30 September 2008

Posted by ShureX Posted on September 30, 2008 | No comments

TONG SAMPAH

Seorang pria tua yang bijak memutuskan untuk pensiun dan membeli rumah mungil dekat sebuah SMP. Selama beberapa minggu ia menikmati masa-masa pensiunnya dengan tenang dan damai. Kebetulan saat itu sedang masa liburan sekolah.

Tak berapa lama kemudian, masa sekolah tiba. Dan, sekolah itu pun penuh dengan anak-anak. Suasana tenang dan nyaman menjadi sedikit berubah. Namun yang paling menjengkelkan pak Tua adalah, setiap hari ada tiga anak laki-laki lewat di depan rumah yang suka memukuli tong sampah yang ada di pinggir jalan. Mereka membikin keributan sepanjang hari dan berulah seolah-olah menjadi pemain perkusi hebat. Begitu terus dari hari ke hari.

Sampai akhirnya pak Tua merasa harus melakukan sesuatu pada mereka. Keesokan harinya, pak Tua keluar rumah sambil tersenyum lebar menghampiri tiga anak laki-laki yang sedang asyik memukuli tong sampah. Ia menghentikan permainan mereka, dan berkata, "Hai, anak-anak! Kalian pasti suka bersenang-senang. Saya suka sekali dengan cara kalian bersenang-senang seperti ini. Sewaktu saya masih kecil, saya juga suka bermain-main seperti kalian.

Nah, apakah kalian mau saya beri uang?"

"Mau.. mau.." sahut ketiga anak itu serempak.

"Okay, begini," pak Tua itu tersenyum. Lalu ia mengeluarkan tiga lembar uang ribuan dari sakunya. Katanya, "Masing-masing dari kalian saya beri uang seribu. Tapi kalian harus berjanji mau bermain-main di sini danmemukuli tong sampah ini setiap hari." Anak-anak itu senangnya luar biasa. Sejak itu setiap hari mereka "bekerja" memukuli tong sampah itu dengan penuh semangat.

Beberapa hari kemudian, pak Tua itu menghampiri dan menyambut "pekerjaan" mereka dengan penuh senyum. Namun kali ini senyumnya tampak agak sedih. Katanya, "Nak, kalian tahu khan situasi krisis akhir-akhir ini membuat uang pensiun saya tak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari." Ia menarik nafas dalam-dalam. Anak-anak itu menunggu apa yang diucapkannya. Lanjut pak Tua. "Mulai hari ini saya hanya bisa membayar kalian lima ratus saja untuk tugas kalian memukuli tong sampah ini."

Anak-anak itu tampak kecewa dengan keputusan pak Tua, namun mereka masih bisa menerimanya. Lalu mereka melanjutkan tugas mereka membuat keributan sepanjang hari.

Beberapa hari kemudian, pak Tua itu dengan wajah memelas mendekati anak-anak yang sedang memukuli tong sampah. Katanya, "Maaf, bulan ini saya belum menerima kiriman uang pensiun. Saya hanya bisa memberi kalian bertiga seribu Rupiah saja."

"Apa..? Seribu untuk bertiga?," protes pemimpin pemain tong sampah itu. "
Apa pak Tua kira kami ini mau menghabiskan waktu kami di sini hanya untuk uang segitu? Ah, yang benar saja! Pak Tua ini tidak masuk akal. Mulai hari ini kami tidak mau lagi melakukan tugas ini lagi. Kami keluar." Ketiga anak lelaki itu pergi meninggalkan pak Tua itu dengan bersungut-sungut.

Dan, sejak hari itu pak Tua menikmati ketenangan hingga akhir hayatnya.

Begitulah bila kita mencampur-adukkan kegembiraan hati dengan "uang gaji". Seringkali kita kehilangan keceriaan hanya karena kita menganggap "keceriaan" itu adalah sebuah pekerjaan yang dibayar, maka bila "bayarannya" berkurang maka kesenangan pun jadi berkurang.

Jangan sampai kegembiraan anda menghilang di balik beberapa lembar uang gajian belaka.


Sumber :
Erwin Arianto


29 September 2008

Posted by ShureX Posted on September 29, 2008 | No comments

SMS Selamat Lebaran Idul Fitri










SMS Ucapan Selamat Lebaran Idul Fitri

Bila Idul Fitri adalah lentera,
izinkan membuka tabirnya dengan maaf agar cahayanya menembus jiwa fitrah dari tiap khilaf Selamat Hari Raya Idul Fitri 1429H…

Bila ada kata terselip dusta, ada sikap membekas lara & langkah menoreh luka, semoga masih ada maaf tersisa.
“minal aidin wal faidzin”

One day before ied,… I wanna say forgive my sins, may our hearts purified from all mistakes,
happy iedul fitri
minal aidin wal faidzin

Selepas ramadhan semoga mutiara kesabaran, keimanan & mahabbah pada Allah selalu terpatri dalam diri, seharmoni dengan gelombang kehidupan yang tak selalu datar.,maaf lahir batin.

Tiada pemberian terindah & perbuatan termulia selain maaf dan salin memaafkan
^ SELAMAT IDUL FITRI 1429H ^ minal aidin wal faidzin. Teriring salam dari dan tuk keluarga

Bahagia terasa bila segala khilaf & salah dapat saling dimaafkan, sebagai syukur menyambut IDUL FITRI walau jemari tak kuasa menjabat, kata menjadi jembatan
“mohon maaf lahir batin”

Untuk lisan yang tak terjaga, janji yang tak terpenuhi, hati yang kerap berprasangka, dengan penuh keikhlasan mohon maaf lahir batin

Pas Idul Fitri datang, pas Ramadhan pergi, sebelum operator sibuk, sebelum sms pending melulu…minal aidin wal faidzin.

Beli es diwarung Bu Rima.
Taruh di piring santap bersama.
Sms sudah saya terima.
Teriring pula maksud yang sama.

Firdaus yang indah lagi berseri, menjadi hiasan di IDUL FITRI, SMS dikirim pengganti diri, tanda ingatan tak layu di hati.
Mohon maaf lahir batin.

syukurlah bisa baca SMS ini… Buah duku buah kedondong, maapin aku dong !

Barangsiapa minta maaf lewat sms,maka kamu akan tersiksa di hari pembayaran pulsa. Mohon maaf tidak bisa kirim parsel karena dilarang KPK. Mohon maaf atas segala kekhilafan.

Dg kepolosan hati nurani terdalam kuucapkan mhn maaf lhr batin,selamat hari raya IDUL FITRI 1Syawal 1429H..

Kata telah terucap, tangan telah tergerak, prasangka telah terungkap,
Tiada kata, Kecuali “saling maaf” jalin ukhuwah & kasih sayang raih
indahnya kemenangan hakiki, Selamat Hari Raya Iedul Fitri

Selamat Hari …… ,
Marilah Kita saling mengasihi n memaafkan…
Ku tau kau telah banyak berbuat salah Dan dosa kepadaku, sering meminjam
duit n Ga ngembaliin, pake motor Ga pernah isi bensin, tapi tak usah
risau… Ku t`lah memaafkanmu. ..

” Sepuluh jari tersusun rapi.. Bunga melati pengharum hati .. SMS dikirim
pengganti diri… Memohon maaf setulus hati … Mohon Maaf Lahir Dan Batin
.. Met Idul Fitri …

Andai jemari tak smpt berjabat,andai raga tak dpt b’tatap
Seiring beduk yg mgema,sruan takbir yg berkumandang
Kuhaturkan salam menyambut Hari raya idul fitri,jk Ada kata serta khilafku
membekas lara mhn maaf lahir batin.
SELAMAT IDUL FITRI

Mawar berseri dipagi Hari
Pancaran putihnya menyapa nurani
Sms dikirim pengganti diri
SELAMAT IDUL FITRI
MOHON MAAF LAHIR BATHIN

Sebelum Ramadhan pergi
Sebelum Idul fitri datang
Sebelum operator sibuk
Sebelum sms pending mulu
Sebelum pulsa habis
Dari hati ngucapin MINAL AIDZIN WAL FAIDZIN
MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN

Jika HATI sejernih AIR, jangan biarkan IA keruh,
Jika HATI seputih AWAN, jangan biarkan dia mendung,
Jika HATI seindah BULAN, hiasi IA dengan IMAN.
Mohon Maaf lahir Dan batin

Menyambung kasih, merajut cinta, beralas ikhlas, beratap DOA.
Semasa hidup bersimbah khilaf & dosa, berharap dibasuh maaf.
Selamat Idul Fitri

Melati semerbak harum mewangi,
Sebagai penghias di Hari fitri,
SMS ini hadir pengganti diri,
Ulurkan tangan silaturahmi.
Selamat Idul Fitri

Sebelas bulan Kita kejar dunia,
Kita umbar napsu angkara.
Sebulan penuh Kita gelar puasa,
Kita bakar segala dosa.
Sebelas bulan Kita sebar dengki Dan prasangka,
Sebulan penuh Kita tebar kasih sayang sesama.
Dua belas bulan Kita berinteraksi penuh salah Dan khilaf,
Di Hari suci nan fitri ini, Kita cuci hati, Kita buka pintu maaf.
Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir Dan batin

Andai jemari tak sempat berjabat.
Jika raga tak bisa bersua.
Bila Ada kata membekas luka.
Semoga pintu maaf masih terbuka.
Selamat Idul Fitri

Faith makes all things possible.
Hope makes all things work.
Love makes all things beautiful.
May you have all of the three.
Happy Iedul Fitri.”

Walopun operator sibuk n’ sms pending terus,
Kami sekeluarga tetap kekeuh mengucapkan
Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir Dan batin

Bila kata merangkai dusta..
Bila langkah membekas lara…
Bila hati penuh prasangka…
Dan bila Ada langkah yang menoreh luka.
Mohon bukakan pintu maaf…
Selamat Idul Fitri Mohon Maaf Lahir Batin

Waktu mengalir bagaikan air
Ramadhan suci akan berakhir
Tuk salah yg pernah Ada
Tuk khilaf yg sempat terucap
Pintu maaf selalu kuharap
Met Idul Fitri

Walaupun Hati gak sebening XL Dan secerah MENTARI.
Banyak khilaf yang buat FREN kecewa,
Kuminta SIMPATI-mu untuk BEBAS kan dari ROAMING dosa
Dan Kita semua hanya bisa mengangkat JEMPOL kepadaNya
Yang selalu membuat Kita HOKI dalam mencari kartu AS
Selama Kita hidup karena Kita harus FLEXIbel
Untuk menerima semua pemberianNYA Dan menjalani
MATRIX kehidupan ini…Dan semoga amal Kita tidak ESIA-ESIA…
Mohon Maaf Lahir Bathin.

Satukan tangan,satukan hati
Itulah indahnya silaturahmi
Di Hari kemenangan Kita padukan
Keikhlasan untuk saling memaafkan
Selamat Hari Raya Idul Fitri
Mohon Maaf Lahir Batin

MTV bilang kalo MO minta maap g ush nunggu lebaran
Org bijak blg kerennya kalo mnt maap duluan
Ust. Jefri blg org cakep mnt maap gk prl disuruh
Kyai blg org jujur Ga perlu malu utk minta maap
Jd krn Mrs anak nongkrong yg jujur, keren cakep Dan baek
Ya gw ngucapin minal aidzin wal faizin , mohon maaf lahir Dan batin..

samBut kmEnanGan dG mEmaKai paKa!an tbaEk,BrbaHan ksabaRan, brbEnang ksuCian&brhiaSkan keiKhlasn yG trjahiT sBulan laMany..Met idul fiTri mHon mAAf lahiR baTinw.

SiMaMaT MaKaN KeTuPaT, MaKaN KeTuPaT SaMBiL MeLoMpAt,NgiRiM KaRtU uDaH Ga’ SeMpAT,Pake SMS PuN ‘NO WHAT-WHAT’ MìNàl AiDìÑ WàL fAidZiÑ, met’ IEdUL Fitri 1429H…

Walau Hati `gak sebening XL dan secerah MENTARI.
Banyak khilaf yang buat FREN kecewa,
kuminta SIMPATI-mu untuk BEBAS-kan diri dari ROAMING dosa,

kita hanya bisa angkat JEMPOL padaNya yang selalu buat kita HOKI dalam mencari kartu AS dan STAR ONE selama hidup, kita harus FLEXI-bel untuk menerima semua pemberianNYA dan menjalani MATRIX kehidupan ini… dan semoga amal kita tidak ESIA-ESIA.
MOHON MAAF LAHIR DAN BATHIN

Sekalian saya mau mengucapkan
Selamat Iedul Fitri 1429 H
Taqobalallahu minna wa minkum
Mohon Maaf Lahir Dan Bathin

Sayup terdengar takbir berkumandang
Tanda Ramadhan akan lewat
Ampunan diharap, barokah didapat
Taqobalallahu minna wa minkum
Mohon maaf lahir dan bathin

Ketupat udah dipotong
Opor udah dibikin
Nastar udah dimeja
Kacang udah digaremin
Gak afdhol kalo gak Minal Aidin wal Faizin

Sebelum takbir berkumandang
Sebelum ajal menjemput
Sebelum jaringan over load
Ijinkan kami memohon maaf lahir dan bathin

Orang yang paling mulia adalah
Orang yang mau memaafkan kesalahan orang lain
Bersihkan diri, sucikan hati Di hari yang Fitri ini.

