13 July 2009

Posted by ShureX Posted on July 13, 2009 | 27 comments

Ujian ketulusan hati


Sesungguhnya Allah itu baik bagi mereka yang tulus hatinya, ...
- Mazmur 73:1

Bacaan: Mazmur 73:1, 125:4

Jam enam kurang enam menit, kata jam bundar besar diatas meja informasi di Grand Central Station. Letnan Angkatan Darat bertubuh jangkung dan muda usia yang baru datang dari arah rel kereta mengangkat wajahnya yang tebakar matahari, dan matanya memicing untuk melihat waktu yang tepat. Jantungnya berdebar keras sehingga mengejutkannya karena ia tak dapat mengendalikannya. Enam menit lagi, ia akan bertemu dengan wanita yang telah mengisi tempat istimewa dalam hidupnya selama 13 bulan ini, wanita yang belum pernah ia lihat, tapi yang kata-kata tertulisnya telah menemaninya dan senantiasa menabahkan hatinya. Ia berdiri sedekat mungkin ke meja informasi, sedikit di luar lingkaran orang yang mengerumuni petugas.

Letnan Blandford teringat suatu malam tertentu, saat pesawatnya terperangkap di tengah sekelompok kaum Zero. Ia melihat wajah salah seorang pilot musuh yang menyeringai. Dalam salah satu suratnya, ia mengakui pada sahabat penanya bahwa ia seing merasa takut, dan hanya beberapa hari sebelum pertempuran ini, ia menerima jawaban surat darinya: "Tentu saja kamu takut.. semua pria pemberani pun begitu. Bukankah Raja Daud juga mengenal takut? Karena itulah dia menulis Mazmur 23. Lain kali, saat kamu meragukan dirimu, aku ingin kamu mendengar suaraku membacakan ini untukmu "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku". Dan ia ingat; ia mendengar khayalan suaranya, dan suara itu memperbaharui kekuatan dan keterampilannya.

Sekarang ia akan mendengar suara aslinya. Pukul enam kurang empat. Wajahnya semakin tegang. Di bawah atap luas berbintang, orang berjalan bergegas, seperti benang-benang berwarna dianyam ke dalam jaring-jaring kelabu. Seorang gadis mendekatinya, dan Letnan Blandford tersentak. Gadis ini memakai sebuah bunga merah pada kelepak jasnya, tapi bunganya adalah bunga buncis merah, bukan mawar merah kecil yang sudah mereka sepakati. Lagipula, gadis itu terlalu muda, sekitar 18, sedangkan Hollis Meynell sudah sejujurnya mengatakan bahwa ia berumur 30.

"Memangnya kenapa?" ia menjawab waktu itu. "Aku 32." Padahal, usianya baru 29.

Pikirannya kembali pada buku-buku itu yang pasti ditaruh sendiri oleh Tuhan ke dalam tangannya dari antara ratusan buku perpustakaan Angkatan Darat yang dikirim ke kamp latihan Florida. Of Human Bondage, judulnya; dan di seluruh buku itu ada catatan yang ditulis dengan tulisan wanita. Ia selalu membenci kebiasaan mencoret-coret buku, tapi kata-kata ini berbeda. Ia tak pernah menyangka bahwa seorang wanita dapat memandang ke dalam hati seorang pria dengan begitu lembut, begitu pengertian. Namanya ada pada sampul: Hollis Meynell.

Ia mencari buku telepon New York City dan menemukan alamatnya. Ia menyuratinya, dan wanita itu membalas. Hari berikutmya ia dikirim pergi, tapi mereka melanjutkan surat-menyurat. Selama 13 bulan, wanita itu dengan setia membalas, dan lebih dari sekedar membalas. Saat surat si letnan tidak tiba, wanita itu tetap menulis dan sekarang si letnan yakin bahwa ia mencintai wanita itu dan wanita itu mencintainya. Tapi, wanita itu menolak semua permintaannya untuk mengirimkan fotonya. Tentu saja hal tersebut kurang baik.
Tapi ia menjelaskan : "Kalau perasaanmu terhadapku sungguh-sungguh, berdasarkan ketulusan hati, wajahku tidak akan menjadi masalah. Misalnya aku memang cantik. Aku akan selalu dihantui perasaan bahwa kamu mengambil keputusan berdasarkan hal itu, dan cinta semacam itu membuatku jijik. Misalkan aku biasa-biasa saja (dan kamu harus mengakui bahwa ini lebih mungkin). Lalu aku akan selalu cemas bahwa kamu terus menyuratiku karena kamu kesepian dan tak punya orang lain. Jangan, jangan minta fotoku. Kalau kamu datang ke New York, kamu bisa menemuiku, lalu kamu dapat mengambil keputusan. Ingat, kita berdua bebas untuk menghentikan atau melanjutkan persahabatan kita-apa pun yang kita pilih."
Pukul enam kurang satu - hati Letnan blandford meloncat lebih tinggi dari yang pernah dilakukan pesawatnya. Seorang wanita muda melangkah ke arahnya. Tubuhnya tinggi dan ramping; rambut pirangnya mengikal dari telinganya yang indah. Matanya biru bagai bunga, bibir dan dagunya memiliki ketegasan yang lembut. Dalam pakaian hijau pucat, ia seperti penjelmaan masa musim semi. Ia melangkah ke arah wanita itu, benar-benar lupa melihat bahwa si wanita tidak memakai bunga mawar, dan saat ia bergerak, sebuah senyuman kecil menantang melengkungkan bibirnya.

