04 May 2008

Posted by ShureX Posted on May 04, 2008 | No comments

Minggu Paskah VII, 4 Mei 2008

Minggu Paskah VII, 4 Mei 2008


Bacaan :
Kis 1:12-14;
1 Ptr 4:13-16;
Yoh 17:1-11a.


Segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka, dan mereka telah menerimanya. Demikianlah ‘laporan’ Yesus, utusan Bapa tentang misi yang telah diterima-Nya. Misi itu telah rampung, dan kini tiba saat-Nya Ia kembali kepada Bapa. Misi Yesus tidak berhenti di situ, tapi diteruskan kepada murid-murid-Nya. Sebelum melaksanakannya, mereka mengadakan Novena Roh Kudus. Dialah yang akan mengingatkan dan mengajarkan segala yang telah disampaikan Yesus kepada mereka. Bukan cuma itu. Roh Kudus juga menghibur dan menguatkan mereka dalam segala cobaan dan tantangan sehingga setiap waktu mereka dapat memuliakan Allah dalam nama Kristus dan bersukacita di dalam Dia.


disadur dari :Angela Merici Biblical Center

Posted by ShureX Posted on May 04, 2008 | No comments

Bicara Dengan Bahasa Hati

Tak ada musuh yang tak dapat ditaklukkan oleh cinta.
Tak ada penyakit yang tak dapat disembuhkan oleh kasih sayang.
Tak ada permusuhan yang tak dapat dimaafkan oleh ketulusan.
Tak ada kesulitan yang tak dapat dipecahkan oleh ketekunan.
Tak ada batu keras yang tak dapat dipecahkan oleh kesabaran.

Semua itu haruslah berasal dari hati Anda.
Bicaralah dengan bahasa hati, maka akan sampai ke hati pula.

Kesuksesan bukan semata-mata betapa keras otot dan betapa tajam otak Anda, namun juga betapa lembut hati Anda dalam menjalani segala sesuatunya.

Anda tak kan dapat menghentikan tangis seorang bayi hanya dengan merengkuhnya dalam lengan yang kuat. Atau, membujuknya dengan berbagai gula-gula dan kata-kata manis. Anda harus mendekapnya hingga ia merasakan detak jantung yang tenang jauh di dalam dada Anda.

Mulailah dengan melembutkan hati, maka Anda akan menemukan banyak mukjizat.


sumber : --

03 May 2008

Posted by ShureX Posted on May 03, 2008 | No comments

BILLY GRAHAM DARI CHINA

Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. —Filipi 3:7



Baca: Filipi 3:1-11

Pada tahun 1927, John Sung naik sebuah kapal dari Amerika Serikat menuju ke Shanghai. Ia telah tinggal di Amerika selama lebih dari 7 tahun dan memperoleh tiga gelar akademis selama waktu itu, termasuk sebuah gelar Ph.D.

Ketika kapal itu hampir sampai ke tempat tujuan, Sung membuang ke laut semua ijazah, medali, dan tanda pengenal kelompok persahabatannya. Ia hanya menyisakan ijazah doktornya untuk ditunjukkan kepada ayahnya. Ia telah menerima Yesus Kristus dan telah bertekad bahwa untuk seluruh sisa hidupnya ia hanya akan hidup untuk sesuatu yang bernilai kekal.

Banyak orang Kristen berusia lanjut yang masih hidup di Asia Timur dan Tenggara telah mengenal Kristus melalui pelayanan John Sung. Ia pun mendapat julukan Billy Graham dari China karena usaha penginjilannya. Tindakannya menunjukkan apa yang ditulis oleh Paulus dalam Filipi 3:7, “Apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus.”

Tidak semua orang dapat melakukan apa yang dilakukan oleh John Sung. Namun, seperti Paulus, kita semua harus menganggap segala perkara yang bersifat sementara di dalam hidup ini “sebagai sampah” (ay.8), untuk kemudian menjalani hidup agar memiliki nilai kekal.

Anda dapat memberi dampak bagi orang-orang yang berada di sekeliling Anda demi Allah. Allah telah menempatkan mereka di dalam jangkauan Anda sehingga Anda dapat menjadi saksi yang menuntun mereka kepada Yesus.

