17 January 2008

Posted by ShureX Posted on January 17, 2008 | No comments

Tahukah Anda ?

Dear My Friends,

Tahukah anda kalau orang yang kelihatan begitu tegar hatinya, adalah orang yang sangat lemah dan butuh pertolongan?

Tahukah anda kalau orang yang menghabiskan waktunya untuk melindungi orang lain adalah justru orang yang sangat butuh seseorang untuk melindunginya?

Tahukah anda kalau tiga hal yang paling sulit untuk diungkapkan adalah : Aku cinta kamu, maaf dan tolong aku

Tahukah anda kalau orang yang suka berpakaian warna merah lebih yakin kepada dirinya sendiri?

Tahukah anda kalau orang yang suka berpakaian kuning adalah orang yang menikmati kecantikannya sendiri?

Tahukah anda kalau orang yang suka berpakaian hitam adalah orang yang ingin tidak diperhatikan dan butuh bantuan dan pengertian anda?

Tahukah anda kalau anda menolong seseorang, pertolongan tersebut dikembalikan dua kali lipat?

Tahukah anda bahwa lebih mudah mengatakan perasaan anda dalam tulisan dibandingkan mengatakan kepada seseorang secara langsung?

Tapi tahukah anda bahwa hal tsb akan lebih bernilai saat anda mengatakannya di hadapan orang tsb? --> setuju!

Tahukah anda kalau anda memohon sesuatu dengan keyakinan, keinginan anda tsb pasti dikabulkan?

Tahukah anda bahwa anda bisa mewujudkan impian anda, seperti jatuh cinta, menjadi kaya, selalu sehat, jika anda memintanya dengan keyakinan, dan jika anda benar2 tahu, anda akan terkejut dengan apa yang bisa anda lakukan.

kiriman email dari : irma
Sat, 22 Sep 2007 10:09:29 +0800

Posted by ShureX Posted on January 17, 2008 | No comments

Membeli Waktu Papa

Steven adalah seorang karyawan perusaah an yang cukup terkenal diJakarta, memiliki dua putra. Putra pertama baru berusia 6 tahun bernama Leo dan putra ke dua berusia dua tahun bernama Kristian. Seperti biasa jam 21.00 Steven sampai di rumahnya di salah satu sudut Jakarta, setelah seharianpenuh bekeja di kantornya. Dalam keremangan lampu halaman rumahnya diamelihat Leo putra pertamanya di temani bik Yati pembantunya menyambut digerbang rumah.

"Kok belum tidur Leo?" sapa Steven sambil mencium anaknya. Biasanya Leo sudah tider ketika Steven pulang dari kantor dan baru bangun menjelang Steven berangkat ke kantor keesokan harinya.
"Leo menunggu Papa pulang, Leo mau tanya, gaji Papa itu berapa sih Pa?"
kata Leo sambil membuntuti papanya.
"Ada apa nih kok tanya gaji papa segala?"
"Leo Cuma pingin tahu aja kok Pah?
"Baiklah coba Leo hitung sendiri ya. Kerja papa sehari di gaji Rp 600.000,-, nah selama sebulan rata-rata dihitung 25hari kerja. Nah berapa gaji papa sebulan?"
"Se hari Papa kerja berapa jam Pa?" tanya Leo lebih lanjut.
"Seha ri papa kerja 10 jam Leo, nah hitung sana, Papa mau melepas sepatu dulu."
Leo berlari ke meja belajarnya dan sibuk mencoretco ret dalam kertasnya menghitung gaji papanya. Sementara Steven melepas sepatu dan meminum teh hangat buatan istri tercintanya.
"Kalau begitu, satu bulan Papa di gaji Rp 15.000.000,-, ya Pah? Dan satu jam papa di gaji Rp. 60.000,-." Kata Leo setelah mencorat-coret sebentar dalam kertasnya sambil membuntuti Steven yang beranjak menuju kamarnya.
"Nah, pinter kamu Leo. Sekarang Leo cuci kaki lalu bobok." Perintah Steven, namun Leo masih saja membuntuti Steven sambil terus memandang papanya yang benrganti pakaian .
"Pah, boleh tidak Leo pinjam uang Papa Rp. 5.000,- saja?" tanya Leo dengan hati-hati sambil menundukkan kepalanya.
"Sudahlah Leo, nggak usah macam-macam, untuk apa minta uang malam-malam begini.
Kalau mau uang besok saja, Papa kan capek mau mandi dulu. Sekarang Leo tidur supaya besok tidak terlambat ke sekolah!"
"Tapi Pah.."
"Leooo !! Papa bilang tidur!"bentak Steven mengejutkan Leo.
Segera Leo beranjak menuju kamarnya. Setelah mandi Steven menengok kamar anaknya dan menjumpai Leo belum tidur. Leo sedang terisak pelan sambil memegangi sejumlah uang. Steven nampak menyesal dengan bentakannya.