"Awas tertabrak, bung?" gumannya.

Dengan tak terkendalikan, ia melangkah selangkah mendekatinya. Lalu ia melihat Hollis Meynell. Wanita itu berdiri hampir tepat di belakang gadis tadi, seorang wanita berusia jauh di atas 40, rambutnya yang beruban dimasukkan di bawah topi tua. Tubuhnya lebih dari gemuk; pergelangan kakinya dijejalkan ke dalam sepatu hak rendah. Tapi, ia mengenakan mawar merah pada kelepak kusut jaket coklatnya. Gadis berpakaian hijau tadi telah bergegas pergi. Blandford merasa seakan terbelah dia, begitu kuat hasratnya untuk mengikuti si gadis, tapi begitu dalam kerinduaannya pada wanita yang jiwanya telah menemani dan menjunjung jiwanya; dan wanita itu berdiri di depannya. Wajahnya yang montok pucat terlihat lembut dan bijak; ia dapat melihatnya sekarang. Mata kelabunya berkelip hangat dan ramah.

Letnan Bladford tidak ragu-ragu. Jarinya mencengkeram buku kecil Of Human Bondage yang berkulit biru dan sudah usang, yang menjadi ciri-cirinya untuk si wanita. Ini tak akan menjadi cinta, tapi akan menjadi sesuatu yang berharga, sesuatu yang lebih langka daripada cinta-persahabatan yang telah dan selalu akan disyukuri olehnya. Ia menegakkan bahunya yang lebar, memberi hormat, dan menyodorkan buku itu pada si wanita, meskipun selagi ia bicara, ia merasa kaget oleh kepahitan rasa kecewanya.

"Saya Letnan John Blandford dan ibu... ibu adalah Bu Meynell. Saya senang kita bisa bertemu. Bolehkah... bolehkah saya mengajak Ibu makan malam?"

Wajah wanita itu melebarkan senyuman sabar. "Ibu tak tahu ini masalah apa, nak," jawabnya. "wanita berbaju hijau - yang baru saja lewat - memohon Ibu mengenakan mawar ini pada baju ibu. Dan katanya, kalau kamu mengajak Ibu makan, Ibu harus memberi tahu, dia menunggumu di rumah makan besar di seberang jalan. Katanya ini semacam ujian. Ibu sendiri punya dua putra yang jadi tentara, jadi Ibu tak berkeberatan menolongmu.

( Kwik - Max Lucado, And The Angels Were Silent)
Categories: ,

27 comments:

  1. dijaman sekarang ini sudah sangat susah mendapatkan orang yang ketika memberi dan tidak mengharapkan sesuatu, ketika pemuda tadi bertulis surat pasti berharap sesuatu yang sempurna ini sifat yang manusiawi tetapi si gadis memahami betul keinginan pemuda dan membawa pemuda tersebut untuk dapat mengerti apa arti cinta yang seutuhnya yaitu ketulusan hati, cinta bukan take and give, cinta merupakan buah dari pengharapan yang tulus sehingga dalan situasi apapun cinta yang dilandasi dengan ketulusan hati akan dapat dijalani dengan baik.semoga Tuhan memberkati kita semua, Amin

    ReplyDelete
  2. Tuhan selalu memberi yang terbaik kepada pribadi yang tulus hati dan letnan dalam cerita itu digambarkan sebagai orang yang tulus hati. Jadi, ia mendapat yang terbaik. Semoga artikel ini menginspirasi setiap pribadi untuk selalu berhati tulus. Amin

    ReplyDelete
  3. Hi…

    Ada info penting banget nih.. Tahun ini Jawaban.Com kembali mengadakan event gede-gedean untuk Para Bloger Kristen, yaitu Christian Indonesian Blogger Festival 2009 (CIBfest 2009). CIBfest kali ini bertema "Menjadi Jawaban Melalui Kreativitas Yang Berdampak". Ada hadiah berupa uang tunai Rp. 15 Juta Rupiah untuk 3 orang pemenang.Pastikan kamu ikutan juga Writing Competitionnya, siapa tahu hasil tulisan kamu terpilih untuk dibukukan! Yupz, Jawaban.Com bekerjasama dengan PT. Elex Media Komputindo akan menerbitkan buku kumpulan karya finalis CIBfest. Kamu ingin ikut terlibat dalam event ini? Caranya gampang dan Gratis!!! Ayo buruan daftar!! Pendaftaran terakhir tgl 30 Agustus 2009 loh.. Jadi log on langsung ke www.cibfest.jawaban.com