Bulan Ramadhan telah berlalu
Dan hari Kemenangan telah datang
Untuk itu mari kita bersihkan hati dan jiwa kita
Dari gelimang dosa
Mohon Maaf Lahir dan Bathin

Berbuat khilaf adalah sifat
Meminta maaf adalah kewajiban
Dan kembalinya Fitrah adalah tujuan
MOHON MAAF LAHIR DAN BATHIN

Ramadhan telah surut
Hari yang Fitri telah terbit
Maaf kumohonkan
Agar hati bersih dari dosa
Minal Aidin wal Faizin

Let’s write all the mistakes down in the sand
And let the wind of forgiveness erase it away
Happy Idul Fitri, Minal Aidin wal Faizin

MATA kadang salah melihat
MULUT kadang salah mengucap
HATI kadang salah menduga
Dengan niat tulus suci dengan ikhlas
Mohon Maaf Lahir dan Bathin

Jika langkahku membekas lara,
Kataku merangkai dusta;
Lakuku menoreh luka;
Dari jeritan lubuk bathinku
Dengan ketulusan hatiku
Komohonkan maaf lahir bathinku


@dari berbagai sumber.

Posted by ShureX Posted on September 29, 2008 | No comments

SIULAN

Dear all,
Langsung aja deh simak humor hari ini...

SIULAN
======

Seorang pria, yang telah menghabiskan seluruh hidupnya di padang gurun, berkunjung ke rumah temannya. Pria ini sama sekali belum pernah melihat kereta api maupun relnya. Suatu hari, saat dia berdiri di tengah rel, dia mendengar siulan keras, tapi dia tidak tahu dari mana sumbernya. Tak pelak lagi, dia ditabrak oleh kereta api yang lewat dan terlempar ke seberang rel. Untungnya, kereta itu berjalan lambat sehingga dia hanya mengalami luka-luka ringan, sedikit patah tulang dan memar-memar :)

Setelah beberapa minggu dirawat di rumah sakit, luka-lukanya telah sembuh. Sore harinya, dia menghadiri pesta yang diadakan di rumah temannya. Saat di dapur, pria ini mendengar teko air mengeluarkan siulan. Pria ini langsung mengambil tongkat besi yang ada di rak dan langsung memukul teko air itu sampai menjadi lempengan logam yang tidak jelas bentuknya. Temannya yang mendengar suara gaduh, segera berlari ke dapur.

"Mengapa kamu menghancurkan tekoku yang bagus ini?" tanya temannya dengan marah.

Pria padang gurun tadi menjawab, "Teman, kamu harus segera membunuh makhluk ini selagi kecil. Kalau tidak, saat besar nanti dia bisa membunuh orang."

----------------------------------------------------------------------
"Sebab orang yang tak berpengalaman akan dibunuh oleh keengganannya,
dan orang bebal akan dibinasakan oleh kelalaiannya." (Amsal 1:32)
----------------------------------------------------------------------


Sumber: LABLaughsClean - 12 September 2001


@ sabda.org (199)

Posted by ShureX Posted on September 29, 2008 | No comments

Kalah dan Menang

Bencana dapat menghasilkan berkah.
Berkah bisa membawa bencana.
Jika seseorang berada dalam bencana, ia akan berjuang sekuat
tenaganya untuk mencapai keselamatan.
Ia akan menggunakan segenap pikiran, tenaga, kebijakan, akal, untuk
dapat keluar dari bencana,... karenanya ia akan menghasilkan berkah.

Jika berkah menghasilkan bencana,... itu karena tatkala hidup dalam
kesenangan dan kelebihan,. orang memanjakan dirinya, ber malas2an,
menjadi serakah, suka merendahkan orang lain, dan tinggi hati,....
karenanya,.... bencana lahir.

Seorang bijak berkata;
Banyak mengalami kesukaran menyempurnakan tekad,
Tanpa mengalami kesulitan, tekad akan hancur.

Kemenangan berada ditepi kekalahan.
Kekalahan adalah hati dari kemenangan.
Karenanya, berkah dan kemenangan tidak datang terus menerus.
Mereka datang silih berganti.

Karenanya,....
Jika engkau berada dalam keadaan yang penuh berkah,
renungkanlah kesusahan,
Kala engkau berada dalam kemenangan,
renungkanlah kekalahan,

(LingYuan kepada ChengYi)


di kirim oleh : joycesoeyanto


Klinik Rohani Links :
http://www.klinikrohani.com/


Posted by ShureX Posted on September 29, 2008 | 4 comments

5 Cara Pekerja Baik

Pekerja yang baik mengabdi kepada pimpinannya dengan 5 cara, bangun dan mulai bekerja mendahului pimpinan, baru berhenti setelah pimpinan selesai bekerja, mengambil hanya yang diberikan pimpinan, berusaha keras sebaik-baiknya, dan menjaga nama baik pimpinan.


di kirim oleh : shane sunpei

26 September 2008

Posted by ShureX Posted on September 26, 2008 | 1 comment

Indahnya Pengampunan

Oleh: Jessica Nathania

Aku mengetuk pintu rumah bercat pagar coklat itu. Kulihat jam tanganku. Jam empat tepat. Beberapa saat kemudian, pintu rumah terbuka. Di hadapanku muncul seorang wanita tua yang agak pendek, dan kurus.

“Mau cari siapa, ya?” katanya heran sambil menatapku.

“Em.. saya teman sekolah Dennis.. Dennisnya ada?” tanyaku sambil menatapnya.

“Oh, sebentar ya, Non, dilihat dulu. Dari tadi pagi sih Den Dennisnya belum keluar. Sarapannya saja sudah saya bawa ke kamarnya, tapi tidak dimakan.” paparnya jelas.

“Memangnya Dennis sakit apa?”tanyaku.

Wanita tua itu mendekatkan dirinya padaku dan membisikkan di telingaku: ”Bukan sakit, Non. Den Dennis sepertinya stress. Dari kemarin malam, Ibu dan Bapa bertengkar terus. Den Dennis mencoba melerai, tapi malah dimarahi Bapa dan disuruh masuk kamar. Sampai sore ini Den Dennis belum keluar. Padahal tadi pagi dan siang Ibu sudah bikinin makanan buat Den Dennis.”

Aku kaget setengah mati. Sekarang aku baru mengerti apa yang Dennis masalahkan saat ini.

“Siapa, Mbo?” tiba-tiba ada suara dari dalam.

“Anu, Bu, ada temannya Den Dennis.” lapornya.

“Permisi, Tante. Hari ini Dennis ngga sekolah. Saya teman sekelasnya Dennis, mau menengok Dennis. Bisa saya ketemu sama dia?” aku mencoba mengungkapkan maksudku dengan sopan.

“Oh, Dennisnya lagi tidur tuh, tadi pagi kepalanya agak pusing. Jadi hari ini tidak sekolah. Padahal tidak usah ditengok, besok juga pasti sudah sembuh.” katanya pura-pura berbohong.

“Siapa bilang Dennis sakit?” Dennis tiba-tiba muncul dari pintu ruang tamu.

Ibunya pasti kaget setengah mati. Tapi wajahnya masih menunjukkan wajah tidak berdosa.

“Oh, kamu sudah bangun? Mama kira kamu masih tidur.” jelasnya lagi.

Kedua tangannya masuk ke dalam kantong celana pendeknya, Dennis menghampiriku, memegang lenganku dan menggiringku ke dalam. Mama Dennis bingung setengah mati, termasuk wanita tua itu, termasuk aku.

Dennis membawaku masuk ke dalam kamarnya. Kamarnya begitu besar, mungkin dua kali lipat kamarku.

“Ngga apa-apa aku masuk ke kamar kamu?” kataku ketika menutup pintu kamar dan melepaskan tanganku.

“Ada apa ke sini?” tanyanya ketus.

Setelah aku duduk di sofanya, “Em.. kukira kamu sakit. Jadi aku ke sini. Kamu belum makan siang, kan? Nih, aku bawain makanan buat kamu. Oh, ya aku juga bawa catetan pelajaran yang tadi diajarin.” kataku menyodorkan semua barang bawaanku.

Dia menatapku tanpa berbicara sepatah kata pun. Aku pun jadi ‘salting’ dibuatnya.

“Kenapa ngeliatin aku kayak gitu? Kamu ngga suka ya?” kataku. Dia tetap diam.

Lalu aku berdiri: ”Ya udah, deh, aku pulang dulu. Sori yah udah ganggu waktu kamu.”

Ketika aku berbalik hendak berjalan menuju pintu, Dennis memegang tanganku. Aku heran juga kaget.

Dia berkata padaku, dengan wajah yang memelas dan mata yang berkaca-kaca: ”Please, temenin aku ngobrol..!”

Aku melepaskan genggamannya dan duduk lagi.

“Sorri.” katanya singkat.

“Kamu lagi ada masalah, ya?”

“Lo udah tau..” tanyanya datar.

Aku pun mengangguk pelan.

“Tadi pembantumu yang cerita.” kataku singkat.

“Gua harus gimana?” tanyanya putus asa. Air matanya hampir keluar.

“Sebenernya aku ngga tau kejadian lengkapnya. Tapi aku cuma mau kasih tau, Tuhan udah ijinin semuanya terjadi. Tuhan juga pasti akan kasih jalan keluarnya. Dan aku tau, di balik semua ini, Tuhan pasti kasih kamu sebuah janji yang indah. Ini rencana Tuhan buat kamu dan keluarga kamu. Semua datang untuk pergi. Bawa ortumu dalam doa, dan yakin dengan iman kalau Tuhan akan jawab semua doamu.” kataku mencoba menghibur.

Kata-kataku membuat dia menangis.

“Tapi kenapa Tuhan ijinkan semua ini terjadi sama aku?” tanyanya sedih.

“Tuhan mungkin cuma pengen nguji iman kamu. Apakah kamu tahan menghadapi semua ini? Atau justru malah putus asa dan menyerah.” kataku lagi.

“Aku udah ngga tau harus ngapain lagi sekarang.. Aku udah putus asa, mendingan mati aja deh.”

“Kamu tau, ketika kamu ucapin kalimat itu, seluruh surga sedih, apalagi Tuhan. Dia udah bela-belain turun ke dunia buat selamatin kamu dari maut. Tapi kamu malah menyerahkan diri kamu kepada maut.” kataku.

“Tapi semua orang kan pasti mati. Kenapa sih Tuhan ngga cabut nyawa gua sekarang aja?! Gua tuh udah bosen hidup. Apa gua hidup cuma buat ngeliatin ortu bertengkar terus? Ngeliat mereka cerai dan gua ngga tau harus gimana?” tanyanya mulai marah.

“Nis, aku tau perasaan kamu. Aku tau kamu sakit hati banget sama kedua ortu kamu. Tapi apa waktu Yesus ditangkep dan dihakimin dia sakit hati sama orang-orang itu? Dia malah nempelin lagi telinga orang yang nangkep Dia gara-gara dipotong ama muridNya.”

“Tuhan, Tuhan! Gua, gua! Ngga ada hubungannya. Lo ngebandingin gua ama Tuhan. Udah deh ngga usah bawa-bawa Tuhan segala! Coba bayangin kalo lo di posisi gua sekarang!” katanya marah. Dia berdiri dan berjalan ke jendela.

“Kalo aku jadi kamu, aku akan bawa mereka dalam doa. Aku akan berdoa buat mereka. Karena kuasa doa betul-betul dahsyat...”

“Lo cuma doa doang? Mana bisa berenti sampe situ? Sampe tiga taon lo berdoa juga ga bakal dapet jawabannya.” tudingnya lagi.

“Aku juga bakal ngasih mereka pengertian dan kasih sayang seorang anak.” kataku menunduk.

“Lo jangan sok rohani deh, gua ngga suka!”katanya ketus.

