(Yer 30:1-2.12-15.18-22; Mat 14:22-36)
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
“Hidup adalah petualangan…beranilah.Hidup adalah misteri…kuaklah.Hidup adalah permainan…mainkanlah .Hidup adalah perjuangan…hadapilah “ (Dr.Anthony D’Souza SJ: Proactive Visioner)=> Menjalani hidup atau menghayati panggilan serta melaksanakan tugas perutusan dengan baik pada masa kini memang tidak akan terlepas dari tantangan dan hambatan. Tidak sedikit orang menjadi bimbang dan ragu berhadapan dengan aneka tantangan dan hambatan, dan kemudian ada yang tidak berani melakukan apa-apa atau ada yang bertindak seenaknya, asal-asalan.
Marilah kita imani dan hayati bahwa hidup, panggilan maupun tugas perutusan merupakan anugerah Tuhan, dan jika Tuhan menganugerahi senantiasa juga membekali rahmat untuk menghayati atau memfungsikan anugerah tersebut, bahkan Ia senantiasa mendampingi perjalanan dan langkah-langkah kita. Kehadiran dan pendampingan Tuhan antara lain dapat kita lihat dan nikmati dalam apa yang baik, indah, mulia dan luhur dalam semua ciptaanNya, terutama dalam diri manusia, yang diciptakan sesuai dengan gambar atau citra Allah. Kehadiran dan pendampinganNya juga menjadi nyata dalam keutamaan-keutamaan yang hidup dan dihayati dalam diri sesama kita seperti “kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri”(Gal 5:22-23). Temukan dan hayati kehadiran atau pendampingan.Tuhan tersebut dalam saudara-saudari kita maupun ciptaan lainnya, maka kita tidak akan menjadi takut menghadapi aneka tantangan dan hambatan. Bersama dan bersatu dengan Tuhan kita senantiasa akan mampu mengatasi aneka tantangan dan hambatan.
“Kamu akan menjadi umat-Ku, dan Aku akan menjadi Allahmu.”(Yer 30:22)=> Kutipan ini hendaknya sungguh kita renungkan dan hayati di dalam hidup sehari-hari. Kita semua adalah umat Allah, milik Allah dan segala sesuatu yang menyertai kita maupun kita kuasai dan nikmati adalah anugerah Allah, yang dianugerahkan kepada kita agar kita setia menjadi umatNya atau milikNya. Maka baiklah kita senantiasa setia melaksanakan kehendak Allah serta memfungsikan aneka macam anugerah (keterampilan, kecakapan, kesehatan, kekayaan, harta benda, uang, dst..) sesuai kehendak Allah atau ‘maksud pemberi’ (intentio dantis).
Dengan demikian diharapkan bahwa siapapun yang semakin kaya dalam berbagai hal juga semakin suci, semakin mengasihi dan dikasihi oleh Tuhan dan sesamanya, ia semakin memiliki banyak sahabat dalam perjalanan hidup di dunia ini. Kami berharap kepada mereka kaya akan macam-macam anugerah Allah untuk meneruskan anugerah tersebut kepada sesamanya atau saudara-saudarinya lebih-lebih bagi mereka yang miskin dan berkekurangan, hendaknya juga tidak menjadi semakin materialistis atau pelit, tidak sosial. Sebagai sesama umat Allah hendaknya kita juga saling memuji, menghormati dan melayani, karena Allah hadir dan berkarya dalam diri kita masing-masing. Memuji, menghormati dan melayani Allah harus menjadi nyata atau terwujud juga dalam memuji, menghormati dan melayani sesama manusia. Iman harus menjadi nyata dalam perbuatan atau tindakan konkret.
“Biarlah hal ini dituliskan bagi angkatan yang kemudian, dan bangsa yang diciptakan nanti akan memuji-muji TUHAN, sebab Ia telah memandang dari ketinggian-Nya yang kudus, TUHAN memandang dari sorga ke bumi, untuk mendengar keluhan orang tahanan, untuk membebaskan orang-orang yang ditentukan mati dibunuh “(Mzm 102:19-21)
Jakarta, 5 Agustus 2008
Sumber : Romo maryo
0 Komentar:
Post a Comment
Setelah dibaca apa anda punya komentar untuk artikel diatas ?
Jika anda merasa tersentuh, terinspirasi, termotivasi dengan artikel ini bagikan bersama kami dengan meninggalkan pesan, kesan atau komentar apa saja.
Semoga komentar anda dapat menjadi semangat bagi yang lainnya.