20 December 2008

Posted by ShureX Posted on December 20, 2008 | No comments

Berkata-kata dengan kasar

Saya bersenggolan dengan seorang yang tidak dikenal ketika ia lewat.

“Oh, maafkan saya” adalah reaksi saya.

Ia berkata, “Maafkan saya juga; Saya tidak melihat Anda.”

Orang tidak dikenal itu, juga saya, berlaku sangat sopan. Akhirnya kami berpisah dan mengucapkan selamat tinggal.

Namun cerita lainnya terjadi di rumah, lihat bagaimana kita memperlakukan orang-orang yang kita kasihi, tua dan muda.

Pada hari itu juga, saat saya tengah memasak makan malam, anak lelaki saya berdiri diam-diam di samping saya. Ketika saya berbalik, hampir saja saya membuatnya jatuh.

"Minggir," kata saya dengan marah. Ia pergi, hati kecilnya hancur.

Saya tidak menyadari betapa kasarnya kata-kata saya kepadanya. Ketika saya berbaring di tempat tidur, dengan halus Tuhan berbicara padaku, "Sewaktu kamu berurusan dengan orang yang tidak kau kenal, etika kesopanan kamu gunakan, tetapi anak-anak yang engkau kasihi, sepertinya engkau perlakukan dengan sewenang-wenang.

Coba lihat ke lantai dapur, engkau akan menemukan beberapa kuntum bunga dekat pintu. "Bunga-bunga tersebut telah dipetik sendiri oleh anakmu; merah muda, kuning dan biru. Anakmu berdiri tanpa suara supaya tidak menggagalkan kejutan yang akan ia buat bagimu, dan kamu bahkan tidak melihat matanya yang basah saat itu."

Seketika aku merasa malu, dan sekarang air mataku mulai menetes. Saya pelan-pelan pergi ke kamar anakku dan berlutut di dekat tempat tidurnya,

"Bangun, nak, bangun," kataku. "Apakah bunga-bunga ini engkau petik untukku?"

Ia tersenyum, "Aku menemukannya jatuh dari pohon. Aku mengambil bunga-bunga ini karena mereka cantik seperti Ibu. Aku tahu Ibu akan menyukainya, terutama yang berwarna biru."

Aku berkata, "Anakku, Ibu sangat menyesal karena telah kasar padamu; Ibu seharusnya tidak membentakmu seperti tadi."

Si kecilku berkata, "Oh, Ibu, tidak apa-apa. Aku tetap mencintaimu."

Aku pun membalas, "Anakku, aku mencintaimu juga, dan aku benar-benar menyukai bunga-bunga ini, apalagi yang biru."

Apakah anda menyadari bahwa jika kita mati besok, perusahaan di mana kita bekerja sekarang bisa saja dengan mudahnya mencari pengganti kita dalam hitungan hari?

Tetapi keluarga yang kita tinggalkan akan merasakan kehilangan selama sisa hidup mereka. Mari kita renungkan, kita melibatkan diri lebih dalam kepada pekerjaan kita ketimbang keluarga kita sendiri, suatu investasi yang tentunya kurang bijaksana, bukan?

Jadi apakah anda telah memahami apa tujuan cerita di atas?
Apakah anda tahu apa arti kata KELUARGA? Dalam bahasa Inggris, KELUARGA = FAMILY.
FAMILY = ( F )ather ( A )nd ( M )other, ( I ), ( L )ove, ( Y )ou.

Diterjemahkan dari : HARSH WORDS SPOKEN
disadur dari : riskaworld.com



Klinik Rohani Links :
http://www.klinikrohani.com/

18 December 2008

Posted by ShureX Posted on December 18, 2008 | 3 comments

Pelayan yang baik hati

Bertahun-tahun dahulu, pada malam hujan badai, seorang laki-laki tua dan istrinya masuk ke sebuah lobby hotel kecil di Philadelphia. Mencoba menghindari hujan, pasangan ini mendekati meja resepsionis untuk mendapatkan tempat bermalam.

"Dapatkan anda memberi kami sebuah kamar disini ?" tanya sang suami.

Sang pelayan, seorang laki-laki ramah dengan tersenyum memandang kepada pasangan itu dan menjelaskan bahwa ada tiga acara konvensi di kota.