Aku mulai menangis. Kamar itu sunyi senyap beberapa saat. Entah kenapa, aku tak sanggup lagi menahan air mataku. Seakan-akan aku ikut merasakan kesedihan di hatinya.

“Yesus perduli hidupmu. Kamu berharga di mataNya, karena Dia sayang sama kamu. Dia mau kamu menyerahkan semua masalahmu dan Tuhan akan selesaikan.” kataku sambil menangis.

Dennis pun menangis. Hatinya dijamah Tuhan dan Roh Kudus bekerja atasnya. Kedua kakinya lemah dan dia jatuh berlutut di atas karpet kamarnya yang tebal itu.

Dia menangis sejadi-jadinya. Aku mendekatinya dan ikut berlutut.

“Yesus sayang kamu..” kuulangi kata-kataku dengan penuh perasaan. Dan dia menangis lagi.

Aku mulai tumpang tangan atasnya, dan berdoa buat dia. Aku mengajaknya untuk memaafkan kedua orang tuanya. Tuhan menghapus kepahitan Dennis atas kedua orang tuanya.

Setelah kurang lebih setengah jam aku mendoakannya, dan Dennis sudah berhenti menangis, aku mengingatkannya lagi untuk selalu mendoakan kedua orang tuanya dan memberikan mereka kasih yang datang dari surga.

Jam menunjukkan pukul setengah enam. Aku masih membantunya menyalin semua catatan yang aku bawa tadi sore untuknya. Hatinya sekarang sudah agak tenang, dan menampilkan sifat aslinya yang ceria dan penuh humor. Tak lupa aku katakan pesan Bu Catherine tadi siang untuk membawa surat sakitnya besok.

“Besok sekolah, kan?” tanyaku.

“Sure!” jawabnya mantap.

“Gitu, dong!” kataku sambil tersenyum.

Pintu kamar Dennis diketuk dari luar. Pembantunya masuk membawakan mereka makanan dan minuman. Wanita tua itu heran mengapa tiba-tiba tuannya jadi ceria begini.

Aku hanya tersenyum padanya. Setelah itu dia keluar. Mama Dennis tiba-tiba masuk ketika kami sedang membuat PR bersama-sama sambil ngobrol.

Dia heran melihat perlakuan anak laki satu-satunya yang berubah drastis selama 2 jam.

“Lagi apa sih?” katanya bertanya penasaran.

“Buat PR.” jawab Dennis sambil tersenyum. Mama Dennis lebih heran lagi ketika melihat Dennis bisa tersenyum.

Terima kasih Tuhan, Kau kembalikan Dennis seperti aslinya. Terima kasih kau sudah menjamah hatinya dan memberikannya hati yang baru..

Tut.. tut.. Nokia-ku berbunyi nyaring. SMS dari Dennis.

“Thanks, ya Nes, lo orang pertama yang paling baek dan perhatian, yang pernah gua kenal. Gua seneng banget lo, Mama udah bisa ngampunin Papa, tadi kita doa sama-sama buat Papa. Baru pertama kali aku liat Mama nangis buat Papa….”

Aku tersenyum dari membalas SMS-nya: “Jangan terima kasih sama aku, tapi sama Tuhan yang mau pulihkan keluarga kamu. Terus berjuang, ya! Aku yakin pasti Tuhan jawab doa kamu. Aku juga bantu doa, kok.”

Sebulan setelah itu, semuanya sudah berubah total. Rumah yang sebesar bahtera Nuh itu, yang tadinya penuh ketegangan dan ketakutan, telah berubah menjadi rumah ‘hidup’ yang penuh keceriaan dan tawa.

Doa-doa yang kami panjatkan selama ini Tuhan dengar dan lewat semua kejadian yang Dia ijinkan terjadi pada Dennis sekeluarga, Tuhan buka mata Dennis, mengubah jalan pikiran dan juga hatinya.

Berangsur-angsur Papa Dennis sadar akan sikapnya selama ini yang terlalu gila kerja dan membiarkan istrinya mengurus rumah tangganya sendiri tanpa dukungan seorang suami.

Selama ini Dennis menunjukkan kasihnya kepada orang tuanya dan lewat itu, mereka sadar. Mereka mulai kembali pergi ke gereja setiap minggu , beribadah bersama. Dan, satu keluarga lagi yang telah diselamatkan...

II Korintus 2:10
“Sebab barangsiapa yang kamu ampuni kesalahannya, aku mengampuninya juga. Sebab jika aku mengampuni, seandainya ada yang harus kuampuni, maka hal itu kubuat oleh karena kamu di hadapan Kristus,..”

Matius 21:22
Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya."

Kiriman: Ishak Surya Adipermata
@ http://www.heartnsouls.com/


Klinik Rohani Links :
http://www.klinikrohani.com/


25 September 2008

Posted by ShureX Posted on September 25, 2008 | No comments

UJIAN MENDATANGKAN BERKAT

Seorang menemukan kepompong seekor kupu-kupu. Suatu hari ada lubang kecil muncul. Dia duduk dan mengamati dalam beberapa jam kupu-kupu itu ketika dia berjuang dengan memaksa dirinya melewati lubang kecil itu. Kemudian kupu-kupu itu berhenti membuat kemajuan. Kelihatannya dia telah berusaha semampunya dan dia tidak bisa lebih jauh lagi.

Akhirnya orang tersebut memutuskan untuk membantunya, dia ambil sebuah gunting dan memotong sisa kekangan dari kepompong itu. Kupu-kupu tersebut keluar dengan mudahnya.
Namun, dia mempunyai tubuh gembung dan kecil, sayap-sayap mengkerut.

Orang tersebut terus mengamatinya karena dia berharap bahwa pada suatu saat, sayap-sayap itu akan mekar dan melebar sehingga mampu menopang tubuhnya yang mungkin akan berkembang dalam waktu. Semuanya tak pernah terjadi. Kenyataannya, kupu-kupu itu menghabiskan sisa hidupnya merangkak di sekitarnya dengan tubuh gembung dan sayap-sayap mengkerut.

Dia tidak pernah bisa terbang.
Yang tidak dimengerti dari kebaikan dan ketergesaan orang tersebut adalah bahwa kepompong yang menghambat, dan perjuangan yg dibutuhkan kupu-kupu untuk melewati lubang kecil adalah jalan Tuhan untuk memaksa cairan dari tubuh kupu-kupu itu masuk ke dalam sayap-sayapnya sedemikian sehingga dia akan siap terbang begitu dia memperoleh kebebasan dari kepompong tersebut.

Renungan :
Kadang-kadang perjuangan adalah yang kita perlukan dalam hidup kita.
Jika Tuhan membiarkan kita hidup tanpa hambatan, itu mungkin melumpuhkan kita.
Kita mungkin tidak sekuat yang semestinya kita mampu.
Kita mungkin tidak pernah dapat terbang.

Saya memohon Kekuatan dan Tuhan memberi saya kesulitan-kesulitan untuk membuat saya kuat.

Saya memohon Kebijakan dan Tuhan memberi saya persoalan untuk diselesaikan.

Saya memohon Kemakmuran dan Tuhan memberi saya Otak dan Tenaga untuk bekerja.

Saya memohon Keteguhan hati dan Tuhan memberi saya Bahaya untuk diatasi.

Saya memohon Cinta dan Tuhan memberi saya orang-orang bermasalah untuk ditolong.

Saya memohon Kemurahan /kebaikan hati dan Tuhan memberi saya kesempatan-kesempatan.

Saya tidak memperoleh yang saya inginkan, saya mendapatkan segala yang saya butuhkan.

From, Oliver N.
May Gbu All.


di kirim oleh : Liquid Google



Klinik Rohani Links :
http://www.klinikrohani.com/


24 September 2008

Posted by ShureX Posted on September 24, 2008 | No comments

"Ia berusaha supaya dapat bertemu dengan Yesus"

“Ia berusaha supaya dapat bertemu dengan Yesus”


Bacaan :
Pkh 1:2-11;
Luk 9:7-9

Herodes, raja wilayah, mendengar segala yang terjadi itu dan ia pun merasa cemas, sebab ada orang yang mengatakan, bahwa Yohanes telah bangkit dari antara orang mati. Ada lagi yang mengatakan, bahwa Elia telah muncul kembali, dan ada pula yang mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi dahulu telah bangkit. Tetapi Herodes berkata: "Yohanes telah kupenggal kepalanya. Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal demikian?" Lalu ia berusaha supaya dapat bertemu dengan Yesus” (Luk 9:7-9), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Pemimpin atau pejabat tinggi yang gila akan kekuasaan, pangkat, kedudukan, kehormatan duniawi serta harta benda pada umumnya cemas ketika muncul tokoh-tokoh alternatif yang dinilai mengancam dirinya. Rasanya hal ini pernah terjadi di Indonesia, pada masa Orde Baru, dimana ketika ada tokoh-tokoh demokratis dan vocal maka dengan atau melalui berbagai macam cara tokoh-tokoh tersebut segera dihabisi, disingkirkan; pada masa Reformasi pun juga masih terjadi antara lain dengan kasus Munir, yang sampai kini masih menjadi bahan pengadilan yang sungguh menyita waktu dan perhatian. Dalam warta gembira hari ini diceriterakan bahwa Herodes merasa cemas ketika mendengar bahwa muncul tokoh baru yang lebih besar daripada Elia atau Yohanes Pembaptis, yaitu Yesus, “lalu ia berusaha supaya dapat bertemu dengan Yesus”.

Entah apa yang menjadi motivasi Herodes untuk bertemu dengan Yesus, apakah ia juga akan menghabisi atau menyingkirkan-nya?.Apakah keingingan tahunya merupakan bagian usaha untuk mencari strategi bagaimana menyingkirkan Yesus? Jika mengingat dan memperhatikan bahwa ia berani membunuh Yohanes Pembaptis demi gengsi dan nama dirinya sebagai raja atau pemimpin, kiranya ia juga bermaksud sama terhadap Yesus. Bercermin dari kisah ini saya mengajak dan mengingatkan para pemimpin atau pejabat tinggi: ketika muncul tokoh-tokoh baru sebagai pembaharu, hendaknya didengarkan dan diterima dengan hati terbuka, jiwa besar dan rela berkorban.

Pembaharuan-pembaharuan cara hidup dan cara bertindak bersama kiranya dibutuhkan, mengingat dan memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan yang sedang terjadi. Marilah kita beri kesempatan kepada generasi muda, tokoh-tokoh baru, karena jika tidak memberi kesempatan kepada mereka maka generasi pendahulu hemat saya ‘salah’. Munculnya tokoh-tokoh baru hemat saya merupakan keberhasilan generasi pendahulu, yang dengan kerja keras berusaha mendidik dan membina generasi penerus/muda. Maka jika para pemimpin atau pejabat tinggi masa kini juga ada keinginan tahu perihal munculnya tokoh-tokoh muda sebagai pembaharu, hendaknya keinginan tahu tersebut sungguh tulus , yang berarti pada suatu saat siap mengundurkan diri serta mempercayakan kepemimpinan kepada generasi penerus. Marilah kita hayati pepatah Jawa ini: “Kebo nyusu gudel” (=Kerbau menyusu pada anaknya), artinya orangtua/generasi tua berani belajar dari anak-anak/ generasi muda/penerus.

· “Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia.Apakah gunanya manusia berusaha dengan jerih payah di bawah matahari? Keturunan yang satu pergi dan keturunan yang lain datang, tetapi bumi tetap ada.”(Pkh 1:2-4). Kutipan ini rasanya bagus untuk kita renungkan atau refleksikan. Yang dimaksudkan dengan ‘segala sesuatu’ disini kiranya adalah ‘harta benda/uang, kedudukan/pangkat atau jabatan dan kehormatan duniawi’ yang menjadi pujaan dari mereka yang bersikap mental materialistis atau duniawi. Ingat, sadari dan hayati bahwa semuanya itu tidak abadi dan sementara sifatnya, termasuk hidup kita sendiri yang hanya sementara, sebagaimana dikatakan oleh pepatah Jawa “urip iku koyo mampir ngombe” (= Hidup itu bagaikan singgah sejenak untuk minum).

Jika hidup saja hanya sementara, apalagi ‘harta benda/ uang, pangkat/kedudukan/jabatan dan kehormatan duniawi’. Kesia-siaan belaka jika orang mendewa-dewakannya. Hidup, harta benda/uang, pangkat/kedudukan/jabatan dan kehormatan duniawi adalah sarana dan bersifat fungsional, maka hendaknya dihayati dan difungsikan sedemikian rupa sehingga kita semakin beriman, semakin mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan, semakin mengasihi dan dikasihi oleh Tuhan maupun sesama kita. Marilah kita hayati dua motto hidup beriman atau menggereja, yaitu “solidaritas dan keberpihakan pada atau dengan yang miskin dan berkekurangan’.

