sekali dibuatnya. Terlebih ketika seorang kawan yang lain juga mengalami hal yang sama. Ia juga baru saja kehilangan ayah. Prosesnya beda. Ketika pagi hari ia ingin membangunkan ayahnya, ia kaget setengah mati. Ayahnya meninggal dalam tidur. Wajahnya tersenyum. Menurut dokter, ayahnya meninggal karena serangan jantung. Ayahnya memang tidak pernah mau periksa ke dokter.

Lain dengan teman saya yang di Hong Kong. Ayahnya sangat teliti. Ketika memasuki usia 70 tahun, sebuah pemeriksaan yang teliti menunjukkan sejumlah komplikasi dan kelainan. Ia lalu menjalani hidup serba hati-hati. Ia memang berhasil hidup hingga 90 tahun lebih, tapi dengan membuat anak-anaknya cukup repot.

Kedua cerita di atas mungkin sangat ekstrem. Dan bukan contoh yang bijaksana. Tapi kenyataan hidup yang sebenarnya memang begitu.

Mentor bisnis saya, almarhum Bapak MS Kurnia, juga pernah menasihati hal yang mirip. Ia mengatakan, bahwa dalam mengelola perusahaan kadang ada saatnya harus belajar untuk tidak tahu, tidak peduli, cuek, dan masa bodoh. Karena semakin ingin tahu, kadang semakin banyak masalah yang justru kita temukan. Kita akan menjadi semakin
kuatir. Hidup akan semakin stres. Akhirnya kita hanya akan dihadang dengan sejumlah kekurangan, kelemahan, dan kesalahan yang menumpuk. Kita menjadi tidak bahagia.

Sama pula dengan kekayaan. Semakin banyak harta, semakin besar rasa kuatir. Takut dirampok. Takut ditipu. Kita jadi repot pasang alarm. Bikin tembok yang semakin tinggi. Menambah jumlah kunci dan gembok. Kalau perlu punya sejumlah pengawal dan satpam. Atau memborong berbagai asuransi. Lain halnya kalau Anda tidak banyak memiliki harta. Maka semua kebutuhan tadi menjadi lenyap. Terdengar ironis,
tapi nyatanya begitu.

Oleh Mpu Peniti, saya dinasihati untuk belajar cuek, dan masa bodoh. Konon demi kebahagian diri saya. Kemarin, di sebuah taksi, saya berjumpa seorang supir taksi yang berusia lanjut. Rambutnya hampir putih semua. Ia mengeluh ekonomi yang semakin susah. Jumlah taksi yang semakin banyak dan setoran yang sedikit. Anaknya yang kuliah di Universitas Indonesia sudah tidak bisa kuliah, karena menunggak uang
kuliah sekian lama. Ia mengaku sudah menghadap rektor, tapi juga tidak mendapat keringanan.

Ketika ia menasihati anaknya untuk kerja saja, anaknya malah menangis pilu. Ia jadi susah hati. Saya ikut trenyuh mendengar ceritanya itu. Namun yang membuat saya lega adalah semangat hidupnya yang sangat luar biasa. Ia bertutur, katanya kalau ia membandingkan nasibnya dengan teman yang lain, mungkin ia sudah bunuh diri. Tidak
sanggup katanya. Kalau ia putus asa melihat anaknya tidak bisa kuliah, mungkin ia sudah menipu dan merampok.

Survival-nya selama ini, adalah berkat sikapnya untuk belajar cuek dan masa bodoh. Apa pun situasinya, ia tetap fokus dan konsentrasi menarik taksi. Ia belajar tidak peduli dengan nasibnya. Lalu di mana letak kebahagiaannya. Menurutnya, hanya ada dua. Ia bahagia bila setiap hari bisa pulang dengan selamat dan bisa meluangkan waktu dengan keluarganya. Syukur-syukur apabila ia pulang membawa uang hasil menarik taksi yang lumayan. Ia juga bahagia setiap kali bangun tidur, diberikan kesehatan oleh Allah, yang mampu membuatnya sujud dan menjalankan salat dengan khusyuk. Lalu berangkat kerja untuk menarik taksi.

Mendengar cerita sang bapak supir taksi, saya menjadi sangat bersyukur, karena limpahan rahmat dan kesejahteraan yang telah diberikan oleh Allah selama ini. Saya berjanji untuk tidak lagi membanding-bandingkan nasib saya dengan orang lain. Karena
sesungguhnya kebahagiaan yang telah dilimpahkan kepada saya, jumlahnya sangat banyak dan tak terkira.

Kafi Kurnia
peka@indo.net.id
[Intrik, Gatra Nomor 28 Beredar Senin, 22 Mei 2006]


di kirim oleh : haryooooo


16 August 2008

Posted by ShureX Posted on August 16, 2008 | No comments

Renungan 16 Agustus 2008

“Ia meletakkan tanganNya atas mereka”


Bacaan :
  • Yeh 18:1-10.13b.30-32;
  • Mat 19:13-15
“Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan mendoakan mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. Tetapi Yesus berkata: "Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga." Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan kemudian Ia berangkat dari situ” (Mat 19:13-15), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

Anak adalah anugerah Tuhan atau buah kasih orangtua/suami-isteri yang saling mengasihi dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap tubuh/kekuatan. Suami dan isteri kiranya saling menyadari dan menghayati bahwa pasangan hidupnya merupakan anugerah Tuhan, kado istimewa dari Tuhan, maka anak yang lahir dari relasi kasih mereka adalah anugerah Tuhan. Maka selayaknya anak-anak kemudian ‘dibawa’ atau dipersembahkan kembali kepada Tuhan, dan secara konkret anak-anak dibina, dididik dan dibesarkan dalam dan oleh kasih, sebagaimana mereka ada dan lahir karena kasih. Maka benarlah dan harus kita hayati sabda Yesus :”Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepadaKu, sebab orang-orang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga”.