"Semua kamar kami telah penuh," pelayan berkata. "Tapi saya tidak dapat mengirim pasangan yang baik seperti anda keluar kehujanan pada pukul satu dini hari. Mungkin anda mau tidur di ruangan milik saya ?

Tidak terlalu bagus, tapi cukup untuk membuat anda tidur dengan nyaman malam ini."
Ketika pasangan ini ragu-ragu, pelayan muda ini membujuk. "Jangan khawatir tentang saya. Saya akan baik-baik saja," kata sang pelayan. Akhirnya pasangan ini setuju.

Ketika pagi hari saat tagihan dibayar, laki-laki tua itu berkata kepada sang pelayan, "Anda seperti seorang manager yang baik yang seharusnya menjadi pemilik hotel terbaik di Amerika. Mungkin suatu hari saya akan membangun sebuah hotel untuk anda." Sang pelayan melihat mereka dan tersenyum. Mereka bertiga tertawa. Saat pasangan ini dalam perjalanan pergi, pasangan tua ini setuju bahwa pelayan yang sangat membantu ini sungguh suatu yang langka, menemukan sesorang yang ramah bersahabat dan penolong bukanlah satu hal yang mudah.

Dua tahun berlalu. Sang pelayan hampir melupakan kejadian itu ketika ia menerima surat dari laki-laki tua tersebut. Surat tersebut mengingatkannya pada malam hujan badai dan disertai dengan tiket pulang-pergi ke New York, meminta laki-laki muda ini datang mengunjungi pasangan tua tersebut. Laki-laki tua ini bertemu dengannya di New York, dan membawa dia kesudut Fifth Avenue and 34th Street. Dia menunjuk sebuah gedung baru yang megah di sana, sebuah istana dengan batu kemerahan, dengan menara yang menjulang ke langit.

"Itu," kata laki-laki tua, "adalah hotel yang baru saja saya bangun untuk engkau kelola".

"Anda pasti sedang bergurau," jawab laki-laki muda.

"Saya jamin, saya tidak," kata laki-laki tua itu, dengan tersenyum lebar.

Nama laki-laki tua itu adalah William Waldorf Astor, dan struktur bangunan megah tersebut adalah bentuk asli dari Waldorf-Astoria Hotel.

Laki-laki muda yang kemudian menjadi manager pertama adalah George C. Boldt. Pelayan muda ini tidak akan pernah melupakan kejadian yang membawa dia untuk menjadi manager dari salah satu jaringan hotel paling bergengsi di dunia.

Pelajarannya adalah; perlakukanlah semua orang dengan kasih, kemurahan dan hormat, dan anda tidak akan gagal.

"Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan. Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, ataupun seorang utusan daripada dia yang mengutusnya. Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu,jika kamu melakukannya." (Yohanes 13:13-17)

"Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan." (Lukas 22:26)

Sumber : Mailinglist
Author : Unknown



Klinik Rohani Links :
http://www.klinikrohani.com/


17 December 2008

Posted by ShureX Posted on December 17, 2008 | No comments

PENCARIAN DAN PENEMUAN

Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh.
—1 Korintus 2:10


Baca : 1 Korintus 2:6-16

Bayangkan bila pagi Natal tanpa kertas pembungkus hadiah! Sukacitanya pasti hanya bertahan sebentar, karena sebagian besar serunya Natal adalah rasa ingin tahu akan apa yang ada di dalam kertas pembungkus hadiah itu.

Rupanya Allah menciptakan kita dengan tatanan "normal" yang menyebabkan kita begitu menikmati proses mencari dan menemukan, karena menemukan sesuatu sering terasa lebih menyenangkan daripada memilikinya. Itulah alasannya mengapa kita membungkus hadiah-hadiah kita.

Banyak cerita di dalam Alkitab yang menggunakan konsep ini. Dalam Amsal kita membaca tentang kebijakan: "Dan orang yang tekun mencari aku akan mendapatkan daku." (8:17). Nabi Yeremia menuliskan tentang Tuhan: "Apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati" (29:13).