Jika dalam hidup bersama, hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara ini masih ada yang miskin dan berkekurangan berarti para pemimpin atau pejabat tinggi ‘berusaha dengan jerih payah di bawah matahari’ demi kepentingan sendiri, berarti mengejar kesia-siaan. “Keturunan yang satu pergi dan keturunan yang lain datang” , demikian peringatan pengkotbah. Peringatan ini hendaknya diperhatikan dan dihayati oleh orangtua, generasi pendahulu, antara lain siap sedia ‘untuk pergi’ sambil mempersiapkan anak-anak, generasi penerus untuk mengambil alih sesuai dengan tuntutan zaman.

Engkau mengembalikan manusia kepada debu, dan berkata: "Kembalilah, hai anak-anak manusia!" Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin, apabila berlalu, atau seperti suatu giliran jaga di waktu malam. Engkau menghanyutkan manusia; mereka seperti mimpi, seperti rumput yang bertumbuh, di waktu pagi berkembang dan bertumbuh, di waktu petang lisut dan layu” (Mzm 9:3-6)

Jakarta, 25 September 2008

@Romo Maryo







Klinik Rohani Links :
http://www.klinikrohani.com/


Posted by ShureX Posted on September 24, 2008 | 3 comments

ALAMI

ALAMI
======

Di suatu acara kelulusan SD seorang ibu sedang mencoba memotret anaknya yang baru lulus SD. Sang ibu menyuruh sang Ayah untuk ikut berpose bersama dengan si anak, dan memberi beberapa instruksi.

"Ayo ... bergayalah dengan gaya yang alami, jangan terkesan dibuat-buat," kata ibu.

"Nak ... rangkullah ayahmu, lingkarkan tanganmu di bahu ayahmu."

Lalu sang ayah menyahut, "Ibu ini macam-macam aja. Kalau mau gaya kami terlihat alami, kenapa tidak kau suruh anak kita untuk menaruh tangannya di dompetku."

----------------------------------------------------------------------
"Hendaklah kasih itu jangan pura-pura!
Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik." (Roma 12:9)
----------------------------------------------------------------------


Sumber: Saturday's Humor -- ncantafio(at)


@ sabda.org (197)

23 September 2008

Posted by ShureX Posted on September 23, 2008 | No comments

Satu Kata Buruk

Hanya dengan mengucapkan satu kata yang tidak berkenan, kita telah menyakiti orang lain. Karena itu, marilah kita berbicara menggunakan kata yang baik, milikilah hati dan pikiran yang baik pula, selalu melakukan kebajikan-kebajikan, itulah cinta kasih yang sesungguhnya.

di kirim oleh : shane sunpei


Klinik Rohani Links :
http://www.klinikrohani.com/

22 September 2008

Posted by ShureX Posted on September 22, 2008 | No comments

JAM TANGAN

Salam manis buat semuanya....
Waduhhh...!!! Gara-gara jam tangan aja, bapak yang satu ini sewotnya setengah mati...emangnya ada apa sih....?? Penasaran???? Tengok aja cerita berikut ini ......!!

JAM TANGAN

===========

Seorang pemuda sedang dalam perjalanan kembali ke Jakarta dengan kereta api. Persis di depannya duduk seorang bapak. Setelah lama berdiam diri, sambil menguap sang pemuda bertanya kepada bapak tersebut, "Jam berapa sekarang, Pak???"

Sebuah pertanyaan yang biasa kita lakukan di manapun kapanpun dan kepada siapapun, dan biasanya kita selalu dapat jawaban.

Tapi kali ini sungguh di luar dugaan, si bapak diam saja. Mengira sang bapak agak kurang dengar, pemuda tersebut mengulanginya sampai 3 kali, namun si bapak tetap diam tidak bergeming sedikitpun.

Merasa kesal, pemuda langsung mencolek bapak tersebut dan berkata, "Saya heran, mengapa Bapak tidak menjawab pertanyaan saya? Apa sich susahnya," tanyanya kesal.

Si bapak menjawab dengan tenang: "Bukannya saya nggak mau menjawab, tapi nanti kalau saya jawab, kita pasti ngomong-ngomong lagi soal ini soal itu, terus sampai nanti kita jadi akrab."

Si pemuda melongo mendengar ceramah si bapak, terus dia tanya lagi, "Lalu, apa salahnya kalau kita akrab".

Si bapak bilang, "Nanti anak gadis dan istri saya akan menjemput saya di Gambir. Kalau kita sudah akrab, nanti kita akan turun sama-sama, terus saya pasti memperkenalkan mereka sama kamu".

Si pemuda tambah bingung, "Terus, Pak??" tanyanya lagi penasaran.

"Istri saya tuch orangnya baik sekali sama semua orang. Nanti dia pasti nawarin kamu mampir ke rumah. Nanti kamu mampir dan pasti mandi di rumah saya, terus makan di rumah saya, nanti kamu lama-lama bisa akrab dengan anak gadis saya dan kamu bisa jadi pacar anak saya dan lama-lama kamu bisa jadi menantu saya." lanjut si bapak.

Sang pemuda yang tadi sudah bingung sekarang menjadi makin bingung, lantas dia tanya, "Terus apa hubungannya sama pertanyaan saya yang pertama?"

Sambil berdiri dan dengan lantang bapak tersebut menjawab, "Masalahnya ... SAYA TIDAK MAU PUNYA MENANTU SEPERTI KAMU, JAM TANGAN SAJA NGGAK PUNYA!!!"

----------------------------------------------------------------------
"Orang yang kikir tergesa-gesa mengejar harta, dan
tidak mengetahui bahwa ia akan mengalami kekurangan." (Amsal 28:22)
----------------------------------------------------------------------


Kiriman dari sidandie(at)


@ sabda.org (196)

Posted by ShureX Posted on September 22, 2008 | No comments

SALURAN KASIH

Marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran. —1 Yohanes 3:18

Baca: 1 Yohanes 3:16-20

Ada banyak mahasiswa yang mengikuti perjalanan misi di musim panas. Namun, jarang ada yang kembali dengan rencana untuk menyelamatkan seorang bayi. Mallery Thurlow, seorang mahasiswi di Cornerstone University di Grand Rapids, pergi ke Haiti untuk membantu pendistribusian makanan. Satu hari seorang ibu muncul di tempat pendistribusian makanan itu dengan menggendong seorang bayi yang sakit parah. Ibu itu tidak memiliki pilihan lain. Bayi itu harus dioperasi, tetapi tidak ada yang mau melakukannya. Jika tidak ditolong, bayi itu akan meninggal. Mallery kemudian tidak hanya memeluk bayi Rose itu, ia juga mengingatnya dalam hati.

Sekembalinya ke AS, Mallery mencari dokter mana yang dapat mengoperasi bayi Rose. Sebagian besar dokter mengatakan harapannya kecil. Akhirnya, Rose memperoleh visa untuk meninggalkan Haiti dan Mallery kembali ke Haiti untuk menjemputnya. Rumah Sakit Anak Detroit mau menanggung biaya operasi sebesar $100,000 AS dan operasi itu berhasil. Hidup bayi kecil itu pun terselamatkan.

Kita mungkin tidak akan memiliki dampak sedramatis itu atas hidup orang lain. Namun, tertantang oleh kepedulian mahasiswi ini, kita dapat menemukan cara-cara untuk memberikan pertolongan. Mahasiswi itu tidak membiarkan situasi, usia mudanya, atau ketidaknyamanan menghentikan dirinya untuk menyelamatkan hidup Rose.

Seperti halnya Mallery, kita dipanggil untuk mengasihi "dalam perbuatan dan dalam kebenaran" (1 Yoh. 3:18). Kepada siapa Anda dapat menyalurkan kasih Allah hari ini? —JDB

Ketika Anda melihat seseorang yang membutuhkan pertolongan,
Kasih memuntut perbuatan yang penuh kasih;
Jangan hanya berkata Anda sungguh mengasihinya,
Buktikan dengan perbuatan yang Anda lakukan. —Sper

-----------------------------------------------------------------

Belas kasih mewujudkan kasih menjadi perbuatan.


@ http://www.rbcintl.org/


Klinik Rohani Links :
http://www.klinikrohani.com/


20 September 2008

Posted by ShureX Posted on September 20, 2008 | No comments

Ambilah Kailmu sendiri

Seorang pemuda miskin yang lapar, duduk menopang dagu di sebuah jembatan mengamati sekelompok pemancing. Menengok ke dalam keranjang dan melihat setumpuk ikan di dalamnya, pemuda ini bergumam,"Andaikata saja, aku punya ikan sebanyak itu, aku tidak akan kacau seperti ini. Aku akan menjualnya serta membeli pakaian dan makanan."

"Hei, aku akan memberikanmu beberapa ikan bila kau mau melakukan hal kecil untukku," jawab pemancing itu tiba-tiba.

"Yah, mengapa tidak?"

"Pegangkan kali ini untukku sebentar saja. Aku ada keperluan di jalan dekat sini," kata orang tua itu.

Pemuda itu dengan senang menerima tawarannya. Saat ia merentangkan kail orang tua itu, ada ikan yang menggigitnya, dan ia menangkap ikan demi ikan.

Tak lama kemudian wajahnya terlihat tersenyum, menikmati kegiatannya.

Ketika orang tua itu kembali, ia berkata,"Aku akan memberimu ikan yang kujanjikan. Nah, ambillah semua ikan yang telah kau tangkap untukku. Tetapi aku juga ingin memberimu sedikit nasihat.

Lain kali, ketika kau membutuhkan sesuatu, jangan membuang waktu melamun dan berharap sesuatu akan terjadi. Gerakkan dirimu, ambil kailmu sendiri dan buatlah hal itu terjadi.


Sumber : Erwin Arianto

19 September 2008

Posted by ShureX Posted on September 19, 2008 | 6 comments

Ubahlah Bencimu Menjadi Cinta

Berteman dengan siapapun buat saya adalah sesuatu yang menggembirakan. Banyak mutiara hikmah yang berserakan dimanapun justru yang muncul dari orang-orang yang sederhana. Salah satunya penjual sate ayam. Awalnya saya mengenalnya dibulan suci ramadhan beberapa tahun yang lalu. Orang Madura ini baik dan ramah. Itulah yang membuat dagangan satenya menjadi ramai.

Pada suatu hari dia bertutur bahwa pada saat bulan tertentu seperti bulan ramadhan dirinya bisa kuwalahan melayani pembeli. Sampai dia mengajak sanak saudaranya ikut membantunya berjualan, termasuk bapaknya sendiri. Katanya, pada satu sore para sudah banyak pembeli yang mengantri. Bapak dan saudara-saudara sibuk melayani sementara dirinya pulang untuk mengambil lontong dan sate ayam dirumah.

Sekembali ke warung dan pembeli sudah mulai berkurang. Adzan maghrib berkumandang. Sang bapak menghampiri dirinya dan mengatakan kalau kotak uang penjualan hari ini telah hilang diambil orang. Sebagai gantinya bapaknya bersedia bekerja selama ramadhan tidak usah
digaji.

Hari telah berlalu, seminggu kemudian. Abis jelang adzan maghrib ada seorang pemuda pesan sate ayam beserta lontong. Bapaknya langsung melayaninya. Orang itu dilayani dengan istimewa, membuat anaknya menjadi heran, kenapa bapak memperlakukan dia sangat istimewa. Mulai dari membakarkan sate, menyiapkan lontongnya, teh hangatnya dengan sangat ramahnya.

"Bapak, siapakah dia? Kenapa bapak melayani dengan sangat istimewa?
Apa dia pejabat kelurahan?" Katanya penuh keheranan.

"Bukan. Dia adalah yang mengambil kotak uangmu tempo hari." Jawab bapaknya.

Mendengar jawaban bapak seperti itu rasanya darah saya mendidih. Pengen rasanya saya luapkan amarah saya pada orang itu.

Tapi bapak saya mencegahnya dengan mengatakan. "Jangan kamu luapkan amarahmu. Dia adalah guru sejatimu sebab dari dialah, dirimu bisa belajar mengubah bencimu menjadi Cinta."

Saya dibuat tertegun mendengar tutur katanya. Sayapun sempat bertanya dalam hati, Mengubah benci menjadi cinta? Apakah mungkin?
Bagaimana menurut anda?


sumber : Agussyafii


Klinik Rohani Links :
http://www.klinikrohani.com/


18 September 2008

Posted by ShureX Posted on September 18, 2008 | No comments

Renungan 19 September 2008

“Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka.”

