Joan dari Arc, ketika masih belasan tahun, berhasil memimpin Prancis mengalahkan Inggris. Namun kemudian hari ia dikhianati, dimasukkan dalam penjara dan di bakar seperti layaknya hukuman seorang dukun. Ketika nyala api mulai melahap tubuhnya, seorang yang berdiri dekatnya mangangkat sebuah salib dihadapannya. Dengan terus mengarahkan matanya pada salib itu, ia memperoleh kekuatan untuk mati secara mulia dengan tetap menggemakan nama Yesus di bibirnya.
(Bil 21:8 Maka berfirmanlah TUHAN kepada Musa :” Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup)
Kerelaan adalah jalan kematian menuju kebangkitan baru. Kehidupan kita sehari-hari menawarkan banyak kesempatan untuk menyangkal diri demi sesama. Menyangkal karena keterbatasan kita dan dibangkitkan dengan kasih yang baru, sehingga daya kasih yang mengubah menjadi kekuatan untuk dapat menahan penderitaan sebagai pernyataan kasih yang baru dari sebelumnya serta tindakan untuk menyikapi secara baru yaitu damai bersama Kristus.
(Ibr 12:2 Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang mengabaikan kehinaaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan tahta Allah)
Kerelaan adalah sarana untuk menumbuh kembangkan jalinan kasih. Bila dikhianati, disakiti, kecewa, ditinggalkan, tidak diperhatikan serta kecewa oleh suami-istri, anak-anak, teman, sahabat, pacar, orang tua. Engkau semakin mengenal pribadi mereka dan semakin mengenal pribadimu sendiri dan Allah lebih mengetahuinya
(Yoh 21:17 Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya; “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?” Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinYa:”Apakah engkau mengasihi Aku?”Dan ia berkata kepadaNya:”Tuhan , Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.” Kata Yesus kepadanya;”Gembalakanlah domba-dombaKu”)
Jelas bahwa mata Allah selalu terarah kepada kita karena kerelaan-Nya. Jika dia tidak mengarahkan pandangan-Nya kepada kita, jika Dia tidak memelihara kita seperti biji mata-Nya, kita akan lenyap dan dilupakan. Sama halnya bila kita sudah lama tak berjumpa, atau sudah tidak ada perhatian lagi pada seseorang, maka kita melupakan dan mengakhirinya.
(Rom 11:29 Sebab Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilanNya)
Maria, Bunda Yesus, memberikan teladan kerelaan yang baik mengenai sikap seorang ibu terhadap segudang penderitaan dan peristiwa. Yang selalu mempertimbangkan dan menyelidiki serta mengetahui bagaimana menantikan dan tetap setia meskipun jawaban-jawaban atas persoalan hidup ini tidak kunjung datang juga.
Meski tanpa memperoleh jawaban-jawaban yang jelas, dia tetap yakin dan percaya, dan menguatkan iman para murid yang hancur lebur.
(Ratapan 1: 16 Karena inilah aku menangis, mataku mencucurkan air; karena jauh dari pada penghibur yang dapat menyegarkan jiwaku; bingunglah anak-anakku, karena terlampau kuat si seteru.”
2 Yoh 1:1 Dari penatua kepada Ibu yang terpilih dan anak-anaknya yang benar-benar aku kasihi. Bukan aku saja yang mengasihi kamu, tetapi juga semua orang yang telah mengenal kebenaran,
2 Yoh 1:2 oleh karena kebenaran yang tetap di dalam kita dan yang akan menyertai kita sampai selama-lamanya.
2 Yoh 1:3 Kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa, dan dari Yesus Kristus, Anak Bapa, akan menyertai kita dalam kebenaran dan kasih.