Allah bisa saja menyatakan seluruh kebenaran kepada semua orang sejak awal, tetapi Dia memilih untuk menyatakan diri-Nya secara bertahap (1 Kor. 2:7-8). Kemungkinan hal itu karena kita memang lebih menghargai sesuatu apabila kita harus mencari dan menunggunya.

Allah tidak sedang bermain petak umpet dengan kita. Dia mengizinkan kita menikmati proses pencarian dan penemuan tentang siapakah Dia dan apa yang dilakukan-Nya di jagat raya ini.

Jadi, janganlah menjadi putus asa jika Anda belum mengetahui banyak tentang Allah. Sebaliknya, bersukacitalah pada saat Anda menyingkapkan segala hal baru yang belum Anda temukan. —JAL

Ajariku lebih lagi tentang Yesus,
Kehendak-Nya yang kudus lebih kumengerti;
Roh Allah, yang mengajarku,
Memperlihatkan perkara Kristus padaku. —Hewitt


Tuhan memberikan diri-Nya kepada kita sebagai hadiah yang tidak akan habis-habisnya untuk kita singkapkan.


Sumber : rbcintl.org


Klinik Rohani Links :
http://www.klinikrohani.com/

16 December 2008

Posted by ShureX Posted on December 16, 2008 | No comments

HIDUP bukanlah sebuah VCD PLAYER

Cerita ini adalah "kisah nyata" yang pernah terjadi di Amerika.

Seorang pria membawa pulang truk baru kebanggaannya, kemudian ia meninggalkan truk tersebut sejenak untuk melakukan kegiatan lain. Anak lelakinya yang berumur 3 tahun sangat gembira melihat ada truk baru, ia memukul-mukulkan palu ke truk baru tersebut. Akibatnya truk baru tersebut penyok dan catnya tergores.

Pria tersebut berlari menghampiri anaknya dan memukulnya, memukul Tangan anaknya dengan palu sebagai hukuman. Setelah sang ayah tenang kembali, Dia segera membawa anaknya ke rumah sakit.

Walaupun dokter telah mencoba segala usaha untuk menyelamatkan jari-jari anak yang hancur tersebut, tetapi ia tetap gagal. Akhirnya dokter memutuskan untuk melakukan amputasi semua jari pada kedua tangan anak kecil tersebut.

Ketika anak kecil itu sadar dari operasi amputasi dan jarinya telah tidak ada dan dibungkus perban, dengan polos ia berkata, "Papa, aku minta maaf tentang trukmu." Kemudian, ia bertanya, "tetapi kapan jari-jariku akan tumbuh kembali?" Ayahnya pulang ke rumah dan melakukan bunuh diri.

Renungan cerita di atas.

Berpikirlah dahulu sebelum kau kehilangan kesabaran kepada seseorang yang kau cintai. Truk dapat diperbaiki. Tulang yang hancur dan hati yang disakiti seringkali tidak dapat diperbaiki. Terlalu sering kita gagal untuk membedakan antara orang dan
perbuatannya, kita seringkali lupa bahwa mengampuni lebih besar daripada membalas dendam.

Orang dapat berbuat salah. Tetapi, tindakan yang kita ambil dalam kemarahan akan menghantui kita selamanya. Tahan, tunda dan pikirkan sebelum mengambil tindakan. Mengampuni dan melupakan, mengasihi satu dengan lainnya. Ingatlah, jika kau menghakimi orang, kau tidak akan ada waktu untuk mencintainya waktu tidak dapat kembali; hidup bukanlah sebuah VCD PLAYER, yang dapat di Backward dan Forward.

HIDUP hanya ada tombol PLAY dan STOP saja.

Jangan sampai kita melakukan kesalahan yang dapat membayangi kehidupan kita kelak; yang berperan besar dalam kehidupan kita adalah "HATI" yang penuh dengan belas kasih dan cinta kasih. Jadikanlah CINTA KASIH sebagai nafas kehidupan kita yang sesungguhnya.


Sumber : www.santamaria.or.id



Klinik Rohani Links :
http://www.klinikrohani.com/

13 December 2008

Posted by ShureX Posted on December 13, 2008 | 1 comment

Si Tukang Cukur

Ada seorang konsumen datang ke tempat tukang cukur untuk memotong rambut dan merapikan brewoknya. Si tukang cukur mulai memotong rambut konsumennya dan mulailah terlibat pembicaraan yang mulai menghangat. Mereka membicarakan banyak hal dan berbagai variasi topik pembicaraan, dan sesaat topik pembicaraan beralih tentang Tuhan.