Dipegangnyalah kepala Leo pelan dan berkata: "Maafkan Papa ya nak. Papa sayang sekali pada Leo." ditatapnya Leo anaknya dengan penuh kasih sambil ikut berbaring di sampingnya.
" Nah katakan pada Papa, untuk apa sih perlu uang malam-malam begini. Besok kan bisa, jangankan Rp. 5.000,-, lebih banyak dari itupun akan Papa kasih."
"Leo nggak minta uang Papa kok, Leo cuma mau pinjam. Nanti akan Leo kembalikan, kalau Leo udah menabung lagi dari uang jajan Leo."

"Iya, tapi untuk apa Leo?" tanya Steven dengan lembut.
"Leo udah menunggu Papa dari sore tadi, Leo nggak mau tidur sebelum ketemu Papa. Leo pingin ngajak Papa main ular tangga. Tiga puluh menit saja. Ibu sering bilang bahwa waktu papa berharga. Jadi Leo ingin beli waktu Papa."
"Lalu. " tanya Steven penuh perhatian dan kelihatan belum mengerti.

"Tadi Leo membuka tabungan, ada Rp 25.000,-. Tapi karena Papa bilang satu jam Papa dibayar Rp. 60.000,-, maka untuk setengah jam berarti Rp. 30.000,-. Uang tabungan Leo kurang Rp. 5.000,-. Maka Leo ingin pinjam pada Papa. Leo ingin membeli waktu Papa setengah jam saja, untuk menemani Leo main ular tangga. Leo rindu pada Papa." Kata Leo polos dengan masih menyisakan isakannya yang tertahan.

"Steven terdiam, dan kehilangan kata-k ata. Bocah kecil itu dipeluknya erat-e rat, bocah kecil yang menyadarkan bahwa cinta bukan hanya sekedar ungkapan kata-kat a belaka namun berupa ungkapan perhatian dan kepedulian.


kiriman e-mail dari : Rini
Mon, 8 Oct 2007 09:08:24
Posted by ShureX Posted on January 17, 2008 | No comments

Doa Malam ... diinterupsi oleh Tuhan

Bapa di surga
Ya?

Jangan menyela. Aku sedang berdoa.
Tapi kamu memanggil-Ku.

Memanggil-Mu?
Aku tidak memanggil-Mu. Aku sedang berdoa.

Bapa di surga
Nah, ya'kan, kamu melakukannya lagi.

Melakukan apa?
Memanggil-Ku. Kamu bilang, "Bapa di surga. EAku di sini. Apa yang ada dalam benakmu?

Lho, aku tidak bermaksud apa-apa, kok. Aku ini'kan cuma sekedar mengucapkan doa malamku. Aku selalu berdoa sebelum tidur. Itu merupakan kewajibanku.
Oh, baiklah. Teruskan.

Aku mengucap syukur atas segala berkat-Mu.
Sebentar. Berapa besar rasa syukurmu?