Anak-anak lebih suci dari pada orangtuanya atau orang-orang dewasa, dan di dalam Kerajaan Sorga atau hidup beriman mereka yang lebih suci yang harus dihormati, dijunjung tinggi dan dilayani. Marilah kita hormati, junjung tinggi dan layani anak-anak, entah anak-anak kita sendiri maupun orang lain. “Yang diperlukan oleh anak-anak adalah seperangkat tanda dan acuan, yang waktu masih kecil, menjamin rasa aman dan terlindung dan perahu yang sesuai untuk belajar berkayuh sewaktu air masing tenang. Selanjutnya kesempatan berkayuh di air yang keruh agar kelak mampu menghadapi semudera dewasa yang penuh ngeri. Tanda dan acuan yang diperlukan anak-anak yang menjadi hutang orangtua, adalah nilai – yang bagi kita sendiri terbukti menjadi pegangan dan patokan…(Nilai-nilai itu adalah) kejujuran, keberanian, cinta damai, keandalan diri/potensi, disiplin diri/tahu batas, setia/dapat dipercaya, hormat, cinta/kasih sayang, peka/tidak egois, baik hati/ramah, adil/murah hati” (Linda @ Richard Eyre: Mengajarkan Nilai-nilai kepada anak, PT Gramedia Pustaka Utama, 1997, hal xv. xxvii) Anak-anak balita sangat rentan dalam pertumbuhan dan perkembangannya, maka hendaknya orangtua sungguh memperhatikannya, lebih-lebih ibu hendaknya memberi ASI yang memadai (minimal selama 6 bulan, syukur lebih), antara lain dengan dan melalui keteladanan atau kesaksian akan nilai-nilai tersebut di atas.

“Sungguh, semua jiwa Aku punya! Baik jiwa ayah maupun jiwa anak Aku punya! Dan orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati.Kalau seseorang adalah orang benar dan ia melakukan keadilan dan kebenaran, dan ia tidak makan daging persembahan di atas gunung atau tidak melihat kepada berhala-berhala kaum Israel, tidak mencemari isteri sesamanya dan tidak menghampiri perempuan waktu bercemar kain, tidak menindas orang lain, ia mengembalikan gadaian orang, tidak merampas apa-apa, memberi makan orang lapar, memberi pakaian kepada orang telanjang, tidak memungut bunga uang atau mengambil riba, menjauhkan diri dari kecurangan, melakukan hukum yang benar di antara manusia dengan manusia, hidup menurut ketetapan-Ku dan tetap mengikuti peraturan-Ku dengan berlaku setia -- ialah orang benar, dan ia pasti hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH” (Yeh 18:4-9)

Kutipan di atas ini selayaknya menjadi permenungan atau refleksi kita, baik bagi orangtua maupun anak-anak. Semuanya adalah milik atau anugerah Tuhan, itulah kebenaran iman yang harus kita hayati dan sebarluaskan. Maka baiklah kita senantisa ‘melakukan keadilan dan kebenaran’ dalam hidup dan cara bertindak kita setiap hari, dimanapun dan kapanpun.

Keadilan dasar adalah menghormati, menjujung tinggi dan menghargai harkat martabat manusia, tidak melecehkan atau merendahkan sebagaimana difirmankan kepada nabi Yehekiel di atas. Apa yang disebut benar atau baik senantiasa berlaku umum, universal, antara lain keselamatan jiwa. Hendaknya yang menjadi pedoman atau acuan hidup atau cara bertindak kita adalah keselamatan jiwa, bukan kesuksesan dalam hal ekonomi, pangkat, kedudukan atau jabatan. Maka dimana ada kemungkinan lebih banyak jiwa dapat diselamatkan ke situlah kita dipanggil dan diutus.
“Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh! Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku! Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan karena selamat yang dari pada-Mu, dan lengkapilah aku dengan roh yang rela!Maka aku akan mengajarkan jalan-Mu kepada orang-orang yang melakukan pelanggaran, supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu “(Mzm 51:12-15)

Jakarta, 16 Agustus 2008


sumber : Romo maryo

12 August 2008

Posted by ShureX Posted on August 12, 2008 | 1 comment

Bisakah aku menyayangimu seperti Tuhan menyayangi aku?

Kemarin aku telah membuat ia menangis karena menumpahkan susu di kemeja kerja-ku. Dan hari ini aku telah membuat ia menangis lagi karena menyobek-nyobek file pekerjaan-ku.

Beberapa hari yang lalu aku juga telah membuat ia menangis karena memecahkan pajangan bunga kristal di ruang tamu.