Pikirkan seseorang yang dapat Anda ajak bicara tentang Yesus Kristus dan apa yang telah dilakukan-Nya bagi Anda. —CPH

Biarlah tanganku melaksanakan perintah-Nya,
Biarlah kakiku melangkah di jalan-Nya,
Biarlah mataku memandang Yesus saja,
Biarlah bibirku memberikan pujian bagi-Nya.
—James



---------------------------------------------

Kehidupan yang kita miliki akan segera berlalu; yang kekal hanyalah apa yang kita kerjakan bagi Kristus.



disadur dari : http://www.rbcintl.org/
Posted by ShureX Posted on May 03, 2008 | No comments

A LETTER FROM GOD

Saat kau bangun dipagi hari, Aku memandangmu dan berharap engkau akan berbicara kepadaKu, walaupun hanya sepatah kata, meminta pendapatKu atau bersyukur kepadaKu atas sesuatu hal indah yang terjadi di dalam hidupmu kemarin, tetapi aku melihat engkau begitu sibuk mempersiapkan diri untuk pergi bekerja. Aku kembali menanti.

Saat engkau sedang bersiap, Aku tahu akan ada sedikit waktu bagimu untuk berhenti dan menyapaKu, tetapi engkau terlalu sibuk. Di satu tempat, engkau duduk di sebuah kursi selama lima belas menit tanpa melakukan apapun. Kemudian Aku melihat engkau menggerakkan kakimu. Aku berpikir engkau ingin berbicara kepadaKu, tetapi engkau berlari ke telepon dan menelepon seorang teman untuk mendengarkan gosip terbaru. Aku melihatmu ketika engkau pergi bekerja dan Aku menanti dengan sabar sepanjang hari.

Dengan semua kegiatanmu, Aku berpikir engkau terlalu sibuk untuk mengucapkan sesuatu kepadaKu.

Sebelum makan siang Aku melihatmu memandang ke sekeliling, mungkin engkau merasa malu untuk berbicara kepadaKu, itulah sebabnya mengapa engkau tidak menundukkan kepalamu. Engkau memandang tiga atau empat meja sekitarmu dan melihat beberapa temanmu berbicara kepadaKu dengan lembut sebelum mereka makan, tetapi engkau tidak melakukannya. Tidak apa-apa. Masih ada waktu yang tersisa, dan Aku berharap engkau akan berbicara kepadaKu, meskipun saaat engkau pulang ke rumah kelihatannya seakan-akan banyak hal yang harus kau kerjakan.

Setelah beberapa hal tersebut selesai engkau kerjakan, engkau menyalakan televisi, Aku tidak tahu apakah kau suka menonton televisi atau tidak, hanya saja engkau selalu ke sana dan menghabiskan banyak waktu setiap hari di depannya, tanpa memikirkan apapun hanya menikmati acara yang ditampilkan. Kembali Aku menanti dengan sabar saat engkau menonton TV dan menikmati makananmu tetapi kembali kau tidak berbicara kepadaKu. Saat tidur Kupikir kau merasa terlalu lelah. Setelah mengucapkan selamat malam kepada keluargamu, kau melompat ke tempat tidur dan tertidur tak lama kemudian. Tidak apa-apa karena mungkin engkau tidak menyadari bahwa Aku selalu hadir untukmu.

Aku telah bersabar lebih lama dari yang kau sadari. Aku bahkan ingin mengajarkanmu bagaimana bersabar terhadap orang lain. Aku sangat mengasihimu, setiap hari Aku menantikan sepatah kata, doa atau pikiran atau syukur dari hatimu. Baiklah... engkau bangun kembali dan kembali. Aku akan menanti dengan penuh kasih bahwa hari ini kau akan memberiKu sedikit waktu.

Semoga harimu menyenangkan.
Bapamu, ALLAH

~ Heaven Post Office ~
Posted by ShureX Posted on May 03, 2008 | No comments

Aku Mau Mama Kembali

- Sebuah kisah teladan dari negeri China

Untuk siapapun yang mendapat perlakuan kurang menyenangkan dari ortu kuncinya satu memaafkan, sehingga kedamaian ada pada hidup kita, jaman dulu sdh biasa ortu bertindak seperti itu, banyak faktor, salah satunya kemiskinan dan pendidikan yg rendah. Moga2 tulisan dibawah ini membawa kita semua, terutama yg mengalami hal2 buruk, setelah membaca e-mail ini ada damai dalam hidup kita, Amin.