Apa?
Berapa besar rasa syukurmu atas segala berkat-Ku?

Aku tidak tahu. Aku tidak peduli. Bukankah itu memang bagian dari doa? Begitulah mereka mengajarku berdoa.
Oh, baiklah. Teruskan
Teruskan?
Ya, teruskan doamu.
Oh, ya. Berkatilah mereka yang sakit, yang miskin dan yang menderita
Apakah kamu bersungguh-sungguh?
Ya, tentu saja.
Apa yang telah kamu lakukan untuk itu?
Lakukan? Siapa, aku? Tidak ada, kurasa. Aku hanya berpikir bahwa semua akan menjadi baik jika Engkau yang berkuasa atas segala sesuatu di sini seperti Engkau berkuasa di atas sana, jadi manusia tidak perlu lagi menderita.

Apakah Aku berkuasa atasmu?
Hmmm, aku pergi ke gereja, aku memberi kolekte, aku tidak...
Bukan itu yang Aku minta. Bagaimana dengan tingkah lakumu? Teman-temanmu dan juga keluargamu menderita karena ulahmu. Juga caramu memboroskan uang semuanya hanya untuk kepentingan dirimu sendiri saja. Dan bagaimana dengan buku-buku yang kamu baca?
Berhentilah mencelaku. Aku ini sama baiknya dengan orang-orang lain yang pergi ke gereja setiap hari Minggu.
Ah, maaf. Aku pikir engkau meminta-Ku untuk memberkati mereka yang berkekurangan. Agar hal itu terjadi, Aku perlu bantuan dari mereka yang memintanya, seperti kamu misalnya.
Tolong, Bapa. Aku perlu menyelesaikan doaku. Ini sudah jauh lebih lama dari biasanya.
Berkatilah para misionarismu agar mereka dapat menolong orang-orang yang menderita.
Maksudmu orang-orang seperti Dion?
Dion?
Ya, anak yang tinggal di ujung jalan itu.

Dion, tapi dia itu suka merokok dan mabuk-mabukan, dan tidak pernah pergi ke gereja.
Pernahkah kamu melihat ke dalam hatinya?
Tentu saja tidak. Bagaimana mungkin
Aku melihatnya. Hatinya adalah salah satu dari hati yang paling pedih dan menderita.
Baiklah, kiranya Engkau mengutus misionaris-Mu ke sana, ya Tuhan.
Bukankah kamu yang harus menjadi misionaris-Ku, utusan-Ku? Aku rasa Aku telah menyatakannya dengan amat jelas dalam setiap Misa.
Hei, sebentar. Apa-apaan ini. Apakah ini hari "Pengkritikan- ku"? Aku ini sedang melakukan kewajibanku, melaksanakan perintah-Mu untuk berdoa. Dan tiba-tiba saja Engkau menyerobot masuk dan mulai membeberkan semua kesalahanku.
Ah, kamu memanggil-Ku. Jadi, Aku di sini. Teruskan doamu. Aku tertarik dengan bagian selanjutnya. Kamu belum mengubah susunan doamu'kan? Ayo...

Aku tidak mau.
Kenapa tidak mau?

Aku tahu apa yang akan Engkau katakan.
Ayo, coba dan lihatlah.