Bacaan :
1Kor 15:12-20;
Luk 8:1-3
“Tidak lama sesudah itu Yesus berjalan berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa memberitakan Injil Kerajaan Allah. Kedua belas murid-Nya bersama-sama dengan Dia, dan juga beberapa orang perempuan yang telah disembuhkan dari roh-roh jahat atau berbagai penyakit, yaitu Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat,Yohana isteri Khuza bendahara Herodes, Susana dan banyak perempuan lain. Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka.”(Luk 8:1-3), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Dalam tradisi Jawa ada istilah ‘konco wingking’ (teman di belakang), yang tidak lain dikenakan pada para isteri atau perempuan. Istilah ini muncul dari cara berjalan suami-isteri yang tidak berdampingan, melainkan isteri berjalan di belakang suami, mengikutinya. Dalam praksis, terutama dalam acara bersama (pesta atau perayaan) memang pada umumnya para perempuan bekerja giat ‘di belakang’ alias mempersiapkan atau memasak kebutuhan-kebutuhan untuk pesta, maka rasanya peran mereka senada dengan apa yang diwartakan hari ini: “perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka”.

Peran tersembunyi ini hemat saya penting sekali, sebagaimana juga dikatakan dalam pepatah ‘the man behind the gun’ (manusia yang berada di balik senjata). Peran mereka tidak lain adalah memberdayakan rombongan, sehingga rombongan dapat melaksanakan tugas perutusan atau pekerjaannya, dan rombongan ini pada umumnya terdiri dari kaum lelaki. Maka baiklah pada kesempatan ini saya mengajak anda sekalian untuk bersyukur dan berterima kasih kepada mereka, entah kaum perempuan atau laki-laki, yang dengan kekayaan mereka, kerja keras tanpa kenal lelah, bekerja di balik layer, melayani kebutuhan bersama. Mungkin peran ini di kota-kota saat ini dikerjakan oleh para pembantu di dalam rumah tangga atau keluarga atau pekerja dalam berbagai acara atau kepentingan.

Yang terjadi dalam hidup sehari-hari kiranya adalah para pembantu, maka baiklah kita bersyukur dan berterima kasih kepada para pembatu rumah tangga kita, yang melayani rombongan/seluruh anggota keluarga/komunitas. Pada hari-hari ini kiranya anda yang memiliki pembantu akan merasa pentingnya peran mereka ketika mereka ‘cuti untuk mudik dalam rangka merayakan Idul Fitri’. Semoga peristiwa tahunan ketika para pembantu rumah tangga, yang kebanyakan perempuan, sedang cuti saat ini, mengingatkan dan menyadarkan kita untuk senantiasa berterima kasih dan bersyukur atas pelayanan dan peran mereka, dan selanjutnya memperlakukan pembantu rumah tangga sebaik mungkin.


· “Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia. Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal”(1Kor 15:19-20), demikian kesaksian atau peringatan Paulus kepada umat di Korintus, kepada kita semua. Kesaksian ini mengajak kita untuk tidak hanya berharap pada Tuhan selama hidup, tetapi juga dalam kematian.

Mungkin belum ‘mati sepenuhnya’ melainkan setengah atau seperempat mati alias berada di dalam penderitaan, sakit atau kesengsaraan, inilah yang kiranya layak menjadi permenungan kita. Artinya agar kita dapat berharap pada Tuhan dalam kematian, hendaknya dalam berbagai derita, sakit atau kesengsaraan di dunia ini, karena harus melayani dengan kerja keras tanpa kenal lelah, marilah kita tetap berharap kepada Tuhan. Ketika tidak ada orang yang memuji dan menghargai kerja keras pelayanan kita hendaknya tidak menjadi putus asa atau frustrasi, melainkan tetap bergairah dan bergembiralah. Dengan kata lain jangan hanya bekerja keras melayani ketika dipuji atau dihargai oleh sesama dan saudara-saudari kita saja, melainkan entah dipuji atau tidak dipuji, dihargai atau tidak dihargai kita tetap bekerja keras melayani demi kebahagiaan atau kesejahteraan bersama.

Mereka yang dalam derita, sakit dan sengsara di dunia ini tetap bergairah dan bergembira, maka ketika dipanggil Tuhan tetap bergairah dan bergembira, sehingga ketika telah mati, terbaring tidur sebagai mayat, nampak senyum dan ceria, nampak lebih cantik atau tampan. Saat-saat terakhir hidupnya, menjelang dipanggil Tuhan, ceria dan gembira, maka pada saat dipanggil Tuhan tetap ceria dan gembira serta nampak ceria dan gembira terus sebagai jenazah, ia percaya bahwa “Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal”

“Aku berseru kepada-Mu, karena Engkau menjawab aku, ya Allah; sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah perkataanku.Tunjukkanlah kasih setia-Mu yang ajaib, ya Engkau, yang menyelamatkan orang-orang yang berlindung pada tangan kanan-Mu terhadap pemberontak.”(Mzm 17:6-7)
Jakarta, 19 September 2008

Sumber : Romo Maryo



Klinik Rohani Links :
http://www.klinikrohani.com/


17 September 2008

Posted by ShureX Posted on September 17, 2008 | No comments

Batu Dan Mutiara

Pada suatu ketika, hiduplah seorang pedagang batu-batuan. Setiap hari dia berjalan dari kota ke kota untuk memperdagangkan barang-barangnya itu. Ketika dia sedang berjalan menuju ke suatu kota, ada suatu batu kecil di pinggir jalan yang menarik hatinya. Batu itu tidak bagus, kasar, dan tidak mungkin untuk dijual. Namun pedagang itu memungutnya dan menyimpannya dalam sebuah kantong, dan kemudian pedagang itu meneruskan perjalanannya.

Setelah lama berjalan, lelahlah pedagang itu, kemudian dia beristirahat sejenak. Selama dia beristirahat, dia membuka kembali bungkusan yang berisi batu itu. Diperhatikannya batu itu dengan seksama, kemudian batu itu digosoknya dengan hati-hati batu itu. Karena kesabaran pedagang itu, batu yang semula buruk itu, sekarang terlihat indah dan mengkilap. Puaslah hati pedagang itu, kemudian dia meneruskan perjalanannya.

Selama dia berjalan lagi, tiba-tiba dia melihat ada yang berkilau-kilauan di pinggir jalan. Setelah diperhatikan, ternyata itu adalah sebuah mutiara yang indah. Alangkah senangnya hati pedagang tersebut, mutiara itu diambil dan disimpannya tetapi dalam kantong yang berbeda dengan kantong tempat batu tadi. Kemudian dia meneruskan perjalanannya kembali.

Adapun si batu kecil itu merasa bahwa pedagang itu begitu memperhatikan dirinya, dan dia merasa begitu bahagia. Namun pada suatu saat mengeluhlah batu kecil itu kepada dirinya sendiri. “Tuan begitu baik padaku, setiap hari aku digosoknya walaupun aku ini hanya sebuah batu yang jelek, namun aku merasa kesepian. Aku tidak mempunyai teman seorangpun, seandainya saja Tuan memberikan kepadaku seorang teman”. Rupanya keluhan batu kecil yang malang ini didengar oleh pedagang itu. Dia merasa kasihan dan kemudian dia berkata kepada batu kecil itu “Wahai batu kecil, aku mendengar keluh kesahmu, baiklah aku akan memberikan kepadamu sesuai dengan yang engkau minta”. Setelah itu kemudian pedagang tersebut memindahkan mutiara indah yang ditemukannya di pinggir jalan itu ke dalam kantong tempat batu kecil itu berada.

Dapat dibayangkan betapa senangnya hati batu kecil itu mendapat teman mutiara yang indah itu. Sungguh betapa tidak disangkanya, bahwa pedagang itu akan memberikan miliknya yang terbaik kepadanya. Waktu terus berjalan dan si batu dan mutiara pun berteman dengan akrab. Setiap kali pedagang itu beristirahat, dia selalu menggosok kembali batu dan mutiara itu. Namun pada suatu ketika, setelah selesai menggosok keduanya, tiba-tiba saja pedagang itu memisahkan batu kecil dan mutiara itu. Mutiara itu ditempatkannya kembali di dalam kantongnya semula, dan batu kecil itu tetap di dalam kantongnya sendiri. Maka sedihlah hati batu kecil itu. Tiap-tiap hari dia menangis, dan memohon kepada pedagang itu agar mengembalikan mutiara itu bersama dengan dia. Namun seolah-olah pedagang itu tidak mendengarkan dia.

Maka putus asalah batu kecil itu, dan di tengah-tengah keputusasaannya itu, berteriaklah dia kepada pedagang itu “Oh tuanku, mengapa engkau berbuat demikian ? Mengapa engkau mengecewakan aku ?”

Rupanya keluh kesah ini didengar oleh pedagang batu tersebut. Kemudian dia berkata kepada batu kecil itu “Wahai batu kecil, kamu telah kupungut dari pinggir jalan. Engkau yang semula buruk kini telah menjadi indah. Mengapa engkau mengeluh ? Mengapa engkau berkeluh kesah ? Mengapa hatimu berduka saat aku mengambil mutiara itu daripadamu ? Bukankah mutiara itu miliku, dan aku bebas mengambilnya setiap saat menurut kehendakku ? Engkau telah kupungut dari jalan, engkau yang semula buruk kini telah menjadi indah. Ketahuilah bahwa bagiku, engkau sama berharganya seperti mutiara itu, engkau telah kupungut dan engkau kini telah menjadi milikku juga. Biarlah aku bebas menggunakanmu sekehendak hatiku. Aku tidak akan pernah membuangmu kembali”.

Mengertikah apakah maksud cerita di atas ? Yang dimaksud dengan batu kecil itu adalah kita-kita semua, sedangkan pedagang itu adalah Tuhan sendiri. Kita semua ini buruk dan hina di hadapanNya, namun karena kasihnya itu Dia memoles kita, sehingga kita dijadikannya indah di hadapanNya. Sedangkan yang dimaksud dengan mutiara itu adalah berkat Tuhan bagi kita semua. Siapa yang tidak senang menerima berkat ? Berkat itu dapat berupa apa saja dalam kehidupan kita sehari-hari, mungkin berupa kegembiraan, kesehatan, orangtua, saudara dan sahabat, dan banyak lagi. Apakah kita pernah bersyukur, setiap kali kita mendapat berkat itu ? Dan apakah kita tetap bersyukur, jika seandainya Tuhan mengambil semuanya itu dari kita ? Bukankah semua itu milikNya dan Ia bebas mengambilnya kembali kapanpun Ia mau ? Bersyukurlah selalu kepadaNya, karena Dia tidak akan pernah mengecewakan kita semua.

Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu; (Yer 29:11-12)

Tuhan memberkati.


@http://krenungan.org/ 12



Klinik Rohani Links :
http://www.klinikrohani.com/


16 September 2008

Posted by ShureX Posted on September 16, 2008 | No comments

Kebaikan vs kejahatan

Sesuai dengan benih yang telah ditabur, begitulah buah yang akan dipetiknya.
Pembuat kebaikan akan mendapatkan kebaikan, pembuat kejahatan akan memetik kejahatan pula. Taburlah biji-biji benih & engkau pulalah yang akan merasakan buah dari padanya

di kirim oleh : shane sunpei

http://www.klinikrohani.com/

15 September 2008

Posted by ShureX Posted on September 15, 2008 | No comments

PAHLAWAN

Hai...:-)
Lagi happy nggak hari ini? Wah ... jangan sampai nggak happy ya ...
rugi lho kalau hari-hari kita yang singkat ini diisi dengan kesedihan. Pokoknya berbahagialah selagi Tuhan masih memberi kesempatan kepada kita untuk menjalani hari-hari yang singkat ini...OK!

PAHLAWAN
==========

Suatu ketika seorang pimpinan sebuah rumah sakit jiwa mengetahui bahwa salah seorang pasiennya telah menyelamatkan jiwa sesama pasien yang mencoba bunuh diri dengan cara menariknya keluar dari bak mandi. Pimpinan tersebut memeriksa data si "pahlawan" tersebut dan kemudian memanggilnya untuk datang ke kantor.

"Pak Jan, dari catatan kemajuan kesehatan dan kepahlawananmu dalam menyelamatkan temanmu, kami memutuskan untuk membolehkan anda pulang ke rumah. Tapi ada satu kabar buruk, orang yang kau selamatkan jiwanya akhirnya meninggal karena gantung diri."

"Oh ... dia tidak bunuh diri Pak!" jawab pak Jan.