Si tukang cukur bilang,"Saya tidak percaya Tuhan itu ada".

"Kenapa kamu berkata begitu ???" timpal si konsumen.

"Begini, coba Anda perhatikan di depan sana , di jalanan... untuk menyadari bahwa Tuhan itu tidak ada.

Katakan kepadaku, jika Tuhan itu ada,
Adakah yang sakit??,
Adakah anak terlantar??
Jika Tuhan ada, tidak akan ada sakit ataupun kesusahan.

Saya tidak dapat membayangkan Tuhan Yang Maha Penyayang akan membiarkan ini semua terjadi."

Si konsumen diam untuk berpikir sejenak, tapi tidak merespon karena dia tidak ingin memulai adu pendapat.

Si tukang cukur menyelesaikan pekerjaannya dan si konsumen pergi meninggalkan tempat si tukang cukur.

Beberapa saat setelah dia meninggalkan ruangan itu dia melihat ada orang di jalan dengan rambut yang panjang, berombak kasar, kotor dan brewok yang tidak dicukur. Orang itu terlihat kotor dan tidak terawat.

Si konsumen balik ke tempat tukang cukur dan berkata, "Kamu tahu, sebenarnya TIDAK ADA TUKANG CUKUR."

Si tukang cukur tidak terima," Kamu kok bisa bilang begitu ??".

"Saya disini dan saya tukang cukur. Dan barusan saya mencukurmu!"

"Tidak!" elak si konsumen.

"Tukang cukur itu tidak ada, sebab jika ada, tidak akan ada orang dengan rambut panjang yang kotor dan brewokan seperti orang yang di luar sana ", si konsumen menambahkan.

"Ah tidak, tapi tukang cukur tetap ada!", sanggah si tukang cukur.

" Apa yang kamu lihat itu adalah salah mereka sendiri, kenapa mereka tidak datang ke saya", jawab si tukang cukur membela diri.

"Cocok!" kata si konsumen menyetujui.

"Itulah point utama-nya!. Sama dengan Tuhan, TUHAN ITU JUGA ADA !
Tapi apa yang terjadi... orang-orang TIDAK MAU DATANG kepada-NYA, dan TIDAK MAU MENCARI-NYA. Oleh karena itu banyak yang sakit dan tertimpa kesusahan di dunia ini."

Si tukang cukur terbengong !!! Shocked

Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. ~ Matius 11:28

Sumber : Friendster Bulletin


Klinik Rohani Links :
http://www.klinikrohani.com/

Posted by ShureX Posted on December 13, 2008 | 1 comment

A Room With A View

Two men, both seriously ill, occupied the same hospital room. One man was allowed to sit up in his bed for an hour each afternoon to help drain the fluid from his lungs. His bed was next to the room’s only window.

The other man had to spend all his time flat on his back. The men talked For hours on end. They spoke of their wives and families, their homes, their jobs, their involvement in the military service, where they had been on vacation. And every afternoon when the man in the bed by the window could sit up, he would pass the time by describing to his roommate all the things he could see outside the window.

The man in the other bed began to live for those one-hour periods where his world would be broadened and enlivened by all the activity and color of the world outside. The window overlooked a park with a lovely lake. Ducks and swans played on the water while children sailed their model boats. Young couples walked arm in arm amidst flowers of every color of the rainbow. Grand old trees graced the landscape, and a fine view of the city skyline could be seen in the distance.

As the man by the window described all this in exquisite detail, the man on the other side of the room would close his eyes and imagine the picturesque scene. One warm afternoon the man by the window described a parade passing by.

Although the other man couldn’t hear the band , he could see it in his mind’s eye as the gentleman by the window portrayed it with descriptive words. Then unexpectedly, a sinister thought entered his mind. Why should the other man alone experience all the pleasures of seeing everything while he himself never got to see anything? It didn’t seem fair.