Sudah sering ia menangis karena aku larang bermain ini dan itu.
Akh... seandainya aku cepat menyadari bahwa engkau masih kecil, tentu aku tidak akan menjadi pemarah dan membuatmu menangis anak-ku.
Bukankah aku dulu juga sering memecahkan barang-barang milik orangtua-ku?
Bukankah aku dulu juga sering mencorat-coret dinding rumah orangtua-ku?
Bukankah aku dulu juga sering melakukan apa yang di lakukan oleh anak-ku saat ini.

Maafkan aku nak, ayahmu terlalu egois dan pemarah.
Seharusnya aku mengajakmu bermain, mengajarimu menggambar, menyuapi makanan kesukaan-mu dan melakukan hal-hal yang bisa membuatmu senang.
Bukankah itu yang di lakukan oleh orangtua-ku saat aku masih kecil sepertimu anak-ku?

* * * * * * * * * * * * *

Begitu juga dengan diri kita saat ini.
Kita selalu melakukan kesalahan setiap hari.
Kita selalu melakukan hal-hal yg kita sukai walaupun hal itu mungkin merugikan bagi orang lain.
Tetapi pernahkah Tuhan marah kepada kita seperti kita marah kepada anak kita jika dia melakukan kesalahan kecil?

Tidak!!!
Tuhan tidak pernah marah.
Tuhan tidak pernah egois.
Tuhan selalu memberikan apapun yang kita inginkan.
Tuhan selalu membiarkan apapun yang kita lakukan.
Tuhan terlalu sayang kepada kita.
Bahkan pada saat kita melakukan kejahatan-pun, Tuhan masih membiarkannya. Sudah berapa banyak uang perusahaan yang kita gelap-kan? Sudah berapa banyak hati orang yang kita sakiti? Sudah berapa banyak pelanggaran-pelanggaran norma agama, norma sosial, norma kemanusian yang kita lakukan? Sudah berapa banyak orang yang kita ajak berbuat jahat?

Mengapa Tuhan membiarkan itu semua terjadi pada diri kita?
Karena Dia ingin agar kita bertobat,
Karena Dia ingin agar kita menghapus dosa-dosa dalam hidup kita,
Karena Dia ingin agar kita selalu belajar dari setiap kesalahan yg sudah kita lakukan.

Bisakah kita mencintai dan menyayangi anak kita, istri kita, keluarga kita dan teman-teman kita seperti Tuhan mencintai dan menyayangi manusia? . . .


di kirim oleh : Gundolo Sosro

11 August 2008

Posted by ShureX Posted on August 11, 2008 | No comments

"Hari ini Tuhan telah menyelamatkan aku"

Hari ini Tuhan telah menyelamatkan aku dari kecelakaan beruntun di jalan tol. Lima menit sebelum kecelakaan, Dia mem-bocorkan ban belakang mobilku dan membuatku menepi untuk mengganti ban serep. Lima menit kemudian BRAK...BRAK....!!!BRAAKKK...!!! terdengar suara keras bemper mobil saling menghantam. Seandainya ban mobilku tidak kempes maka aku pasti ada di antara mobil-mobil yg saling menghantam tersebut. Terima kasih Tuhan atas penyelamatanmu.

Kemarin Tuhan telah menyelamatkan aku dari musibah kebakaran. Satu jam sebelum kebakaran anakku satu-satunya menangis tak henti-hentinya minta menginap di rumah Eyang padahal malam sudah larut pukul 23.00. Dan akhirnya kami ke rumah eyang untuk menenangkan buah hati kami. Satu jam kemudian seorang tetangga menelpon dan mengatakan bahwa komplek perumahan kami telah hangus oleh amukan si jago merah dan banyak tetangga lain yg tewas karena terlelap tidur. Seandainya anakku tidak minta menginap di rumah eyang pasti kami ada di antara korban tewas tersebut. Terima kasih Tuhan, Engkau telah menyelamatkan aku.

Beberapa hari yg lalu Tuhan telah menyelamatkan aku dari pencurian mobil.
Beberapa minggu yg lalu Tuhan telah menyelamatkan aku dari denda pinalty sebuah bank pemberi kredit.
Beberapa bulan yg lalu Tuhan telah menyelamatkan aku dari penyakit kronis.
Beberapa tahun yg lalu Tuhan telah menyelamatkan aku dari ke-putus asaan.
Beberapa waktu yg lampau dan lampau dan entah sudah berapa kali aku di selamatkan oleh Tuhan.

Semua yg terjadi bukanlah suatu kebetulan dan bukan juga suatu rekayasa.
Tetapi semua yang terjadi adalah kehendak-NYA. Kehidupan, kematian, pertemuan, perpisahan, keselamatan, kecelakaan dan lain-lain semua sudah di gariskan dan di tentukan oleh-NYA.

Mungkin hari ini saya selamat dari suatu kematian, mungkin hari ini anda selamat dari suatu kematian tetapi siapa tahu bahwa kematian berikutnya adalah "jatah" saya?... kematian berikutnya adalah "jatah" anda?...

Sudahkah kita mengucap terima kasih dan syukur atas penyelamatan yang telah Tuhan lakukan dalam hidup kita???...


di kirim oleh : Gundolo Sosro

Posted by ShureX Posted on August 11, 2008 | No comments

Serigala Tua

Sebuat dongeng yang diceritakan seorang SA'di:

Seorang yang sedang melewati hutan melihat seekor serigala yang sudah lumpuh keempat kakinya. Ia ingin tahu bagaimana serigala itu dapat hidup terus. Lalu ia melihat seekor harimau datang dengan membawa kijang hasil buruannya. Harimau itu makan sepuasnya dan meninggalkan sisa bagi serigala.