Ampunilah segala dosaku dan bantulah aku untuk mengampuni sesamaku.
Bagaimana dengan Billy?
Nah, betul'kan. Sudah kuduga. Aku tahu Engkau akan mengungkit-ungkit masalah itu. Dengar Tuhan , ia berbohong tentang aku sehingga aku dikucilkan. Semua temanku menyangka bahwa aku ini seorang pembohong besar, padahal aku tidak melakukan apa-apa. Lihat saja, akan kubalas dia!
Tetapi, doamu? Bagaimana dengan doamu?
Aku tidak bersungguh-sungguh.
Baiklah, setidak-tidaknya kamu berkata jujur. Aku pikir kamu memang senang membawa dendammu itu kemana-mana, ya'kan?
Tidak, aku tidak suka. Tetapi aku akan segera merasa puas begitu dendamku itu terbalaskan.
Kamu mau tahu suatu rahasia?Rahasia apa?
Kamu tidak akan merasa puas, malahan akan semakin parah. Dengarkan Aku, kamu mengampuni Billy dan Aku akan mengampunimu.
Tapi Tuhan, aku tidak dapat mengampuni Billy.
Kalau begitu, Aku juga tidak dapat mengampunimu.
Sungguh, apa pun yang terjadi?
Sungguh, apa pun yang terjadi.
Ah, kamu belum selesai dengan doamu. Teruskanlah.
Oh, ya Eantulah aku untuk menguasai diriku dan jauhkanlah aku dari pencobaan.
Bagus, bagus. Aku akan melakukannya. Tetapi kamu sendiri, jauhilah tempat-tempat di mana kamu dapat dengan mudah dicobai.
Apa maksud-Mu, Tuhan(I¡©(B
Berhentilah berkeliaran di rak-rak majalah dan menghabiskan waktumu disana . Sebagian dari yang ditawarkan di sana , cepat atau lambat akan mempengaruhimu. Tiba-tiba saja kamu akan sudah terjerumus dalam hal-hal yang mengerikan Edan jika itu terjadi, jangan memperalat-Ku sebagai pintu
keluar darurat.

Pintu keluar darurat? Aku tidak mengerti.
Tentu kamu mengerti. Kamu telah melakukannya berulang kali kamu terjerumus dalam situasi gawat, kemudian kamu datang kepada-Ku. "Tuhan, bantulah aku untuk keluar dari masalah ini dan aku berjanji tidak akan melakukannya lagi. Sungguh mengherankan, kekhusukan dan kesungguhan doamu meningkat drastis apabila kamu ditimpa masalah. Ingatkah kamu sebagian dari tawar-menawar yang kamu coba lakukan dengan-Ku?
Hmmm, aku tidak.Oh ya, Eketika guruku memergokiku menonton film tentang .....
Astaga! Ingatkah kamu bagaimana kamu berdoa? "Ya Tuhan. Jangan biarkan dia melaporkannya pada ibuku. Aku berjanji mulai sekarang tidak akan lagi menonton film tujuh belas tahun ke atas. Dia tidak melaporkannya kepada ibumu, tetapi kamu tidak menepati janjimu, ya'kan?

Tuhan, aku melanggar janjiku. Aku sungguh menyesal.
Baik, lanjutkan doamu.

Sebentar, Bapa. Aku ingin bertanya sesuatu kepada-Mu. Apakah Engkau selalu mendengarkan doa-doaku?
Ya, setiap kata; setiap saat.

Kalau begitu, mengapa Engkau tidak pernah menjawabku sebelumnya?
Berapa banyakkah kesempatan yang kamu berikan pada-Ku? Tidak ada cukup waktu antara kata "Amin-mu dan kepalamu menumbuk bantal. Bagaimana Aku dapat menjawabmu?
Engkau dapat, jika saja Engkau sungguh menghendakinya.
Tidak. Aku dapat hanya jika "kamu sungguh menghendakinya.
Anak-Ku, Aku selalu rindu untuk berbicara denganmu.

Bapa, maafkan aku. Maukah Engkau mengampuniku?
Sudah kuampuni. Dan terima kasih, sudah mengijinkan Aku menginterupsimu.
Kadang-kadang Aku begitu rindu untuk dapat berbicara denganmu.
Selamat malam. Aku mengasihimu.