"Saya kasihan melihat dia basah kuyup. Oleh sebab itu, saya gantung dia supaya cepat kering."

----------------------------------------------------------------------
"Jalan orang bodoh lurus dalam anggapannya sendiri,
tetapi siapa mendengarkan nasihat, ia bijak." (Amsal 12:15)
----------------------------------------------------------------------


Sumber: Jokes4U(at)inyouremail.com


@ sabda.org (195)


14 September 2008

Posted by ShureX Posted on September 14, 2008 | 15 comments

Apakah kamu mencintaiKU ?

Suatu hari aku bangun pagi-pagi sekali untuk menyaksikan matahari terbit. Sungguh keindahan Tuhan tak dapat dilukiskan dengan kata - kata. Sambil menyaksikan keindahan ciptaannya, saya memuji Tuhan atas karyaNya yang begitu indah. Saat itulah, Tuhan datang kepada saya

Dia bertanya : “Apakah kamu mencintaiKU ?”. Aku menjawab “Tentu saja Tuhan! Engkau adalah Tuhanku dan Juru Selamatku !

Lalu Dia bertanya ”Jika kamu cacat fisik , apakah kamu masih tetap mencintaiKu?” Aku terpana. Lalu aku melihat tanganku, kakiku, anggota-anggota tubuhku lainnya dan berpikir mengenai banyak hal yang tak mungkin kulakukan bila aku cacat fisik. Hal-hal yang kuanggap sesuatu yang sudah sewajarnya dapat aku lakukan. Lalu aku menjawab “Itu akan menjadi hal yang sulit Tuhan, tetapi aku akan tetap mencintaiMU

Lalu Tuhan bertanya lagi “Jika kamu buta, apakah kamu akan tetap mencintai ciptaan-ciptaanKU?” Bagaimana mungkin aku mencintai sesuatu tanpa mampu melihatnya? lalu aku berpikir mengenai semua orang buta di dunia ini. Dan betapa banyak dari mereka yang masih mencintai Tuhan dan ciptaan-ciptaanNya. Lalu aku menjawab ”Aku sulit membayangkannya Tuhan, tapi aku akan tetap mencintaiMu”

Tuhan bertanya lagi ,”Jika kamu tuli apakah kamu akan tetap mendengarkan perkataan-perkataanKu?” Bagaimana mungkin aku mendengarkan sesuatu jika aku tuli? Kemudian aku mengerti Mendengarkan perkataan - perkataan Tuhan tidak hanya dengan menggunakan telinga kita , tetapi menggunakan hati kita. Aku menjawab ” Itu akan menjadi hal yang sulit Tuhan, tetapi aku akan tetap mendengarkan perkataan - perkataanMu.”

Tuhan bertanya kembali “Jika kamu bisu , apakah kamu tetap memuji namaKu ?” Bagaimana mungkin aku memuji tanpa suara? Lalu aku menyadari bahwa Tuhan mau kita memuji dari hati dan jiwa kita. Betapapun indahnya suara kita tidak pernah menjadi masalah. Dengan memuji Tuhan tidak hanya dengan nyanyian, Melainkan saat kita mengalami cobaan, kita tetap memuji Tuhan dan berterima kasih atas berkat-berkatNya. Jadi aku menjawab “Meskipun aku tidak dapat menyanyi aku akan tetap memuji namaMU”

Lalu Tuhan bertanya ”Apakah kamu sungguh-sungguh mencintaiKu?” Dengan penuh keberanian dan keyakinan aku menjawab “Ya Tuhan ! Saya mencintaiMu karena Engkau satu-satunya Tuhan yang benar !” “Lalu mengapa engkau berbuat dosa ?” Aku menjawab “Karena aku hanyalah seorang manusia, aku tidak sempurna” “Lalu mengapa pada saat-saat damai, engkau menjauh? Mengapa hanya pada saat menghadapi masalah engkau berdoa dengan sungguh-sungguh ?” Tidak ada jawaban. Hanya ada air mata.

Tuhan lalu melanjutkan “Mengapa hanya bernyanyi pada saat persekutuan dan retret? mengapa mencariKu hanya pada saat penyembahan? Mengapa meminta dengan egois? Mengapa meminta tanpa didasari iman?” Air mata terus membasahi pipiku

“Mengapa kamu malu terhadapKu? Mengapa kamu tidak menyebarkan injil? Mengapa pada saat mengalami pencobaan, kamu berpaling pada sesama ketika aku menawarkan diriKu sebagai tempat berpaling? mengapa membuat alasan-alasan saat Aku memberimu kesempatan untuk melayaniKU?” Aku mencoba menjawab , tetapi tidak ada jawaban yang dapat diberikan

”Kamu telah dianugrahkan hidup. Aku menciptakanmu bukan untuk menyia-nyiakan anugerah ini. Kamu telah dianugrahkan bakat-bakat untuk melayaniKu, tetapi kamu terus berpaling dariKU. Aku telah menyampaikan perkataan - perkataanKU kepadamu, tetapi kamu tidak mendapatkan pengajaran. Aku telah menunjukkan berkat-berkatKu kepadamu, tapi matamu tidak tertuju padaKu. Aku telah mendengar doa-doamu dan Aku telah menjawab semua doamu.” APAKAH KAMU BENAR-BENAR MENCINTAIKU ?” Aku tidak dapat menjwab. Bagaimana mungkin aku dapat? Aku merasa amat malu. Aku tidak mempunyai alasan lagi. Apa yang dapat aku katakan tentang hal ini? Ketika hatiku telah selesai menangis aku berkata ” Mohon ampuni saya Tuhan, Aku tidak layak untuk menjadi anakMU”. Tuhan menjawab “Itulah kasih karuniaKu, anakKU.”

Aku bertanya “Lalu mengapa Engkau terus-menerus mengampuniku? Jawab Tuhan ” Karena engkau adalah ciptaanKu. Kamu adalah anakkKu. Aku tidak pernah mengabaikanmu. Saat engkau menangis, Aku ikut sedih dan menangis bersamamu. Saat engkau berteriak dalam kegembiraan , Aku ikut tertawa bersamamu. Saat engkau putus asa Aku akan menyemangatimu. Saat engkau lelah Aku akan menopangmu. Aku akan bersamamu setiap saat dan Aku akan mencintaimu selamanya.”

Belum pernah aku menangis sekeras ini. Bagaimana mungkin aku telah berlaku sebegitu dingin padaNya? Bagaimana mungkin aku telah menyakiti Tuhan sedemikian rupa? Aku bertanya kepada Tuhan “Seberapa besar kasihMu padaku , Tuhan? Tuhan membentangkan kedua tanganNya. Dan mataku terpaku di kayu salib.aku berlutut di kaki Tuhan, Juru Selamatku . Dan untuk pertama kalinya , aku benar-benar berdoa.


Sumber : http://krenungan.org/ 21

Klinik Rohani Links :
http://www.klinikrohani.com/


13 September 2008

Posted by ShureX Posted on September 13, 2008 | 2 comments

A Child's Angel

Once upon a time there was a child ready to be born. So one day he asked God:

They tell me you are sending me to earth tomorrow but how am I going to live there being so small and helpless? Among the many angels, I chose one for you. She will be waiting for you and will take care of you.

But tell me, here in Heaven, I don’t do anything else but sing and smile, that’s enough for me to be happy. Your angel will sing for you and will also smile for you everyday. And you will feel your angel’s love and be happy.

And how am I going to be able to understand when people talk to me, if I don’t know the language that men talk? Your angel will tell you the most beautiful and sweet words you will ever hear, and with much patience and care, your angel will teach you how to speak.

And what am I going to do when I want to talk to you? Your angel will place your hands together and will teach you how to pray. I’ve heard that on earth there are bad men. Who will protect me? Your angel will defend you even if it means risking its life.

But I will always be sad because I will not see you anymore. Your angel will always talk to you about me and will teach you the way for you to come back to me, even though I will always be next to you.

At that moment there was much peace in Heaven, but voices from earth could already be heard, and the child in a hurry asked softly:

Oh God, if I am about to leave now, please tell me my angel’s name Your angel’s name is of no importance, you will call your angel: Mommy

(author unknown)

ohhh! how so cute. Please share it with everyone…


Sumber : http://krenungan.org/ 23


Klinik Rohani Links :
http://www.klinikrohani.com/

12 September 2008

Posted by ShureX Posted on September 12, 2008 | No comments

Bintang Laut

Ketika fajar menyingsing, seorang lelaki tua berjalan-jalan di pinggir pantai sambil menikmati angin laut yang segar menerpa bibir pantai. Di kejauhan dilihatnya seorang anak sedang memungut bintang laut dan melemparkannya kembali ke dalam air. Setelah mendekati anak itu, lelaki tua itu bertanya heran;

'Mengapa engkau mengumpulkan dan melemparkan kembali bintang laut itu ke dalam air?'. Tanyanya.

'Karena bila dibiarkan hingga matahari pagi datang menyengat, bintang laut yang terdampar itu akan segera mati kekeringan.' Jawab si kecil itu.

'Tapi pantai ini luas dan bermil-mil panjangnya.' Kata lelaki tua itu sambil menunjukkan jarinya yang mulai keriput ke arah pantai pasir yang luas itu. 'Lagi pula ada jutaan bintang laut yang terdampar. Aku ragu apakah usahamu itu sungguh mempunyai arti yang besar.' Lanjutnya penuh ragu.

Anak itu lama memandang bintang laut yang ada di tangannya tanpa berkata sepatahpun. Lalu dengan perlahan ia melemparkannya ke dalam laut agar selamat dan hidup.

'Saya yakin usahaku sungguh memiliki arti yang besar sekurang-kurangnya bagi yang satu ini.' Kata si kecil itu. Kita Memang tidak bisa bermanfaat bagi dunia yang luas, tapi setidaknya kita bisa bermanfaat bagi orang di sekitar kita yang membutuhkan. Jadi kenapa kita tidak memulai berbuat sesutau yang berharga, mulai hari ini.

Karena satu hal yang kita lakukan dan bermanfaat bagi seseorang lebih berharga dari pada kita hanya berandai-andai


Sumber : Erwin Arianto


11 September 2008

Posted by ShureX Posted on September 11, 2008 | No comments

SEPATU SI BAPAK TUA

Seorang bapak tua pada suatu hari hendak bepergian naik bus kota. Saat menginjakkan kakinya ke tangga, salah satu sepatunya terlepas dan jatuh ke jalan. Sayang, pintu tertutup dan bus segera berlari cepat. Bus ini hanya akan berhenti di halte berikutnya yang jaraknya cukup jauh sehingga ia tak dapat memungut sepatu yang terlepas tadi. Melihat kenyataan itu, si bapak tua itu dengan tenang melepas sepatunya yang sebelah dan melemparkannya ke luar jendela.

Seorang pemuda yang duduk dalam bus tercengang, dan bertanya pada si bapak tua, "Mengapa bapak melemparkan sepatu bapak yang sebelah juga?"

Bapak tua itu menjawab dengan tenang, "Supaya siapa pun yang menemukan sepatuku bisa memanfaatkannya."

Bapak tua dalam cerita di atas adalah contoh orang yang bebas dan merdeka. Ia telah berhasil melepaskan keterikatannya pada benda. Ia berbeda dengan kebanyakan orang yang mempertahankan sesuatu semata-mata karena ingin memilikinya, atau karena tidak ingin orang lain memilikinya.

Sikap mempertahankan sesuatu -- termasuk mempertahankan apa yang sudah tak bermanfaat lagi -- adalah akar dari ketamakan. Penyebab tamak adalah kecintaan yang berlebihan pada harta benda. Kecintaan ini melahirkan keterikatan. Kalau Anda sudah terikat dengan sesuatu, Anda akan mengidentifikasikan diri Anda dengan sesuatu itu. Anda bahkan dapat menyamakan kebahagiaan Anda dengan memiliki benda tersebut. Kalau demikian, Anda pasti sulit memberikan apapun yang Anda miliki karena hal itu bisa berarti kehilangan sebagian kebahagiaan Anda.

Kalau kita pikirkan lebih dalam lagi ketamakan sebenarnya berasal dari pikiran dan paradigma kita yang salah terhadap harta benda. Kita sering menganggap harta kita sebagai milik kita. Pikiran ini salah. Harta kita bukanlah milik kita. Ia hanyalah titipan dan amanah yang suatu ketika harus dipertanggungjawabkan. Pertanggungjawaban kita adalah sejauh mana kita bisa menjaga dan memanfaatkannya.