Hari berikutnya Tuhan memberi makan serigala dengan perantaraan harimau yang sama. Orang itupun mulai mengagumi kebaikan Tuhan yang begitu besar dan berkata dalam hati: "Aku juga penuh kepercayaan kepada Tuhan, karena Ia akan mencukupi segala kebutuhanku".

Ia melakukan niatnya berhari-hari lamanya, tetapi tak terjadi apa- apa. Ketika orang yang malang ini sudah hampir mati, terdengarlah
Suara: "Hai, engkau, orang yang sesat, bukalah matamu pada kebenaran!
Ikutilah teladan harimau dan berhentilah meniru serigala yang lumpuh!"

===================================================================

Di Jalan, aku melihat seorang gadis kecil menggigil kedinginan dalam pakaiannya yang tipis. Tiada harapan baginya untuk mendapatkan cukup makanan. Aku menjadi marah dan berkata kepada Tuhan: "Mengapa hal ini Kau biarkan? Mengapa Engkau tidak berbuat sesuatu?"

Sementara waktu Tuhan tidak berkata apa-apa. Malamnya Ia menjawab dengan sangat tiba-tiba: "Aku telah berbuat sesuatu. Aku menciptakan engkau."

-A. De Mello Sj-

di kirim oleh : yulinda_widianti

10 August 2008

Posted by ShureX Posted on August 10, 2008 | No comments

MATA ALLAH

Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia.
—2 Tawarikh 16:9


Baca: 2 Tawarikh 16:7-14

Teleskop Ruang Angkasa Hubble berhasil mengambil foto-foto Helix Nebula (Nebula adalah sekelompok bintang yang nampak seperti kabut bercahaya). Banyak ahli astronomi menggambarkannya seperti "terowongan dari gas bercahaya yang trilyunan mil panjangnya." Pada pusat terowongan itu terdapat sebuah bintang sekarat yang melontarkan debu dan gas yang terserak sampai ke lingkaran luar. Foto-foto Nebula yang mengagumkan itu terlihat seperti selaput bola mata manusia berwarna biru lengkap dengan kelopak matanya. Itulah alasan yang membuat banyak orang menyebut nebula ini sebagai "Mata Allah".

Walaupun gugusan bintang nebula ini bukanlah mata Allah yang sesungguhnya, Alkitab memang menuliskan tentang pandangan Allah terhadap hidup kita. Nabi Hanani berkata: "Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia" (2 Taw. 16:9).

Pernyataan tentang mata Allah yang melihat semuanya ini adalah tanggapan atas ketergantungan raja Asa kepada penguasa lain demi keamanan militernya. Kelihatannya Asa telah lupa bahwa Tuhan Allah, dan bukan prajurit-prajuritnya, yang telah memberikan kemenangan atas para musuhnya di masa lalu (14:11-12). Penyelewengan rohani ini tidak luput dari perhatian Allah, yang selalu mencurahkan berkat bagi setiap orang yang patuh pada-Nya.

Meski kita tidak dapat melihat mata Allah, kita dapat yakin bahwa Ia melihat kita. Ia rindu untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang setia pada-Nya dengan sepenuh hati. —HDF

Janji berharga Allah telah diberikan
Kepada musafir yang letih lesu,
Dalam perjalanan dari dunia menuju surga,
"Aku akan menuntunmu dengan mata-Ku." —Niles


Mengetahui bahwa Allah melihat kita memberikan keyakinan dan juga ketenangan.


Sunber : http://www.rbcintl.org/


08 August 2008

Posted by ShureX Posted on August 08, 2008 | No comments

Renungan 8 Agustus 2008

“Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya?”
(Nah 1:15; 2:2; 3:1-3.6-7; Mat 16:24-28)

“Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.

Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat Anak Manusia datang sebagai Raja dalam Kerajaan-Nya.” (Mat 16:24-28),
demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta St.Dominikus, imam, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Mental materialistis atau bisnis begitu dominant atau sangat berpengaruh di dalam kehidupan bersama, entah dalam hidup berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, bernegara maupun menggereja atau beriman. Banyak orang bangga dan sombong ketika berhasil mengumpulkan harta benda atau uang begitu besar jumlahnya (untuk tujuh turunan), dan yang bersangkutan juga egois, kurang peka terhadap kebutuhan sesamanya, lebih-lebih atau terutama mereka yang miskin dan berkekurangan. Tuhan mereka adalah ‘perut, harta benda atau uang’, sehingga ketika harta benda atau uang berkurang atau hilang yang bersangkutan menjadi stress, putus ada, tanpa harapan sama sekali.

