Seperti pohon tua dan besar, yang memiliki akar yang kuat dan tertanam begitu dalam. Siapakah yang dapat merobohkannya? Hanya badai yang dahsyat dapat mencabutnya. Begitupula tabiat manusia.
Bila kita tidak dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada diri kita sendiri atau pada orang lain, teman, sahabat, orang tua, saudara, kekasih, suami/istri, kita wajib sabar sampai Tuhan memutuskan yang lain.
Sungguh malang! bahwa ada perempuan- perempuan yang malang sebab mereka memiliki suami yang suka marah dan cepat naik darah, maka ada suami-suami yang tak kurang malangnya sebab memiliki isteri yang tidak tahu bagaimana mengatakan suatu kata pun dengan lemah lembut, yang tak dapat dipahami atau dimengerti siapapun selain di antara mereka sendiri. Dan betapa tidak bahagianya rumah tangga di mana masing-masing tidak ada yang mau mengalah! Tiada lain kecuali percekcokan, pertengkaran dan saling menyalahkan.
Apabila sang isteri adalah seorang yang takut akan Tuhan dan hendak menghindarkan suaminya dari menghina Tuhan dan memperlakukannya dengan buruk, ia tak dapat mengatakan sepatah kata pun, bahkan apabila ia sangat ingin melakukannya. Ia harus berpuas diri dengan menangis diam-diam demi menghindari pertengkaran di rumah dan resiko aib.
Bukankah ini benar-benar suatu neraka?
Sungguh menyedihkan, pendidikan apakah yang dapat diberikan kepada anak-anak dalam rumah-rumah yang demikian!
Pendidikan dalam kebijaksanaan dan dalam perilaku baik apakah yang dapat mereka terima?
Amsal 16:3 "Serahkanlah pebuatanmu kepada TUHAN, maka terlaksanalah segala rencanamu."
Sirakh 2:4 "segala-galanya yang menimpa dirimu terimalah saja, dan hendaklah sabar dalam segala perubahan kehinaanmu."
Sirakh 1:23 "Orang yang sabar bertahan sampai pada waktu tepat, kemudian akan terbit sukacita baginya."
Lukas 1:38 "Kata Maria:"Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu."
Salam Damai dan Doa
God Blessing U
by. Belfry Augustinus
Bila kita tidak dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada diri kita sendiri atau pada orang lain, teman, sahabat, orang tua, saudara, kekasih, suami/istri, kita wajib sabar sampai Tuhan memutuskan yang lain.
Sungguh malang! bahwa ada perempuan- perempuan yang malang sebab mereka memiliki suami yang suka marah dan cepat naik darah, maka ada suami-suami yang tak kurang malangnya sebab memiliki isteri yang tidak tahu bagaimana mengatakan suatu kata pun dengan lemah lembut, yang tak dapat dipahami atau dimengerti siapapun selain di antara mereka sendiri. Dan betapa tidak bahagianya rumah tangga di mana masing-masing tidak ada yang mau mengalah! Tiada lain kecuali percekcokan, pertengkaran dan saling menyalahkan.
Apabila sang isteri adalah seorang yang takut akan Tuhan dan hendak menghindarkan suaminya dari menghina Tuhan dan memperlakukannya dengan buruk, ia tak dapat mengatakan sepatah kata pun, bahkan apabila ia sangat ingin melakukannya. Ia harus berpuas diri dengan menangis diam-diam demi menghindari pertengkaran di rumah dan resiko aib.
Bukankah ini benar-benar suatu neraka?
Sungguh menyedihkan, pendidikan apakah yang dapat diberikan kepada anak-anak dalam rumah-rumah yang demikian!
Pendidikan dalam kebijaksanaan dan dalam perilaku baik apakah yang dapat mereka terima?
Amsal 16:3 "Serahkanlah pebuatanmu kepada TUHAN, maka terlaksanalah segala rencanamu."
Sirakh 2:4 "segala-galanya yang menimpa dirimu terimalah saja, dan hendaklah sabar dalam segala perubahan kehinaanmu."
Sirakh 1:23 "Orang yang sabar bertahan sampai pada waktu tepat, kemudian akan terbit sukacita baginya."
Lukas 1:38 "Kata Maria:"Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu."
Salam Damai dan Doa
God Blessing U
by. Belfry Augustinus
0 Komentar:
Post a Comment
Setelah dibaca apa anda punya komentar untuk artikel diatas ?
Jika anda merasa tersentuh, terinspirasi, termotivasi dengan artikel ini bagikan bersama kami dengan meninggalkan pesan, kesan atau komentar apa saja.
Semoga komentar anda dapat menjadi semangat bagi yang lainnya.