2 Yoh 1:4 Aku sangat bersukacita, bahwa aku mendapati, bahwa separuh dari anak-anakmu hidup dalam kebenaran sesuai dengan perintah yang telah kita terima dari Bapa)
Salam Damai dan Doa
“Semoga Allah memberimu Damai”
God Blessing U
(Bil 21:8 Maka berfirmanlah TUHAN kepada Musa :” Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup)
Kerelaan adalah jalan kematian menuju kebangkitan baru. Kehidupan kita sehari-hari menawarkan banyak kesempatan untuk menyangkal diri demi sesama. Menyangkal karena keterbatasan kita dan dibangkitkan dengan kasih yang baru, sehingga daya kasih yang mengubah menjadi kekuatan untuk dapat menahan penderitaan sebagai pernyataan kasih yang baru dari sebelumnya serta tindakan untuk menyikapi secara baru yaitu damai bersama Kristus.
(Ibr 12:2 Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang mengabaikan kehinaaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan tahta Allah)
Kerelaan adalah sarana untuk menumbuh kembangkan jalinan kasih. Bila dikhianati, disakiti, kecewa, ditinggalkan, tidak diperhatikan serta kecewa oleh suami-istri, anak-anak, teman, sahabat, pacar, orang tua. Engkau semakin mengenal pribadi mereka dan semakin mengenal pribadimu sendiri dan Allah lebih mengetahuinya
(Yoh 21:17 Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya; “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?” Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinYa:”Apakah engkau mengasihi Aku?”Dan ia berkata kepadaNya:”Tuhan , Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.” Kata Yesus kepadanya;”Gembalakanlah domba-dombaKu”)
Jelas bahwa mata Allah selalu terarah kepada kita karena kerelaan-Nya. Jika dia tidak mengarahkan pandangan-Nya kepada kita, jika Dia tidak memelihara kita seperti biji mata-Nya, kita akan lenyap dan dilupakan. Sama halnya bila kita sudah lama tak berjumpa, atau sudah tidak ada perhatian lagi pada seseorang, maka kita melupakan dan mengakhirinya.
(Rom 11:29 Sebab Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilanNya)
Maria, Bunda Yesus, memberikan teladan kerelaan yang baik mengenai sikap seorang ibu terhadap segudang penderitaan dan peristiwa. Yang selalu mempertimbangkan dan menyelidiki serta mengetahui bagaimana menantikan dan tetap setia meskipun jawaban-jawaban atas persoalan hidup ini tidak kunjung datang juga.
Meski tanpa memperoleh jawaban-jawaban yang jelas, dia tetap yakin dan percaya, dan menguatkan iman para murid yang hancur lebur.
(Ratapan 1: 16 Karena inilah aku menangis, mataku mencucurkan air; karena jauh dari pada penghibur yang dapat menyegarkan jiwaku; bingunglah anak-anakku, karena terlampau kuat si seteru.”
2 Yoh 1:1 Dari penatua kepada Ibu yang terpilih dan anak-anaknya yang benar-benar aku kasihi. Bukan aku saja yang mengasihi kamu, tetapi juga semua orang yang telah mengenal kebenaran,
2 Yoh 1:2 oleh karena kebenaran yang tetap di dalam kita dan yang akan menyertai kita sampai selama-lamanya.
2 Yoh 1:3 Kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa, dan dari Yesus Kristus, Anak Bapa, akan menyertai kita dalam kebenaran dan kasih.
2 Yoh 1:4 Aku sangat bersukacita, bahwa aku mendapati, bahwa separuh dari anak-anakmu hidup dalam kebenaran sesuai dengan perintah yang telah kita terima dari Bapa)
Salam Damai dan Doa
“Semoga Allah memberimu Damai”
God Blessing U
0 Komentar:
Post a Comment
Setelah dibaca apa anda punya komentar untuk artikel diatas ?
Jika anda merasa tersentuh, terinspirasi, termotivasi dengan artikel ini bagikan bersama kami dengan meninggalkan pesan, kesan atau komentar apa saja.
Semoga komentar anda dapat menjadi semangat bagi yang lainnya.