Hari ini kita kenangkan St.Dominikus, yang dikenal sebagai pengkotbah ulung, pewarta Kabar Baik atau sabda Tuhan. Maka dengan ini kami mengajak kita semua untuk merenungkan sabda Yesus : “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya”. Nyawa adalah yang menghidupi dan menggairahkan tubuh, maka baiklah sabda yang singkat ini kita renungkan untuk ‘memberi makan nyawa’ kita. “Bukan berlimpahnya pengetahuan, melainkan merasakan dan mencecap dalam-dalam kebnarannya itulah yang memperkenyang dan memuaskan jiwa” (St.Ignatius Loyola, LR no 2), demikian nasihat St.Ignatius Loyola, yang juga belajar dari St.Dominikus. Para santo-santa atau orang-orang suci pada umumnya dikenyangkan dan dipuaskan oleh sabda Tuhan, satu dua ayat saja, yang sungguh menjiwai menggerakkan hidup dan cara bertindaknya, sehingga mereka dengan rendah hati berani menghayati sabda Tuhan: : "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya?”.. Marilah kita baca dan renungkan berkali-kali atau terus menerus teks kitab suci yang mengesan dan menyentuh hati kita.

· “Aku akan melemparkan barang keji ke atasmu, akan menghina engkau dan akan membuat engkau menjadi tontonan. Maka semua orang yang melihat engkau akan lari meninggalkan engkau serta berkata: "Niniwe sudah rusak! Siapakah yang meratapi dia? Dari manakah aku akan mencari penghibur-penghibur untuk dia?” (Nah 3:6-7). Kutipan dari Kitab Nahum ini kiranya layak menjadi permenungan atau refleksi kita, lebih-lebih atau terutaman mereka atau siapapun yang bermental materialistis, bisnis maupun egois. Mereka yang bermental demikian tanpa dihukum kiranya sudah terhukum dengan sendirinya. Mengapa? Untuk melindungi diri serta kekayaan, harta benda atau uangnya pada umumnya membangun dan memperkuat ‘benteng’, entah berupa pagar tinggi, anjing galak, satpam yang perkara dan angker, dst.., sehingga sangat sulit bagi siapapun untuk menghubungi atau dengan kata lain ia telah menyendiri.

Maka dengan ini kami mengajak dan mengingatkan mereka yang bermental materialistis, bisnis dan egois untuk bertobat: fungsikan dan manfaatkan kekayaan, harta benda dan uang anda sebagai sarana untuk membangun dan memperdalam persaudaraan sejati dengan sesama manusia maupun ciptaan-ciptaan lainnya. Jadikanlah kekayaan atau harta benda dan uang untuk semakin memanusiakan manusia, yang diciptakan sesuai dengan gambar atau citra Allah, entah diri kita sendiri maupun saudara-saudari kita. Apa yang manusiawi akan tumbuh berkembang ke ilahi atau merupakan modal dan langkah yang baik untuk semakin beriman, mempersembahkan diri kepada Tuhan seutuhnya, semakin suci, semakin mengasihi dan dikasihi oleh Tuhan maupun sesamanya.



“Hari bencana bagi mereka telah dekat, akan segera datang apa yang telah disediakan bagi mereka. Sebab TUHAN akan memberi keadilan kepada umat-Nya, dan akan merasa sayang kepada hamba-hamba-Nya”
(Ul 32:35cd-36ab)


Jakarta, 8 Agustus 2008


sumber : Romo maryo

Posted by ShureX Posted on August 08, 2008 | 5 comments

Manfaat Pelukan

"Untuk bertahan hidup, kita membutuhkan 4 pelukan sehari. Untuk kesehatan, kita butuh 8 pelukan perhari. Untuk pertumbuhan, awet muda, kebahagiaan, kita perlu 12 pelukan perhari," kata Virginia Satir, terapis keluarga.

Mungkin, Anda sedikit heran, benarkah pelukan memiliki kekuatan yang begitu hebat, hingga bisa membuat sehat, panjang umur, dan awet muda?

Kapan terakhir kali Anda memeluk seseorang atau seseorang memeluk Anda?
Jika jawabannya jarang atau bahkan tidak pernah sama sekali, coba ingat-ingat, apa yang belakangan ini Anda rasakan? Bisa jadi Anda sering sakit-sakitan, depresi, stres, sakit kepala, dan emosional.

Berbagai penelitian menunjukkan terapi pelukan bisa menyembuhkan penyakit fisi dan psikis. Bisa mengatasi stres, depresi dan lain-lain. Orang yang dipeluk, ataupun memeluk, merasakan adanya kekuatan cinta yang mengelilingi mereka. Kekuatan ini yang membuat kekebalan tubuh kita semakin meningkat.

Pelukan Damai
Saat berpelukan, tubuh melepaskan oxytocin , hormon yang berhubungan
dengan perasaan damai dan cinta. Hormon oxytocin ini membuat jantung dan pikiran sehat. Hormon oxytocin ini baru bisa keluar jika manusia memiliki kehidupan sehat & merasa damai dan tentram.

Terapi pelukan hampir sama dengan terapi jalan kaki. Terapi pelukan meningkatkan keseimbangan tubuh, kesehatan, dan mengurangi tingkat stres, khususnya para profesional muda yang bekerja di kota metropolitan. . Pelukan bukan berarti Anda harus mencari suami atau kekasih untuk melakukan hal ini.