    Di tunggu yaaa….. God Bless…

    ReplyDelete
  4. saat sekarang jarang banget kita menemukan seseorang seperti letnan john blandford ini
    dan semoga ini bisa menjadi inpirasi bagi kita untuk mempunyai ketulusan hati seperti letnan tersebut

    nice story
    salam.. Gbu

    ReplyDelete
  5. hebat, sudah banyak yang berlangganan, kebalikannya dengan punya kami, karena masih baru. saya hanya sumbang doa-doa katolik
    dapat dilihat di http://kloter2000.blogspot.com/

    ReplyDelete
  6. luar biasa..cerita yang menginspirasi..saat cinta datang berdasarkan hati yang tulus tanpa "embel-embel" itu bagaikan air segar yang menyiram tanah hati untuk tumbuh subur dan berbuah lebat...

    ReplyDelete
  7. Love this story! Sangat menginspirasi... hari gini ketulusan susah banget ditemukan! :) GBu.. Salam kenal

    ReplyDelete
  8. inspirising story.. Cinta yang tulus tanpa syarat..

    ReplyDelete
  9. mau..pengen dapat yang tulus gitu....tapi jaman sekarang susah ya..

    ReplyDelete
  10. jadi yg seperti itu memang sulit...tapi memang itu caranya...
    oke dehh sobat..salam kenal ya, n tetap berkarya buat tuhan.

    jangn lupa mampir keblog aku ya...
    http://tipsbarudipercaya.blogspot.com/
    bannernya dah aku pasang. GBU

    ReplyDelete
  11. Pada saat saya remaja, saya selalu memikirkan siapa jodoh saya nanti, saat kuliah saya berpacaran 4 tahun dgn seorang pria. Saya bpikir apa ini jodoh saya...suatu malam saya berdoa pada Tuhan tentang pacar saya ini, pacar saya kuliah diluar negri dan hendak kembali ke Indonesia dan kita sudah merencanakan ptunangan...Saat itu saya berdoa " Tuhan jika laki2 ini yg terbaik untuk saya maka biarkanlah hububgan ini lancar sampai pernikahan jika tidak biarlah selesai sampai disini" Ternyata keesokan harinya saat bersama dgn pacar saya saya menemukan sms dari wanita lain yg mesra.Saya mencoba untuk berpikir positif. Tnyt saya menemukan foto2 mesra pacar saya dgn wanita lain..Akhirnya saya putuskan untuk berbicara dgn pacar saya, dia mengakui dan saya marah saat itu...Tapi itulah jawaban Tuhan atas doa saya...
    Dalam setiap pergumulanmu berdoalah maka Tuhan akan menjawab. Amin

    ReplyDelete
  12. artikelnya bagus,
    salam kenal....
    need IT???
    http://www.linovtech.com

    ReplyDelete
  13. it's really a blessed story..
    thank for share

    ReplyDelete
  14. wah.....ternyata cantik2 hatinya juga cantik :D

    ReplyDelete
  15. woww..
    co cuitt *.*
    hati yg tuluss pasti masih ada :)

    ReplyDelete
  16. bagus sgt inpiratif,....

    ReplyDelete
  17. Bagus Banget Artikelnya, kunjungan balik ya http://www.mariaimmaculata-tabanan.com

    ReplyDelete
  18. Nice Story. Jdi terharu. Semoga ketulusan tetap ada di dunia. Amin!!!

    ReplyDelete
  19. SElamat malam......cerita yg sangat menggugah hati, boleh ijin minta postingan ini? ....tksssss. Ibu LInda

    ReplyDelete
  20. Boleh ijin postingan yang ada di web ini sy pakai untuk web yg sy kelola. terima kasih. GBU

    ReplyDelete
  21. syalom
    kunjungi jg blog kami
    www.mujizatmasih-ada.blogspot.com

    semoga dapat mendewasakan iman kita

    ReplyDelete
  22. ijin posting web kami http://kontraktor.us

    ReplyDelete
  23. ijin posting web kami kontraktor http://kontraktor.us

    ReplyDelete
  24. Puji Tuhan. Sungguh artikel ini jadi berkat

    ReplyDelete

Setelah dibaca apa anda punya komentar untuk artikel diatas ?
Jika anda merasa tersentuh, terinspirasi, termotivasi dengan artikel ini bagikan bersama kami dengan meninggalkan pesan, kesan atau komentar apa saja.

Semoga komentar anda dapat menjadi semangat bagi yang lainnya.

  • Text Widget