Di Propinsi Zhejiang China, ada seorang anak laki-laki yang luar biasa, sebut saja namanya Zhang Da. Perhatiannya yang besar kepada Papanya, hidupnya yang pantang menyerah dan mau bekerja keras, serta tindakan dan perkataannya yang menyentuh hati membuat Zhang Da, anak lelaki yang masih berumur 10 tahun ketika memulai semua itu, pantas disebut anak yang luar biasa. Saking jarangnya seorang anak yang berbuat demikian, sehingga ketika Pemerintah China mendengar dan menyelidiki apa yang Zhang Da perbuat maka merekapun memutuskan untuk menganugerahi penghargaan Negara yang Tinggi kepadanya. Zhang Da adalah salah satu dari sepuluh orang yang dinyatakan telah melakukan perbuatan yang luar biasa dari antara 1,4 milyar penduduk China. Tepatnya 27 Januari 2006 Pemerintah China, di Propinsi Jiangxu, kota Nanjing, serta disiarkan secara Nasional keseluruh pelosok negeri, memberikan penghargaan kepada 10 (sepuluh) orang yang luar biasa, salah satunya adalah Zhang Da.

Mengikuti kisahnya di televisi, membuat saya ingin menuliskan cerita ini untuk melihat semangatnya yang luar biasa. Bagi saya Zhang Da sangat istimewa dan luar biasa karena ia termasuk 10 orang yang paling luar biasa di antara 1,4 milyar manusia. Atau lebih tepatnya ia adalah yang terbaik diantara 140 juta manusia. Tetapi jika kita melihat apa yang dilakukannya dimulai ketika ia berumur 10 tahun dan terus dia lakukan sampai sekarang (ia berumur 15 tahun), dan satu-satunya anak diantara 10 orang yang luarbiasa tersebut maka saya bisa katakan bahwa Zhang Da yang paling luar biasa di antara 1,4 milyar penduduk China.

Pada waktu tahun 2001, Zhang Da ditinggal pergi oleh Mamanya yang sudah tidak tahan hidup menderita karena miskin dan karena suami yang sakit keras. Dan sejak hari itu Zhang Da hidup dengan seorang Papa yang tidak bisa bekerja, tidak bisa berjalan, dan sakit- sakitan. Kondisi ini memaksa seorang bocah ingusan yang waktu itu belum genap 10 tahun untuk mengambil tanggungjawab yang sangat berat. Ia harus sekolah, ia harus mencari makan untuk Papanya dan juga dirinya sendiri, ia juga harus memikirkan obat-obat yang yang pasti tidak murah untuk dia. Dalam kondisi yang seperti inilah kisah luar biasa Zhang Da dimulai. Ia masih terlalu kecil untuk menjalankan tanggung jawab yang susah dan pahit ini. Ia adalah salah satu dari sekian banyak anak yang harus menerima kenyataan hidup yang pahit di dunia ini. Tetapi yang membuat Zhang Da berbeda adalah bahwa ia tidak menyerah.

Hidup harus terus berjalan, tapi tidak dengan melakukan kejahatan, melainkan memikul tanggungjawab untuk meneruskan kehidupannya dan papanya. Demikian ungkapan Zhang Da ketika menghadapi utusan pemerintah yang ingin tahu apa yang dikerjakannya. Ia mulai
lembaran baru dalam hidupnya dengan terus bersekolah. Dari rumah sampai sekolah
harus berjalan kaki melewati hutan kecil. Dalam perjalanan dari dan ke sekolah itulah, Ia mulai makan daun, biji-bijian dan buah-buahan yang ia temui. Kadang juga ia menemukan sejenis jamur, atau rumput dan ia coba memakannya. Dari mencoba-coba makan itu semua, ia tahu mana yang masih bisa ditolerir oleh lidahnya dan mana yang tidak bisa ia makan. Setelah jam pulang sekolah di siang hari dan juga sore hari, ia bergabung dengan beberapa tukang batu untuk membelah batu-batu besar dan memperoleh upah dari pekerjaan itu. Hasil kerja sebagai tukang batu ia gunakan untuk membeli beras dan obat-obatan untuk papanya. Hidup seperti ini ia jalani selama lima tahun tetapi badannya tetap sehat, segar dan kuat.