Pelukan dapat dilakukan pada siapa saja dengan penuh kasih dan damai. Tentu saja pelukan ini bukan berkonotasi negatif apalagi mengikutsertakan gairah. Pelukan ini juga bukan 'pelukan sosial', seperti berjabat tangan, mencium pipi kiri dan kanan, seperti yang dilakukan oleh budaya masyarakat beberapa negara pada saat pesta atau pertama kali bertemu.. Pelukan yang dimaksud adalah pelukan saling menyentuh, tubuh dengan tubuh saling mengikat dan menyentuh. Ketika saling berpelukan, akan terasa perasaan nyaman dan damai.

Di Indonesia juga beberapa negara lainnya berpelukan hanya dilakukan pada pasangan suami istri, saudara, orang tua ke anaknya. Di Amerika sebuah lembaga ada yang mengkoordinir untuk mengadakan Free Hug di jalanan. Jangan kaget jika suatu hari, saat Anda berkunjung ke Amerika dan Eropa, melihat beberapa orang dengan papan besar di dada, bertuliskan Free Hug. Mereka adalah para relawan yang memberikan terapi pelukan pada setiap orang yang membutuhkan.

Anak Tumbuh Sehat
"Tapi, kita harus ingat. Walau sekadar jabat tangan dan menyentuh pipi
dengan pipi, ini juga ada manfaatnya. Ada rasa kehangatan ketika kita saling berjabat tangan. Namun bila ini dilakukan lebih dari ini, yaitu dengan pelukan erat, tentu lebih bermanfaat, unsur terapinya lebih tinggi," ujar Dr. Bhagat, salah satu doktor yang meneliti pengaruh pelukan di India .

Diharapkan masyarakat mengerti akan manfaat sentuhan dan pelukan. Sehingga pasangan suami istri, semakin sering berpelukan dan bersentuhan. Juga makin sering memeluk anak-anaknya. Seluruh bagian di kulit kita memiliki organ perasa. Dari ujung kaki hingga kepala adalah area yang sensitif bila disentuh. Bahkan ketika bayi masih di dalam kandungan walau dilindungi air ketuban, ia sangat menyukai sentuhan kasih sayang dari ke dua orang tuanya. Jika sering disentuh, bayi dalam kandungan akan tumbuh menjadi bayi yang sehat dengan pertumbuhan yang bagus. Selain itu secara psikis bayi akan tumbuh menjadi seorang yang penyayang.

Anak-anak yang sering disentuh, dibelai dan dipeluk oleh orang tuanya juga akan tumbuh menjadi anak yang sehat. Mereka akan merasa nyaman dan memiliki kepercayaan diri. Pertumbuhan dan kesehatan pun lebih bagus dibanding dengan anak-anak yang jarang disentuh, dibelai dan dipeluk.

Pada orang tua pun, sentuhan dan pelukan sangat berarti. Apalagi pada saat kehilangan seseorang, depresi, stres.. Dengan berpelukan, orang dewasa merasa ada orang yang memperhatikan, ada orang yang mencintainya, membutuhkannya. Seluruh kulit kita, sangat peka dengan pelukan, dan sangat membutuhkan sentuhan hangat dan erat.

Transformasi Rasa Nyaman
Seorang master reiki di Mumbai , India , berkata," pelukan adalah salah satu alat untuk bertransformasi. Dengan pelukan satu pribadi dengan pribadi lain semakin dekat. Jika hubungan Anda dengan orang lain renggang. Salah satu cara agar hubungan itu menghangat dengan memeluknya..

Jika rumah tangga Anda diambang kehancuran, cobalah memeluk pasangan Anda 20 kali sehari. Saya yakin Anda berdua tak akan bercerai. Selain itu, hidup Anda berdua akan lebih bahagia, sehat, dan awet muda. Serta Anda akan terhindar dari stress dan depresi."

Dr. Harold Voth, senior psikiater di Kansas, Amerika Serikat telah melakukan riset dengan beberapa ratus orang. Hasilnya, mereka yang berpelukan mampu mengusir depresi, meningkatkan kekebalan tubuh, awet muda, tidur lebih nyenyak, lebih sehat. Jika Bayi atau anak-anak rewel atau sakit. Jangan biarkan mereka sendirian. Peluklah. Dengan memeluk, mereka akan merasa nyaman. Sehingga kekebalan tubuhnya lebih baik, dan kesehatan mereka pun akan jauh lebih baik. Anda sebagai orang tua pun mendapatkan efek baik dari terapi pelukan ini. Anda akan jauh lebih sehat, muda, terbebas dari depresi.

Pelukan dapat menyembuhkan sakit fisik dan psikis. Sentuhan yang dihasilkan dari pelukan membantu mengurangi rasa sakit. Beberapa penyakit parah sering kali membuat penderitanya merasa frustasi, marah, tak mungkin penyakitnya bisa disembuhkan. Dengan pelukan, pasien yang prustasi ini merasa nyaman. Pelukan memberikan energi positif pada emosi pasien. Sehingga mengubah emosi negatifnya menjadi emosi positif. Apalagi bila pasien mendapatkan pelukan dari orang yang dicintainya. Bukankah cinta itu adalah kekuatan yang maha dahsyat, dan pelukan adalah salah satu cara untuk menyatakan cinta, atau suatu bentuk cinta.

Jadi tunggu apa lagi..