Selamat malam, Bapa. Aku mengasihi-Mu juga.

kiriman e-mail dari : Mariska Nara
Thu, 29 Nov 2007 15:33:38

Thu, 29 Nov 2007 15:33:38 +0800
Posted by ShureX Posted on January 17, 2008 | No comments

Biarlah Tuhan Yang MENGEMUDIKAN HIDUP KITA

Kita tidak pernah mempertanyakan kemana supir bus kota yang kita tumpangi akan membawa bus-nya. Tetapi kita sering mempertanyakan Tuhan, kemana Dia akan membawa hidup kita ?

Seorang ayah mengajak puterinya, Asa, 6 tahun, mengendarai mobil menuju ke sebuah museum. Sudah lama Asa menginginkannya. Si Ayah kebetulan hari itu mengambil cuti dan sengaja mengantar anaknya ke tempat yang sudah lama diimpikan Asa itu tanpa didampingi Bunda.

Di perjalanan, tak hentinya Asa bertanya kepada si Ayah : "Ayah tahu tempatnya?", tanya Asa yang duduk di samping kemudi Ayah.


"Tahu, jangan kuatir ...", jawab Ayah sembari tersenyum.


"Emang Ayah tahu jalan-jalannya?"


"Tahu, jangan kuatir ..."


"Benar, tidak kesasar Ayah?"


"Benar, jangan kuatir ...", jawab Ayah tetap dengan sabar.


"Nanti kalau Asa haus, bagaimana?"


"Tenang, nanti Ayah beli air mineral ..."


"Terus kalau lapar?"


"Tenang, Ayah ajak mampir Asa ke restoran ..."


"Emang ayah tahu tempat restorannya?"

"Tahu, sayang ..."

"Emang ayah bawa cukup uang?"

"Cukup, sayang ..."

"Kalau Asa pengin ke kamar kecil?"

"Ayah antar sampai depan pintu toilet wanita ..."

"Emang di musium ada toiletnya?"

" Ada , jangan kuatir ..."

"Ayah bawa tissue juga?"

"Bawa, jangan kuatir ...", kata ayah sembari membelokkan mobilnya masuk jalan tikus, karena macet.

"Kok Ayah belok ke jalan jelek dan sempit begini?"

"Ayah cari jalan yang lebih cepat ... supaya Asa bisa menikmati museum lebih lama nanti ..."

Tidak berapa lama, Asa kemudian tidak bertanya-tanya lagi. Giliran sang Ayah yang bingung,
"Kenapa Asa diam, sayang?"

"Ya, Asa percaya Ayah deh! Ayah pasti tahu, akan antar dan bantu Asa nanti!"

Kita ini seperti Asa si anak kecil ini. Kita bertanya banyak hal mengenai apa yang kita hadapi dan terjadi dalam hidup kita. Terlalu banyak khawatir apa yang akan kita hadapi. Padahal sesungguhnya Tuhan "sedang mengemudi" buat kita semua.

Kadang Ia membawa ke "gang sempit" yang barangkali tidak enak, tetapi itu semua untuk menghindari "kemacetan" di jalan yang lain. Kadang Ia memperlambat "kendaraan-Nya", kadang mempercepat. Semuanya ada maksudnya.

Ada baiknya kalau kita menyerahkan hal-hal yang di luar jangkauan kita kepada-Nya. Biarkan Dia berkarya atas hidup Anda, biarkan Dia mengemudikanT hidup Anda, sebaliknya fokuskan hidup Anda kepada hal-hal yang Anda bisa kerjakan di depan mata, dengan berkat kemampuan yang Anda sudah miliki.



Kiriman email dari : mariska nara
Sat, 1 Dec 2007 15:30:55 +0800
Posted by ShureX Posted on January 17, 2008 | No comments

Tuhan Tahu

My dear friends.....
Beberapa Hal Yang Dapat Mendorongmu Untuk Tetap Bertahan !

Jika kau merasa lelah dan tak berdaya dari usaha yang sepertinyasia-sia...
Tuhan tahu betapa keras engkau sudah berusaha.

Ketika kau sudah menangis sekian lama dan hatimu masih terasa pedih...
Tuhan sudah menghitung airmatamu.