ZhangDa Merawat Papanya yang Sakit.

Sejak umur 10 tahun, ia mulai tanggungjawab untuk merawat papanya. Ia menggendong papanya ke WC, ia menyeka dan sekali-sekali memandikan papanya, ia membeli beras dan membuat bubur, dan segala urusan papanya, semua dia kerjakan dengan rasa tanggungjawab dan kasih. Semua pekerjaan ini menjadi tanggungjawabnya sehari-hari.

Zhang Da menyuntik sendiri papanya.

Obat yang mahal dan jauhnya tempat berobat membuat Zhang Da berpikir untuk menemukan cara terbaik untuk mengatasi semua ini. Sejak umur sepuluh tahun ia mulai belajar tentang obat-obatan melalui sebuah buku bekas yang ia beli. Yang membuatnya luar biasa adalah ia belajar bagaimana seorang suster memberikan injeksi/suntikan kepada pasiennya. Setelah ia rasa ia mampu, ia nekad untuk menyuntik papanya sendiri. Saya sungguh kagum, kalau anak kecil main dokter-dokteran dan suntikan itu sudah biasa. Tapi jika anak 10 tahun memberikan suntikan seperti layaknya suster atau dokter yang sudah biasa memberi injeksi saya baru tahu hanya Zhang Da. Orang bisa bilang apa yang dilakukannya adalah perbuatan nekad, sayapun berpendapat demikian. Namun jika kita bisa memahami kondisinya maka saya ingin katakan bahwa Zhang Da adalah anak cerdas yang kreatif dan mau belajar untuk mengatasi kesulitan yang sedang ada dalam hidup dan kehidupannya. Sekarang pekerjaan menyuntik papanya sudah dilakukannya selama lebih kurang lima tahun, maka Zhang Da sudah trampil dan ahli menyuntik.

Aku Mau Mama Kembali.

Ketika mata pejabat, pengusaha, para artis dan orang terkenal yang hadir dalam acara penganugerahan penghargaan tersebut sedang tertuju kepada Zhang Da, Pembawa Acara (MC) bertanya kepadanya, "Zhang Da, sebut saja kamu mau apa, sekolah di mana, dan apa yang kamu rindukan untuk terjadi dalam hidupmu, berapa uang yang kamu butuhkan sampai kamu selesai kuliah, besar nanti mau kuliah di mana, sebut saja. Pokoknya apa yang kamu idam-idamkan sebut saja, di sini ada banyak pejabat, pengusaha, orang terkenal yang hadir. Saat ini juga ada ratusan juta orang yang sedang melihat kamu melalui layar televisi, mereka bisa
membantumu!"

Zhang Da pun terdiam dan tidak menjawab apa-apa. MC pun berkata lagi kepadanya, "Sebut saja, mereka bisa membantumu"

Beberapa menit Zhang Da masih diam, lalu dengan suara bergetar iapun menjawab, "Aku Mau Mama Kembali. Mama kembalilah ke rumah, aku bisa membantu Papa, aku bisa cari makan sendiri, Mama Kembalilah!" demikian Zhang Da bicara dengan suara yang keras dan penuh harap.

Saya bisa lihat banyak pemirsa menitikkan air mata karena terharu, saya pun tidak menyangka akan apa yang keluar dari bibirnya. Mengapa ia tidak minta kemudahan untuk pengobatan papanya, mengapa ia tidak minta deposito yang cukup untuk meringankan hidupnya dan sedikit bekal untuk masa depannya, mengapa ia tidak minta rumah kecil yang dekat dengan rumah sakit, mengapa ia tidak minta sebuah kartu kemudahan dari pemerintah agar ketika ia membutuhkan, melihat katabelece yang dipegangnya semua akan membantunya. Sungguh saya tidak mengerti, tapi yang saya tahu apa yang dimintanya, itulah yang paling utama bagi dirinya. Aku Mau Mama Kembali, sebuah ungkapan yang mungkin sudah dipendamnya sejak saat melihat mamanya pergi meninggalkan dia dan papanya.