Peran kita dalam hidup ini hanyalah menjadi media dan perantara. Semuanya adalah milik Tuhan dan suatu ketika akan kembali kepadaNya. Tuhan telah menitipkan banyak hal kepada kita: harta benda, kekayaan, pasangan hidup, anak-anak, dan sebagainya. Tugas kita adalah menjaga amanah ini dengan baik, termasuk meneruskan pada siapa saja yang membutuhkannya.

Paradigma yang terakhir ini akan membuat kita menyikapi masalah secara berbeda. Kalau biasanya Anda merasa terganggu begitu ada orang yang membutuhkan bantuan, sekarang Anda justru merasa bersyukur. Kenapa? Karena Anda melihat hal itu sebagai kesempatan untuk menjadi ''perpanjangan tangan'' Tuhan. Anda tak merasa terganggu karena tahu bahwa tugas Anda hanyalah meneruskan ''titipan'' Tuhan untuk membantu orang yang sedang kesulitan.

Cara berpikir seperti ini akan melahirkan hidup yang berkelimpahruahan dan penuh anugerah bagi kita dan lingkungan sekitar. Hidup seperti ini adalah hidup yang senantiasa bertambah dan tak pernah berkurang. Semua orang akan merasa menang, tak ada yang akan kalah. Alam semesta sebenarnya bekerja dengan konsep ini, semua unsur-unsurnya bersinergi, menghasilkan kemenangan bagi semua pihak.

Tapi, bukankah dalam proses memberi dan menerima ada pihak yang akan bertambah sementara pihak yang lain menjadi berkurang? Kalau Anda berpendapat demikian berarti Anda sudah teracuni konsep Zero Sum Game yang mengatakan kalau ada yang bertambah pasti ada yang berkurang, kalau ada yang untung pasti ada yang rugi, kalau ada yang menang pasti ada yang kalah. Padahal esensi hidup yang sebenarnya adalah menang-menang. Kalau kita memberi kepada orang lain, milik kita sendiri pun akan bertambah.

Bagaimana menjelaskan fenomena ini? Ambilah contoh kasus bapak tua tadi. Kalau ia tetap menahan sepatunya maka tak ada pihak yang dapat memanfaatkan sepatu tersebut. Kondisi ini adalah kalah-kalah (loose-loose). Sebaliknya dengan melemparkannya, sepatu ini akan bermanfaat bagi orang lain. Lalu apakah si bapak tua benar-benar kehilangan? Tidak. Ia memperoleh kenikmatan batin karena dapat memberikan manfaat bagi orang lain. Betul, secara fisik ia kehilangan tetapi ia mendapatkan gantinya secara spiritual.

Perasaan inilah yang selalu akan Anda dapatkan ketika Anda membantu orang lain: menolong teman yang kesulitan, memberikan uang pada pengemis di jalan, dan sebagainya. Kita kehilangan secara fisik tapi kita mendapatkan ganti yang jauh lebih besar secara spiritual.

Sebagai penutup, ijinkanlah saya menuliskan seuntai puisi dari seorang bijak:

"Engkau tidak pernah memiliki sesuatu
Engkau hanya memegangnya sebentar
Kalau engkau tak dapat melepaskannya,
engkau akan terbelenggu olehnya.

Apa saja hartamu,
harta itu harus kau pegang dengan tanganmu
seperti engkau menggenggam air.

Genggamlah erat-erat dan harta itu lepas.
Akuilah itu sebagai milikmu
dan engkau mencemarkannya.
Lepaskanlah, dan semua itu menjadi
milikmu selama-lamanya".


Sumber: Sepatu Si Bapak Tua oleh Arvan Pradiansyah, pengamat
kepemimpinan dan SDM, penulis buku You Are A Leader!

di kirim oleh : yulinda widianti




Klinik Rohani Links :
http://www.klinikrohani.com/


10 September 2008

Posted by ShureX Posted on September 10, 2008 | No comments

Tiap Hari Adalah Istimewa

By Ann Wells (Los Angeles Times)

Kakak iparku membuka laci lemari pakaian kakakku yang paling bawah, lalu mengambil sesuatu terbungkus tissue putih dan mengulurkannya kepadaku sambil berkata: “Ini pakaian dalam yang sangat spesial.”

Kubuka bungkusan itu, dan kutemukan sebuah pakaian dalam yang sangat menawan, lembut, terbuat dari sutera, disulam tangan, dengan tali sangat lembut. Tag harga masih tertempel, dengan kode-kode penjualannya yang rumit.

“Jane membelinya 8 atau 9 tahun yang lalu, dan belum pernah memakainya.Katanya ia ingin memakainya untuk suatu kesempatan yang sangat istimewa.Yah, rasanya inilah hari yang istimewa itu,” kata kakak iparku lemah.

Ia mengambil pakaian dalam itu dari tanganku, dan meletakkannya di tas tempat tidur, bersama dengan pakaian lainnya yang kami persiapkan untuk dibawa ke rumah duka.

Ia memegang pakaian dalam itu sejenak, dan dengan tiba-tiba ia menutup laci tersebut keras-keras sambil berkata keras padaku: “Jangan pernah menyimpan sesuatu yang istimewa untuk kesempatan istimewa. Hidupmu tiap hari adalah istimewa.”

Aku terus ingat kata-kata tersebut sepanjang upacara pemakaman dan hari-hari sesudahnya. Saya membantu dia dan keponakan-keponakan saya untuk melewati hari-hari berkabung setelah kematian kakakku yang mendadak. Aku juga terus memikirkan mereka sepanjang penerbanganku kembali ke California dari kota Midwestern di mana kakakku tinggal. Aku juga memikirkan hal-hal yang belum sempat didengar, dilihat atau dikerjakan oleh almarhum kakakku.

Aku juga memikirkan hal-hal yang sudah ia kerjakan tanpa menyadari Bahwa hal-hal tersebut sungguh sangat spesial. Aku terus memikirkan kata-kata kakak iparku, dan sepertinya kata-kata yang ia ucapkan saat hatinya penuh duka tersebut telah mengubah hidupku. Mendadak sepertinya aku telah membaca sedemikian banyak buku tetang kehidupan. Aku lalu memandang ke luar jendela dan menikmati pemandangan udara yang indah, tanpa pusing lagi memikirkan bagaimana kebun kesayanganku yang telah kutinggal pergi beberapa hari.

Sesampai di rumahku sendiri,aku lalu menyempatkan diri untuk lebih Banyak berkumpul dengan keluargaku dan teman-temanku, dan langsung mengurangi kegiatan rapat-rapatku. Apabila diperlukan, hidup ini semestinya dipenuhi pola-pola untuk pengalaman tentang kenikmatan, dan bukan pertahanan serta beban. Sekarang saya mencoba untuk memperhitungkan waktu dengan lebih teliti dan mensyukurinya.

Aku tidak “menyimpan” sesuatu. Kami bahkan menggunakan chinawares (piring-piring buatan cina) dan koleksi kristal kami setiap hari, tanpa menunggu ada pesta, ada tamu atau lainnya. Ketika kami kehilangan uang, ketika kran air bocor, ketika bunga camelia kami mekar, adalah saat-saat yang kami istimewakan.

Saya pergi ke pasar memakai pakaian yang indah, jika memang sedang ingin. Semua kami lakukan tanpa rasa sayang yang berlebihan terhadap barang-barang tersebut. Teorinya, kalau saya kelihatan lebih berada daripada orang-orang di sekitarku, saya juga akan menjadi tidak pelit terhadap diriku sendiri.

Saya tidak hanya memakai parfum kalau pergi ke pesta.

Pelayan di toko bangunan, tukang sayur di pasar, teller di bank, dan teman-temanku di pesta, memiliki hidung yang berfungsi sama. Kata-kata “suatu hari kelak” ataupun “hari-hari ini”, mempunyai makna yang sama bagi saya. Jika ada hal-hal yang layak didengar, ditonton, dibaca atau dikerjakan, saya akan berusaha mendengar, menonton, membaca atau mengerjakannya sekarang juga.

Saya tidak tahu apa kira-kira yang akan almarhum kakakku apabila ia tahu bahwa keesokan harinya (”besok” adalah kata-kata yang tidak pernah kita bayangkan akan tidak terjadi) ia sudah tidak akan ada lagi di dunia ini. Mungkin ia akan menelpon seluruh keluarganya dan beberapa teman dekatnya, mungkin ia akan menelpon teman-teman lamanya dan meminta maaf akan kesalahan-kesalahan yang ia lakukan di masa lalu. Saya bahkan juga membayangkan bahwa ia justru akan pergi ke sebuah restoran cina yang sangat ia sukai.

Tapi semua itu hanya perkiraanku saja. Kita tidak pernah tahu.

Hal-hal tersebut pasti akan membuat aku marah bila belum dapat saya lakukan padahal saya tidak memiliki waktu lagi. Marah karena selama ini saya selalu menunda pertemuan-pertemuan dengan teman-teman baik saya, meskipun Saya sangat ingin berjumpa dengan mereka.

Marah, karena selama ini saya jarang membalas surat-surat yang saya terima. Marah dan menyesal karena selama ini saya jarang sekali mengatakan pada isteri dan anak-anakku, betapa Saya menyayangi mereka. Kini saya selalu mengusahakan untuk tidak menunda atau menahan hal-hal yang sekiranya akan menambah keceriaan, kesulitan atau kesedihan dalam hidup ini. membuat saya tertawa.

Dan setiap pagi, begitu saya membuka mata, saya katakan pada diri saya sendiri, bahwa hari itu adalah hari yang spesial. Setiap hari, setiap menit, setiap nafas, adalah benar-benar anugerah yang indah dari Tuhan.

Jika anda menerima mail ini, pasti karena ada orang yang peduli dan Sayang kepada anda. Jika anda selama ini terlalu sibuk, cobalah berhenti sejenak.

Sempatkan beberapa menit saja memikirkan orang-orang yang dekat di hati anda, teman-teman yang telah memberikan warna pada hidup anda, guru, pembimbing, siapapun. Kalau perlu, bagikan arikel ini kepada mereka, just to show that you care.

“Good friends must always hold hands, but true friends do not need to hold hands because they know the other hand will always be there.”


Sumber : http://krenungan.org/



Klinik Rohani Links :
http://www.klinikrohani.com/

09 September 2008

Posted by ShureX Posted on September 09, 2008 | No comments

Dalam pencarian

Dimana Kamu?
Dimana keadilanMu?
Dimana belas-kasihMu yang selalu Kau agung-agungkan dan Kau janjikan?
Dimana pertolonganMu saat aku membutuhkan?

Akh... Kamu telah meninggalkan aku, Kau biarkan aku dalam kebimbangan dan keter-putus asaan
Kau acuhkan aku di kala aku sangat membutuhkan keajaibanMu.
Akh... semuanya hanya sia-sia dan omong kosong belaka.

Mengapa Kau beri aku cobaan seperti ini?
Tidak tahukah Kamu akan kemampuanku?
Tidak tahukah Kamu atas keter-batasanku?
Tidak tahukah Kamu akan segala kesulitanku?

. . . h e n i n g . . .

Aku sadar

selama ini aku tidak pernah mencari-MU
selama ini aku tidak pernah berlaku adil kepada sesama
selama ini aku berlaku bengis dan kejam kepada sesama
selama ini aku selalu mengacuhkan sesama ciptaan-MU

Engkau tidak pernah meninggalkan aku tetapi aku yang menjauhi-MU
Aku biarkan diriku larut dalam ragu dan hampa
Aku meninggalkan-MU di saat Engkau mencoba menggapaiku
akhh..... Aku telah sia-siakan karunia-MU

Ini bukan cobaan-MU, tapi akibat dari ketidak-pedilianku
Bukan karena aku tak mampu, tapi aku tak mau berusaha
Bukan karena aku terbatas, tapi aku tak mau belajar
Bukan keslitan yang aku hadapi, tapi buah kemalasanku selama ini

Oh Tuhan...
maafkan aku
aku telah mencaci-MU
aku telah mengacuhkan-MU
aku telah meninggalkan-MU
terimalah pertobatanku
terimalah kedatanganku kembali

salam,
( kebimbangan dalam pencarian )


Sumber : Gundolo Sosro


Klinik Rohani Links :
http://www.klinikrohani.com/


08 September 2008

Posted by ShureX Posted on September 08, 2008 | No comments

BACK TO THE BIBLE

Jumpa lagi semua...
Gimana nih kabarnya...hari ini kita mau kunjungan ke gereja dulu deh ...
Siapa mau ikut ...!!???

BACK TO THE BIBLE
=================

Seorang pengkhotbah dengan penuh semangat memotivasi jemaat untuk selalu percaya akan pemeliharaan Allah. Diakhir khotbahnya dia berkata, "Dengan semangat yang pernah Marthin Luther kumandangkan yaitu "Back To The Bible", mari kita tetap mempercayai Allah yang memelihara kita!!"