Jika kau pikir bahwa hidupmu sedang menunggu sesuatu dan waktu serasa berlalu begitu saja...
Tuhan sedang menunggu bersama denganmu.

Ketika kau merasa sendirian dan teman-temanmu terlalu sibuk untuk menelepon.
Tuhan selalu berada disampingmu.

Ketika kau pikir bahwa kau sudah mencoba segalanya dan tidak tahu Hendak berbuat apa lagi...
Tuhan punya jawabannya.

Ketika segala sesuatu menjadi tidak masuk akal dan kau merasa tertekan...
Tuhan dapat menenangkanmu.

Jika tiba-tiba kau dapat melihat jejak-jejak harapan...
Tuhan sedang berbisik kepadamu.

Ketika segala sesuatu berjalan lancar dan kau merasa ingin mengucap syukur..
Tuhan telah memberkatimu.

Ketika sesuatu yang indah terjadi dan kau dipenuhi ketakjuban...
Tuhan telah tersenyum padamu.

Ketika kau memiliki tujuan untuk dipenuhi dan mimpi untuk digenapi...
Tuhan sudah membuka matamu dan memanggilmu dengan namamu.
Ingat bahwa dimanapun kau atau kemanapun kau menghadap...
TUHAN TAHU

Kiriman e-mail dari : mariska nara
Tue, 8 Jan 2008 18:47:44
Posted by ShureX Posted on January 17, 2008 | 1 comment

Keranjang Arang dan Kitab Suci

Seorang Kakek hidup di suatu perkebunan di suatu pegunungan sebelah timur Negara bagian Kentucky (Amerika) dengan cucu lelakinya yg masih muda. Setiap pagi Kakek bangun lebih awal dan membaca Alkitab di meja makan di dapurnya. Cucu lelaki nya ingin sekali menjadi seperti kakeknya dan mencoba untuk menirunya dalam cara apapun semampunya.

Suatu hari sang cucu nya bertanya, " Kakek! Aku mencoba untuk membaca Alkitab seperti yang kakek lakukan tetapi aku tidak memahaminya, dan apa yang aku pahami aku lupakan secepat aku menutup buku. Apa sih kebaikan dari membaca Alkitab?"

Dengan tenang sang Kakek dengan mengambil keranjang tempat arang, memutar sambil melobangi keranjang nya ia menjawab, " Bawa keranjang ini ke sungai dan bawa kemari lagi penuhi dengan air."

Maka sang cucu melakukan seperti yang diperintahkan kakek, tetapi semua air habis menetes sebelum tiba di depan rumahnya. Kakek tertawa dan berkata, "Lain kali kamu harus melakukukannya lebih cepat lagi,"

Maka ia menyuruh cucunya kembali ke sungai dengan keranjang tsb untuk dicoba lagi. Sang cucu berlari lebih cepat, tetapi tetap, lagi2 keranjangnya kosong sebelum ia tiba di depan rumah. Dengan terengah-engah, ia berkata kepada kakek nya bahwa mustahil membawa air dari sungai dengan keranjang yang sudah dibolongi, maka sang cucu mengambil ember sebagai gantinya. Sang kakek berkata, " Aku tidak mau ember itu; aku hanya mau keranjang arang itu. Ayolah, usaha kamu kurang cukup," maka sang kakek pergi ke luar pintu untuk mengamati usaha cucu laki-lakinya itu.

Cucunya yakin sekali bahwa hal itu mustahil, tetapi ia tetap ingin menunjukkan kepada kakek nya, biar sekalipun ia berlari secepat-cepatnya, air tetap akan bocor keluar sebelum ia sampai ke rumah. Sekali lagi sang cucu mengambil air ke dalam sungai dan berlari sekuat tenaga menghampiri kakek, tetapi ketika ia sampai didepan kakek keranjang sudah kosong lagi.