Tidak semua orang bisa sekuat dan sehebat Zhang Da dalam mensiasati kesulitan hidup ini. Tapi setiap kita pastinya telah dikaruniai kemampuan dan kekuatan yg istimewa untuk menjalani ujian di dunia. Sehebat apapun ujian yg dihadapi pasti ada jalan keluarnya... ditiap-tiap kesulitan ada kemudahan dan Allah tidak akan menimpakan kesulitan diluar kemampuan umat-Nya. Jadi janganlah menyerah dengan keadaan, jika sekarang sedang kurang beruntung, sedang mengalami kekalahan.... bangkitlah! karena sesungguhnya kemenangan akan diberikan kepada siapa saja yg telah berusaha sekuat kemampuannya.


dirikim oleh : Indri oktavianti

02 May 2008

Posted by ShureX Posted on May 02, 2008 | No comments

Doa Bapa Kami

Doa Bapa Kami dengan Uraian
(St. Fransiskus dari Asisi)

BAPA KAMI yang mahamulia,
Pencipta dan Penebus kami,
Juruselamat dan Penghiburan kami.

YANG ADA DI SURGA
di antara para malaikat dan para kudus,
yang menerangi mereka agar mengenal Engkau,
sebab Engkau, Tuhan, adalah terang;
yang membakar nyala kasih mereka kepada-Mu,
sebab Engkau, Tuhan, adalah kasih;
yang tinggal di antara mereka
dan memenuhi mereka dengan sukacita,
sebab Engkau, Tuhan,adalah yang mahatinggi,
kebaikan kekal, dan segala kebajikan bersumber daripada-Mu.

DIMULIAKANLAH NAMA-MU.
Kiranya kami bertumbuh dalam pengenalan akan Dikau lebih dan lebih baik lagi
dan dengan demikian menghargai besarnya kemurahan-Mu,
luasnya janji-janji-Mu,
keagungan kemahakuasaan-Mu,
dan kedalaman keadilan-Mu.

DATANGLAH KERAJAANMU,
agar Engkau meraja dalam diri kami dengan rahmat-Mu,
dan menghantar kami ke dalam kerajaan-Mu,
di mana kami boleh memandang Engkau dari muka ke muka,
mengasihi-Mu dengan sempurna,
dan bahagia bersama-Mu,
menikmati kehadiran-Mu selamanya.

JADILAH KEHENDAKMU DI ATAS BUMI SEPERTI DI DALAM SURGA,
agar kami mengasihi Engkau
segenap hati,
dengan senantiasa merindukan Engkau;
segenap jiwa,
dengan senantiasa merenungkan Engkau;
segenap akal budi,
dengan sebulat hati menemukan kemuliaan-Mu dalam segala sesuatu;
dan segenap kekuatan,
jiwa dan raga,
dengan melayani Engkau saja dengan penuh cinta.
Semoga kami mengasihi sesama seperti kami mengasihi diri kami sendiri,
dan mendorong semua orang agar mengasihi Engkau,
dengan ikut ambil bagian
dalam sukacita dan dukacita kami bagi sesama,
tanpa memandang rendah siapapun juga.

BERILAH KAMI REJEKI PADA HARI INI,
Putra-Mu terkasih, Tuhan kami Yesus Kristus,
agar kami senantiasa mengenang serta menghargai
betapa Ia telah mengasihi kami,
dengan segala sesuatu yang Ia katakan, lakukan dan derita bagi kami.

DAN AMPUNILAH KESALAHAN KAMI,
dengan belas kasihan-Mu yang tak terhingga,
demi jasa-jasa sengsara Putra-Mu,
dengan perantaraan Maria,
dan bantuan doa semua orang kudus.

SEPERTI KAMI PUN MENGAMPUNI YANG BERSALAH KEPADA KAMI,
dan jika kami belum mengampuni dengan sempurna,
Tuhan, bantulah kami untuk mengampuni dengan sempurna,
agar, demi kasih kepada-Mu,
kami sungguh mengampuni musuh-musuh kami,
dan dengan tulus hati mendoakan mereka kepada-Mu,
tidak membalas kejahatan dengan kejahatan,
melainkan berusaha melayani Engkau dalam diri setiap orang.