So give me a BIG HUG.......hehehe :-)
12 Pelukan Sehari, Dijamin Tak Sakit-Sakitan Lagi .... !!!*

Jadi tunggu apa lagi..
Warm regards,
-Riska-
www.belajar-internet.com

05 August 2008

Posted by ShureX Posted on August 05, 2008 | No comments

KISAH SI BEJO

Salah satu kota di Jakarta yang bernama kota Depok, tinggallah sepasang suami istri yang sangat kaya raya, sebut saja pak dan bu Rejo. Pasangan suami istri ini di karuniai seorang anak lelaki yang di beri nama oleh mereka BEJO. Karena sewaktu bu Rejo hamil, berkat yang di terima keluarga ini berlimpah ruah dan usaha pembuatan cendol pak Rejo maju luar biasa, sehingga mampu mengangkat keluarga ini di jajaran elite orang2 kaya di Jakarta. Apalagi sesudah anak ini lahir, usaha mereka semakin sukses dan mendunia, bahkan bisa mendirikan perusahaan Cendol dengan skala eksport / dunia.

Maka anak yang lahir ini di beri nama Bejo (dalam bahasa jawa artinya : beruntung, dlm bahasa inggris : Lucky) Seiring dengan bertumbuhnya si Bejo yang sekarang sudah menjadi pemuda yang super keren dan tajir, kemana – mana bawa mobil Mercedes Bens seri terbaru, hapenya saja communicator bak direktur, kemana – mana juga menenteng laptop bak orang penting, baju dan seluruh accecoriesnya bermerk semua, badannya tegap atletis,tinggi, putih bersih, sayang perut agak buncit karena kebanyakan makan2an ala luar negeri, apalagi si Bejo ini lulusan luar negeri pula, bukan dari Amerika atau Eropa, tapi dari Universitas Ethiopia di Afrika, kata si Bejo kurang keren kalau kuliah di Amerika / Eropa gitu loh.

Karena kesibukan kedua orang tua si Bejo ini dalam mengurus perusahaan dan terlebih pasangan suami istri ini juga ikut kegiatan / pelayanan di Gereja, mereka tidak begitu tanggap dengan masalah2 yang sedang dihadapi oleh anaknya, yang terpenting dalam prinsip pak dan bu Rejo mereka akan selalu menuruti semua yang di minta anaknya, mau beli mobil, hape, dan segala macam pakaian2, sepatu, bahkan celana dalam merek terkenal pun akan di belikan.

Itu yang menjadikan keluarga ini tidak pernah bertemu muka meski mereka bertiga satu rumah. Pagi saat si Bejo masih tidur, pak dan bu Rejo udah berangkat ke kantor, malam pak dan bu Rejo pulang, gantian si Bejo pergi dengan teman2nya pulang sampai malam. Paling2 bu Rejo telpon anaknya sekedar tanya atau memberi nasehat basi, "Bejo jangan mabuk2an yah, apalagi narkoba, ati2 di jalan, cepetan pulang," Hanya kata2 itu terus yang sering dan berulang –ulang si Bejo dengerin dari ibunya.

Sebetulnya ada ganjelan dalam hati si Bejo, terkadang dia merenung seorang diri sambil melihat ke arah cermin, dia pemuda kaya, keren, tinggi tegap, putih bersih, cuman ada satu yang membuat dia kurang pede yaitu bentuk hidungnya yang bak jambu monyet terbalik. Sehingga dia merasa kemanapun dia pergi, tak ada seorang cewe pun yang menengok kepadanya, paling2 yang di tengok kalau bukan mobil, atau hapenya saja, plus dompetnya. Paling cewe2 pada berbisik-bisik bila si Bejo ini lewat, "Ihhh ganteng2 kok hidungnya kaya jambu monyet yah,"

Semakin lama semakin risau hati si Bejo ini, dia kemudian menyalahkan orang tuanya, terutama pak Rejo, karena bentuk hidung jambu monyet itu turun dari bapaknya (like father, like Bejo) heheheheheh.

"Aduhhhhh ini semua gara2 bapak, punya hidung aja kok ya jelek banget sih," begitu setiap si Bejo melihat ke cermin.

Tetapi si Bejo tidak ada tempat untuk melampiaskan kerisauan hatinya, kedua orang tuanya sibuk sendiri2. Oh ya si Bejo ini tidak pernah mau ke gereja, karena buat apa dia ke gereja, emang gereja bisa memberikan kekayaan seperti orang tuanya, begitu di dalam pikiran si Bejo. Apalagi pernah ada tamu dari gereja yang hadir dalam acara pembukaan kantor cabang baru, sedang berbisik-bisik dengan tamu yang lain mengenai kejelekan hidung si Bejo, dan ini kedengaran ama si Bejo, membuat dia memiliki akar kepahitan dengan orang – orang gereja. Sampai2 si Bejo punya niat akan operasi plastik hidungnya, tapi dia mengurungkan niatnya karena biaya terlalu mahal.(kalau mau cari murah ya pakai plastik kresek kata temannya, hehehehehhe).

Di hari sabtu tak kala si Bejo hendak pulang dari berenang, dia memacu mobilnya dengan kencang kearah jln Sudirman, dan berniat makan di daerah Thamrin. Karena jalanan agak macet, maka si Bejo pelan2 mengendarai mobilnya. Sambil tengok kanan tengok kiri mencari ruang kosong untuk mobilnya, tatapan mata si Bejo tertegun tak kala dia melihat seorang gadis cantik,anggun dan kalem (bukan *Ka*ya*Lem*bu loh) sedang berdiri dihalte bis, namun tiba – tiba bunyi klakson mobil belakang yang kencang membuat si Bejo tersentak kaget dari lamunannya, dan buru2 si Bejo menghentikan mobilnya di jalur lambat. Setelah dia parkir mobilnya dia cepat2 menghampiri gadis yang sedang menunggu di halte.