Sambil terengah-engah ia berkata, " Lihat Kek, percuma!"
" Jadi kamu pikir percuma?" Jawab kakek. Kakek berkata, " Lihatlah keranjangnya.
"Sang cucu menurut, melihat ke dalam keranjangnya dan untuk pertama kalinya menyadari bahwa keranjang itu sekarang berbeda.

Keranjang itu TELAH BERUBAH dari keranjang arang yang tua kotor dan kini BERSIH LUAR DAN DALAM. "Cucuku, hal itulah yang terjadi ketika kamu MEMBACA ALKITAB. Kamu TIDAK BISA MEMAHAMI atau INGAT segalanya, tetapi KETIKA kamu MEMBACANYA LAGI, kamu AKAN BERUBAH, luar dalam. Itu adalah KARUNIA dari ALLAH di dalam hidup kita."

Sesungguhnya, hanya dengan mengingat Allah, hati akan tenang.

Sepenggal kata mutiara:
"Teman yang baik adalah seseorang yang dapat berkata BENAR kepada kita, dan bukan orang yang selalu MEMBENAR-BENARKAN perkataan kita, tanpa memberi NASIHAT dan KOREKSI"

Nah teman, jadilah BERKAT bagi yang lain, dan TEMAN YANG SEJATI.
Tuhan Yesus memberkati.



Kiriman email dari : Yori Sahanaya.

12 January 2008

Posted by ShureX Posted on January 12, 2008 | No comments

8 Januari 2008

Mutiara Iman:
“Setelah Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah kelangit dan mengucap berkat…”
(Mrk 6:41)


Lectio:
1Yoh. 4:7-10; Mzm. 72:1-2,3-4b,7-8; Mrk. 6:34-44.

Meditatio:
Pada suatu hari, seorang petani tua mengunjungi sebuah keluarga kaya untuk urusan bisnis. Di rumah itu dia diundang ikut makan siang bersama. Setiap orang yang hadir begitu duduk di meja itu langsung mengambil makanan, namun tidak demikian halnya dengan petani tua itu. Sebelum mulai makan, ia sejenak menundukan kepala dan bersyukur atas makanan yang tersedia. Ketika usai berdoa dan mengangkat kembali kepalanya, tuan rumah tersenyum kepadanya dan bertanya,”Apakah di sekitar daerah ini masih ada orang yang mengikuti kebiasaan lama seperti itu?” Orang tua itu sejenak terdiam. Lalu jawabnya,”Yah ada beberapa yang tidak pernah bersyukur atas makanan yang mereka terima.” Tuan rumah tersenyum bangga. “Pasti mereka itu orang terpelajar?” “Bukan tuan,” kata petani itu. “Mereka itu babi-babi yang kami pelihara.”

Cerita di atas mau menyampaikan pesan supaya kita tidak lupa bersyukur atas segala pemberian Allah, betapapun sederahananya pemberian itu. Dalam Injil hari ini Yesus tampak tenang dan tidak mengeluh kendati para murid hanya membawa lima roti dan dua ikan ke hadapanNya, padahal ada banyak orang yang sedang membutuhkan makanan. Atas makanan yang sedikit tersebut, Yesus tetap bersyukur kepada Allah. Karena diiringi rasa syukur dan semangat kebersamaan, rejeki yang tampaknya sangat sederhana itu dapat memberikan kelegaan dan kegembiraan. Apakah aku ini seorang yang selalu ingat bersyukur atas segala kebaikan Allah?

Contemplatio:
Pejamkan mata beberapa menit. Bayangkanlah Anda salah satu dari orang banyak yang berbondong-bondong untuk mendengarkan pengajaran Yesus. Anda terkesan melihat Yesus yang berdoa atas lima roti dan dua ikan itu.

Missio:
Dalam perkerjaan mapun perjumpaan dengan orang-orang hari ini, aku tidak akan ragu untuk berbagi, entah perhatian, kemapuan/keterampilan, tenaga dan lain-lain.

  • Text Widget