DAN JANGANLAH MASUKKAN KAMI KE DALAM PENCOBAAN,
entah terselubung, entah nyata,
tiba-tiba ataupun terus-menerus.

TETAPI BEBASKANLAH KAMI DARI YANG JAHAT,
dulu, sekarang dan selamanya,
Amin.


01 May 2008

Posted by ShureX Posted on May 01, 2008 | 1 comment

Your action can change a person's life

One day, when I was a freshman in high school, I saw
a kid from my class was walking home from school. His
name was Kyle. It looked like he was carrying all of his
books. I thought to myself, "Why would anyone bring
home all his books on a Friday? He must really be a
nerd."

I had quite a weekend planned (parties and a football
game with my friends tomorrow afternoon), so I
shrugged my shoulders and went on.

As I was walking, I saw a bunch of kids running toward
him. They ran at him, knocking all his books out of his
arms and tripping him so he landed in the dirt. His glasses
went flying, and I saw them land in the grass about ten
feet from him. He looked up and I saw this terrible
sadness in his eyes.

My heart went out to him. So, I jogged over to him and
as he crawled around looking for his glasses, and I saw
a tear in his eye. As I handed him his glasses, I said,
"Those guys are jerks. They really should get lives." He looked
at me and said, "Hey thanks!" There was a big smile on his face.

It was one of those smiles that showed real gratitude.

I helped him pick up his books, and asked him where
he lived. As it turned out, he lived near me, so I asked him
why I had never seen him before. He said he had gone to private
school before now.

I would have never hung out with a private school kid
before. We talked all the way home, and I carried some
of his books. He turned out to be a pretty cool kid. I
asked him if he wanted to play a little football with my
friends. He said yes. We hung out all weekend and the
more I got to know Kyle, the more I liked him, and my
friends thought the same of him.

Monday morning came, and there was Kyle with the
huge stack of books again. I stopped him and said,
"Boy, you are gonna really build some serious muscles
with this pile of books everyday!" He just laughed and
handed me half the books.

Over the next four years, Kyle and I became best
friends. When we were seniors, we began to think
about college. Kyle decided on Georgetown, and I
was going to Duke. I knew that we would always be
friends, that the miles would never be a problem. He
was going to be a doctor, and I was going for business
on a football scholarship.

Kyle was valedictorian of our class. I teased him all the
time about being a nerd. He had to prepare a speech for
graduation.

I was so glad it wasn't me having to get up there and
speak. Graduation day, I saw Kyle. He looked great. He
was one of those guys that really found himself during high
school. He filled out and actually looked good in glasses.
He had more dates than I had and all the girls loved him.
Boy, sometimes I was jealous.

Today was one of those days. I could see that he was
nervous about his speech. So, I smacked him on the back
and said, "Hey, big guy, you'll be great!" He looked at me
with one of those looks (the really grateful one) and smiled.
"Thanks," he said.

As he started his speech, he cleared his throat, and
began. "Graduation is a time to thank those who helped
you make it through those tough years. Your parents,
your teachers, your siblings, maybe a coach...but mostly
your friends. I am here to tell all of you that being a
friend to someone is the best gift you can give them. I
am going to tell you a story."

I just looked at my friend with disbelief as he told the
story of the first day we met. He had planned to kill
himself over the weekend. He talked of how he had
cleaned out his locker so his Mom wouldn't have to do
it later and was carrying his stuff home.

He looked hard at me and gave me a little smile.

"Thankfully, I was saved. My friend saved me from
doing the unspeakable."

I heard the gasp go through the crowd as this handsome, popular
boy told us all about his weakest moment.

I saw his Mom and dad looking at me and smiling that same
grateful smile. Not until that moment did I realize it's depth.

Never underestimate the power of your actions. With
one small gesture you can change a person's life. For
better or for worse.

God puts us all in each other's lives to impact one another
in some way. Look for God in others.



http://touching-inspiringstory.blogspot.com/

  • Text Widget