Dengan perasaan deg2an campur malu, campur takut, si Bejo memberanikan diri untuk berkenalan dengan gadis tersebut, dan si Bejo benar2 sudah lupa akan bentuk hidungnya (karena sudah tersepona),

"Eeee, anu, eeeeee, " tidak ada satu katapun yang keluar dari mulut si Bejo ketika dia sudah didekat dengan gadis itu.

"Ih ngapain sih anak ini, kok seperti orang bingung, " begitu pikir si gadis.

"Anu, eeeee, "si Bejo masih terkunci mulutnya, dan terdengar keras detak jantung si Bejo.

"Ada apa sih mas?" tanya si gadis.

Blarrrrr, seakan meledak dan terbuka sudah mulut si Bejo, dia langsung memberanikan diri untuk mengajak kenalan.

"My name is Bejo"

dan gadis itu menjawab, "Liana"

sewaktu si Bejo menyodorkan tangan kanannya untuk bersalaman, alangkah kagetnya si Bejo tak kala si Liana menyodorkan tangan kanannya pula, sbab lengan itu tidak ada pergelangan tangannya, alias bunting eh buntung. Karena si Bejo sudah terlanjur menyodorkan tangannya, dan tidak mau membuat gadis ini tersinggung, si Bejo tetap meremas pergelangan gadis itu, sambil berkata

"maaf saya tidak tahu"

Tapi jawaban si gadis ini membuat hati si Bejo semakin tersepona dan seakan dia tertemplak begitu mendengar jawaban si gadis ini.

"Oh ga papa kok, memang dari sejak lahir saya tidak memiki pergelangan tangan kanan, tapi Puji Tuhan saya masih memiliki tangan kiri dan sepasang kaki, sepasang mata, sepasang telinga, dan organ2 tubuh lainya yang masih berfungsi,"

Bak kesiram air panas, mulut si Bejo hanya bisa ternganga dan terbuka lebar, sampai seekor lalat pun bisa masuk ke dalamnya. Singkat cerita, Si Bejo mengantar gadis ini ke rumahnya di daerah Karawaci, sepanjang perjalanan Liana mengenalkan kasih Tuhan Yesus kepada si Bejo, dan dengan rela hati dan tulus si Bejo mau bertobat dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruslamatnya. Singkat cerita mereka berdua resmi berpacaran. Si Bejo merasa beruntung memiliki Liana sebagai pacarnya, karena diam2 rupanya Liana tertarik dengan si Bejo bukan karena dia kaya, tapi karena bentuk hidung si Bejo yang bikin gemes dan bikin susah tidur. Akhirnya mereka berdua di berkati Tuhan menjadi sepasang suami istri dan mereka di berkati pula dengan dua orang anak, yang pertama cewe manis persis ibunya di beri nama Myke, yang kedua cowo persis bapaknya, apalagi hidung yang mirip jambu monyet, di beri nama Jammon (alias JambuMonyet) hehehehehehehhe :D


Pesan Moral

1. Bersyukurlah dengan bentuk tubuh yang Tuhan sudah berikan pada kita, entah hidung kita spt hidung si Bejo, atau mancung ke dalam, dll karena kita itu di ciptakan serupa dan segambar dengan Allah. Jadi semua itu baik adanya.

2. Mengucap syukurlah dengan berkat yang Tuhan sudah berikan, jangan bersungut-sungut dan menggerutu kepada Tuhan.

3. Bagi yang sudah menikah dan melayani Tuhan, bagilah waktu anda sebaik mungkin antara pelayanan dan keluarga, karena Tuhan itu mengutamakan keutuhan keluarga. Pelayanan berhasil tapi kalau keluarga berantakan, itu sama saja menjadi orang yang munafik.

4. Jangan pernah memilih calon suami atau istri berdasarkan bentuk fisik, siapa tahu justru kekurangan fisik anda itu menjadi daya tarik yang mengagumkan (seperti Liana yang justru tertarik dengan bentuk hidung jambu monyet, jadi gemes bokk)

5. Dan jangan pernah memiliki akar kepahitan, sbab bisa membuat hidup kita menderita dan sengsara di siksa oleh kebencian.

6. Dan jangan pernah lupa ceritakan kebaikan Tuhan di dalam hidup kita kepada orang lain, sehingga orang lain juga mendapat kebaikan yang sama.

GBU ALL

di kirim oleh : Johan Huang

------------------------------

Kolose 3:15 Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.

Mazmur 118:29 Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.

Mazmur 43:5 Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!

Mazmur 28:7 TUHAN adalah kekuatanku dan perisaiku; kepada-Nya hatiku percaya. Aku tertolong sebab itu beria-ria hatiku, dan dengan nyanyianku aku bersyukur kepada-Nya.

Mazmur 9:2 Aku mau bersyukur kepada TUHAN dengan segenap hatiku, aku mau menceritakan segala perbuatan-Mu yang ajaib;

  • Text Widget