Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak perubahan atau bayangan karena pertukaran.
—Yakobus 1:17
—Yakobus 1:17
Baca: Yakobus 1:2-18
Di masa kanak-kanak, saya bertanya-tanya mengapa harus berterima kasih kepada Tuhan untuk makanan yang tidak saya sukai. Dalam pikiran saya yang belum dewasa, berterima kasih adalah tanggapan setelah menerima sesuatu yang diinginkan—seperti hamburger dan kentang goreng, dan bukan asparagus. Jadi mengapa saya harus berterima kasih untuk sesuatu yang tidak saya inginkan?
Secara manusiawi, cara pikir saya masuk akal. Tidak semua yang diberikan orang lain adalah demi kebaikan kita. Tentu juga tidak semua hal yang kita inginkan adalah baik.
Namun, dengan Allah, hal ini sungguh berbeda. Seperti yang diingatkan Kristus kepada kita, orangtua yang penuh kasih tidak akan memberi anaknya batu ketika meminta roti, atau ular ketika mereka meminta ikan. Dan Tuhan lebih mengasihi kita dibandingkan orangtua kita yang di bumi (Mat. 7:9-11).
Hal itu tidak berarti bahwa anak-anak Allah dapat mengharapkan hidup yang bebas dari penderitaan dan tekanan. Yakobus mengatakan bahwa bukan hanya setiap pemberian yang baik datangnya dari Bapa Surgawi (1:17), tetapi kita juga harus “menganggapnya sebagai suatu kebahagiaan” apabila kita “jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan.” Ujian terhadap “iman kita itu menghasilkan ketekunan,” dan ketekunan itu bekerja menjadikan kita “sempurna dan utuh, dan tak kekurangan suatu apapun” (ay.2-4).
Bahkan ketika menerima sesuatu yang tampaknya tidak baik, kita dapat bersyukur karena kita mengetahui bahwa ada sesuatu yang lebih di balik apa yang dapat kita lihat. Apa yang kelihatannya seperti pemberian yang tidak sempurna mungkin merupakan sarana yang dipakai Allah untuk menyempurnakan kita. —JAL
Keindahan ganti abu, emas ganti barangku yang tak berharga;
Sukacita ganti kesedihanku, mahkota ganti salibku;
Damai mengatasi sakit hatiku, penyembuh bagi penderitaanku;
Mentari menghalau bayang, pelangi muncul setelah hujan.
—Widmeyer
Sukacita ganti kesedihanku, mahkota ganti salibku;
Damai mengatasi sakit hatiku, penyembuh bagi penderitaanku;
Mentari menghalau bayang, pelangi muncul setelah hujan.
—Widmeyer
Pencobaan kemungkinan adalah karunia indah yang tersembunyi dari Allah.
disadur dari : http://www.rbcintl.org/
0 Komentar:
Post a Comment
Setelah dibaca apa anda punya komentar untuk artikel diatas ?
Jika anda merasa tersentuh, terinspirasi, termotivasi dengan artikel ini bagikan bersama kami dengan meninggalkan pesan, kesan atau komentar apa saja.
Semoga komentar anda dapat menjadi semangat bagi yang lainnya.