At first thought the man felt ashamed. But as the days passed and he missed seeing more sights, his envy eroded into resentment and soon turned him sour. He began to brood and he found himself unable to sleep. He should be by that window - that thought, and only that thought now controlled his life.

Late one night as he lay staring at the ceiling, the man by the window began to cough. He was choking on the fluid in his lungs. The other man watched in the dimly lit room as the struggling man by the window groped for the button to call for help. Listening from across the room he never moved, never pushed his own button which would have brought the nurse running in. In less than five minutes the coughing and choking stopped along with that the sound of breathing. Now there was only silence–deathly silence.

The following morning the day nurse arrived to bring water for their baths. When she found the lifeless body of the man by the window, she was saddened and called the hospital attendants to take it away. As soon as it seemed appropriate, the other man asked if he could be moved next to the window. The nurse was happy to make the switch, and after making sure he was comfortable, she left him alone. Slowly, painfully, he propped himself up on one elbow to take his first look at the world outside. Finally, he would have the joy of seeing it all himself. He strained to slowly turn To look out the window beside the bed. It faced a blank wall.

The man asked the nurse what could have compelled his deceased room mate had described such wonderful things outside this window. The nurse responded that the man was blind and could not even see the wall. She said, “Perhaps he just wanted to encourage you.”

(author unknown)


Sumber : http://krenungan.org/ 21



Klinik Rohani Links :
http://www.klinikrohani.com/


11 December 2008

Posted by ShureX Posted on December 11, 2008 | 1 comment

Perumpamaan Pensil

Pembuat Pensil itu menaruhnya kesamping sebentar, sebelum ia memasukkannya kedalam kotak.

Ada 5 hal yang perlu kau ketahui, katanya pada pensil, sebelum kau kukirim keseluruh dunia. Hendaknya kau mengingat-ingat selalu dan jangan sampai kau lupakan, dan kau bakal berhasil menjadi pensil terhebat.

*PERTAMA
Kau bakal bisa melakukan banyak hal-hal yang hebat, tetapi hanya bila kau mau membiarkan dirimu dipegang dalam tangan seseorang.

*KEDUA
Kau akan menderita tiap kali diruncingkan, tapi kau butuh itu agar bisa menjadi pensil yang lebih baik.

*KETIGA
Kau bakal bisa mengoreksi tiap kesalahan yang mungkin kau lakukan.

*KEEMPAT
Bagian terpenting dirimu tetap adalah apa yang ada didalam.

*KELIMA
Pada tiap permukaan dimana kau dipakai, tinggalkanlah jejakmu. Apapun kondisinya, kau harus terus lanjutkan menulis.

Pensil itu angguk mengerti dan berjanji akan mengingat nasihat tersebut. Dan memasuki kotak yang akan dieksport itu dengan suatu tekad kuat dalam hatinya.

Renungan :

Bertukar tempatlah dengan pensil itu; ingatlah nasihat yang sama tadi dan yakinlah, kaupun pasti akan berhasil menjadi orang terbaik.

*PERTAMA
Kau bakal bisa berbuat banyak hal-hal besar, tetapi hanya apabila kau membiarkan dirimu dipegang dalam tanganNya. Dan mengizinkan orang-orang lain mengaksesmu dengan talenta-talenta milikmu.

*KEDUA
Engkaupun akan menderita saat diruncingkan, yaitu dalam proses melewati macam-macam problem, tapi kau butuh itu agar jadi lebih kuat.

*KETIGA
Kau bakal mampu memperbaiki kesalahan apapun yang mungkin kau lakukan.

*KEEMPAT
Bagian terpenting dari dirimu adalah apa yang ada didalam, yakni hati nuranimu.

*KELIMA
Dalam setiap peristiwa dan lembaran hidup yang kau jalani, kau harus meninggalkan jejakmu. Tidak peduli bagaimanapun situasinya, kau harus tetap melanjutkan tugas-tugasmu. Jadilah garam dan terang bagi dunia.

Dengan mengerti, menghayati dan mengingatnya, marilah kita lanjutkan hidup kita, berbekalkan suatu tujuan untuk memberi arti bagi hidup kita.

sumber : unitedfool.com



Klinik Rohani Links :
http://www.klinikrohani.com/


  • Text Widget