Usai kebaktian, seperti biasa para jemaat memberikan salam kepada sang pengkhotbah di depan pintu. Lantas tiba-tiba, dengan ekspresi wajah yang lugu dan malu-malu seorang ibu bertanya, "Maaf Pak Pendeta, perkataan Marthin Luther terlewat saya catat...."

Belum selesai si Ibu menyelesaikan penjelasannya, dengan tanpa ragu sang pengkhotbah menegaskan. Katanya, "Ooohhh itu,... 'Back to The Bible'... kalimat itu artinya adalah 'Allah menyertai kita semua'."

----------------------------------------------------------------------
"Orang yang tak berpengalaman percaya kepada setiap perkataan,
tetapi orang yang bijak memperhatikan langkahnya." (Amsal 14:15)

----------------------------------------------------------------------

Sumber: Tersenyum Sukacita (Oleh: Yoshua Wahyudi) p.26


@sabda.org (194)

07 September 2008

Posted by ShureX Posted on September 07, 2008 | 1 comment

Delapan Kebohongan Seorang Ibu Dalam Hidupnya

Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita percaya bahwa kebohongan akan membuat manusia terpuruk dalam penderitaan yang mendalam, tetapi kisah ini justru sebaliknya. Dengan adanya kebohongan ini, makna sesungguhnya dari kebohongan ini justru dapat membuka mata kita dan terbebas dari penderitaan, ibarat sebuah energi yang mampu mendorong mekarnya sekuntum bunga yang paling indah di dunia.

Cerita bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan porsi nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata :

“Makanlah nak, aku tidak lapar” ———-KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA

Ketika saya mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekiat rumah, ibu berharap dari ikan hasil pancingan, ia bisa memberikan sedikit makanan bergizi untuk petumbuhan. Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan yang segar dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu, ibu duduk disamping gw dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku makan. Aku melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu menggunakan sumpitku dan memberikannya kepada ibuku. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia berkata :

“Makanlah nak, aku tidak suka makan ikan” ———- KEBOHONGAN IBU YANG KEDUA

Sekarang aku sudah masuk SMP, demi membiayai sekolah abang dan kakakku, ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak korek api untuk ditempel, dan hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang untuk menutupi kebutuhan hidup. Di kala musim dingin tiba, aku bangun dari tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan dengan gigihnya melanjutkan pekerjaannya menempel kotak korek api. Aku berkata :”Ibu, tidurlah, udah malam, besok pagi ibu masih harus kerja.” Ibu tersenyum dan berkata :

“Cepatlah tidur nak, aku tidak capek” ———- KEBOHONGAN IBU YANG KETIGA

Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku pergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai ibu yang tegar dan gigih menunggu aku di bawah terik matahari selama beberapa jam. Ketika bunyi lonceng berbunyi, menandakan ujian sudah selesai. Ibu dengan segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam botol yang dingin untukku. Teh yang begitu kental tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental. Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk ibu sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata :

“Minumlah nak, aku tidak haus!” ———- KEBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT

Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu, dia harus membiayai kebutuhan hidup sendiri. Kehidupan keluarga kita pun semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat kondisi keluarga yang semakin parah, ada paman yang baik hati yang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar maupun masalah kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat kehidupan kita yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku untuk menikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka, ibu berkata :

“Saya tidak butuh cinta” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KELIMA

Setelah aku, kakakku dan abangku semuanya sudah tamat dari sekolah dan bekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya pensiun. Tetapi ibu tidak mau, ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit sayur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kakakku dan abangku yang bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi kebutuhan ibu, tetapi ibu bersikukuh tidak mau menerima uang tersebut. Malahan mengirim balik uang tersebut. Ibu berkata :

“Saya punya duit” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KEENAM

Setelah lulus dari S1, aku pun melanjutkan studi ke S2 dan kemudian memperoleh gelar master di sebuah universitas ternama di Amerika berkat sebuah beasiswa di sebuah perusahaan. Akhirnya aku pun bekerja di perusahaan itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku bermaksud membawa ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu yang baik hati, bermaksud tidak mau merepotkan anaknya, ia berkata kepadaku.

“Aku tidak terbiasa” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KETUJUH

Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit kanker lambung, harus dirawat di rumah sakit, aku yang berada jauh di seberang samudra atlantik langsung segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta. Aku melihat ibu yang terbaring lemah di ranjangnya setelah menjalani operasi. Ibu yang keliatan sangat tua, menatap aku dengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya terkesan agak kaku karena sakit yang ditahannya. Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu menjamahi tubuh ibuku sehingga ibuku terlihat lemah dan kurus kering. Aku sambil menatap ibuku sambil berlinang air mata. Hatiku perih, sakit sekali melihat ibuku dalam kondisi ini. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata :

“Jangan menangis anakku,Aku tidak kesakitan” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KEDELAPAN.

Setelah mengucapkan kebohongannya yang kedelapan, ibuku tercinta menutup matanya untuk yang terakhir kalinya.

Dari cerita di atas, saya percaya teman-teman sekalian pasti merasa tersentuh dan ingin sekali mengucapkan : ” Terima kasih ibu ! ”

Coba dipikir-pikir teman, sudah berapa lamakah kita tidak menelepon ayah ibu kita? Sudah berapa lamakah kita tidak menghabiskan waktu kita untuk berbincang dengan ayah ibu kita? Di tengah- tengah aktivitas kita yang padat ini, kita selalu mempunyai beribu- alasan untuk meninggalkan ayah ibu kita yang kesepian. Kita selalu lupa akan dan ibu yang ada di rumah.

Jika dibandingkan dengan pacar kita, kita pasti lebih peduli dengan pacar kita. Buktinya, kita selalu cemas akan kabar pacar kita, cemas apakah dia sudah makan atau belum, cemas apakah dia bahagia bila di samping kita.

Namun, apakah kita semua pernah mencemaskan kabar dari ortu kita? Cemas apakah ortu kita sudah makan atau belum? Cemas apakah ortu kita sudah bahagia atau belum? Apakah ini benar? Kalau ya, coba kita renungkan kembali lagi..

Di waktu kita masih mempunyai kesempatan untuk membalas budi ortu kita, lakukanlah yang terbaik. Jangan sampai ada kata “MENYESAL” kemudian hari.

Sumber : http://krenungan.org


Klinik Rohani Links :
http://www.klinikrohani.com/

06 September 2008

Posted by ShureX Posted on September 06, 2008 | No comments

Renungan 06 September 2008

Minggu Biasa XXIII

"Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata”

Bacaan :
  • Yeh 33:7-9;
  • Rm 13:8-10;
  • Mat 18:15-20
“Negative thinking” dan kebiasaan ngrumpi atau ‘ngrasani’ rasanya cukup marak dalam kehidupan kita masa kini. Ngrumpi atau ‘ngrasani’ pada umum membicarakan kekurangan, kejahatan atau kelemahan orang lain dan orang lain tersebut tidak ada dihadapan mereka alias mendengarkan apa yang sedang dibicarakan tentang dirinya. Sebagai contoh:

(1) bus, kereta api atau pesawat terbang terlambat berangkat atau kedatangan kemudian membicarakan berbagai kekurangan dan kelemahan dari pengelola transportasi atau pemerintah,

(2) merasa dikecewakan oleh saudara-saudarinya, rekan kerja dst.. kemudian dengan leluasa menjelek-jelekan orang yang bersangkutan,

(3) makanan atau minuman tidak enak kemudian ngrasani yang memasak atau yang menyediakan, dst…

Mereka yang suka ngrasani atau ngrumpi hemat kami berarti orang yang tidak pernah bahagia di dalam hidupnya, memboroskan pikiran dan tenaga yang tiada guna. Ngrasani atau ngrumpi juga melecehkan harta martabat orang lain alias melanggar hak azasi manusia. Orang yang memiliki hobby ngrasani atau ngrumpi juga tidak ksatria. Maka marilah kita renungkan dan refleksikan sabda-sabda atau warta gembira hari ini.

"Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata” (Mat 18:15a)

Sabda Yesus di atas inilah kiranya yang menjiwai St.Ignatius Loyola, sebagaimana ia nasihatkan bagi siapapun yang menghendaki tumbuh berkembang sebagai orang beriman, cerdas spiritual: “Setiap orang kristiani yang baik tentu lebih bersedia membenarkan pernyataan sesamanya daripada mempersalahkanya. Jika tak dimengerti, yang menyatakan hendaklah ditanya apakah yang dimaksudkan; dan jika dia salah hendaklah dibetulkan dengan cintakasih; dan jika itu belum cukup hendaklah digunakan segala upaya yang sesuai, supaya sampai pada pemahaman yang benar, dan dengan demikian dijauhkan dari kesalahan” (St.Ignatius Loyola, LR no 22). . Jika kita berani mawas diri dengan benar dan cermat, kiranya masing-masing dari kita telah memiliki pengalaman ini, yaitu ketika kita masih anak-anak diberi nasihat oleh orangtua senantiasa membenarkan dan melaksanakan nasihat tersebut, ketika kita sedang belajar di sekolah (TK, SD, SMP, dst..) senantiasa membenarkan dan menerima apa yang diajarkan atau dikatakan oleh guru atau dosen kita. Dengan kata lain masing-masing dari kita memiliki modal atau kekuatan untuk menghayati sabda Yesus di atas.

“Menegor saudara kita yang bersalah di bawah empat mata” berarti ketika kita melihat saudara kita bersalah maka kita ajak saudara tersebut berduaan atau curhat. Didalam menyampaikan tegoran hendaknya dengan rendah hati dan lemah lembut: mohon kejelasan atas apa yang kita lihat sebagai yang salah, tanpa menuduh atau mengadilinya. Baiklah perjumpaan atau curhat tersebut diawali dengan doa bersama, agar pembicaraan atau curhat ada di dalam Tuhan.

Dengan kata lain pembicaraan berdua menjadi pembicaraan rohani, atau ‘bimbingan rohani’, dimana masing-masing pihak membuka diri atas bisikan dan sentuhan Roh Kudus dan Roh Kuduslah yang akan menunjukkan atau memperlihatkan kebenaran-kebenaran serta apa yang harus kita katakan atau bicarakan berdua/bersama. Jika dengan cara demikian gagal maka baiklah baru melangkah ke cara berikutnya, yaitu “bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan “ (Mat 18:16), dan jika masih gagal baru melangkah cara terakhir, yang kiranya tidak kita kehendaki atau harapkan, yaitu: “Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai.”(Mat 18:17)

Cara lain menegor mereka yang berbuat salah antara lain mendoakannya, sebagaimana pernah saya dengar sharing dari seorang bapak. Bapak tersebut membiasakan adanya doa bersama di dalam keluarga, serta melatih anak-anaknya untuk berdoa dan memimpin doa bersama. Bapak tersebut setiap hari berangkat ke kantor/tempat kerja dengan mengendarai sepeda motor: pada awal ia setia mengenakan helm tetapi kemudian, entah karena apa ia enggan lagi mengenakan helm ketika mengendarai sepeda motor. Di dalam doa bersama, salah seorang anaknya berdoa bagi sang bapak demikian: “Ya Tuhan kami berterima kasih atas bapak-ibu yang baik, lebih-lebih bapak yang bekerja keras untuk kami.

Semoga bapak senantiasa mengenakan helm dalam mengendarai sepeda motor agar selamat di perjalanan. Amin”. Sang bapak tersebut memang pernah berkata kepada anak-anaknya perihal pemakaian helm demi keselamatan, maka ketika mendengar doa anaknya ia melelehkan air mata, merasa ditegor dengan keras oleh anaknya. Ia bertobat dan kemudian tidak lupa mengenakan helm ketika mengendarai sepeda motor. Silahkan berdoa bagi siapapun yang kita nilai bersalah atau telah menyakiti kita.
“Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapa pun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat. Karena firman: jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini dan firman lain mana pun juga, sudah tersimpul dalam firman ini, yaitu: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri! Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat “(Rm 13:8-10)
“Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!”, demikian peringatan atau nasihat Paulus kepada umat di Roma, kepada kita semua orang beriman. “Mengasihi diri sendiri” antara lain berarti senantiasa menjaga atau merawat diri agar tetap sehat wal’afiat lahir dan batin, cerdas spiritual: hati, jiwa, akal budi dan tubuh senantiasa segar bugar. Yang paling mudah, dalam arti kelihatan, namun belum tentu dilakukan oleh semua orang, adalah menjaga kesehatan tubuh: makan dengan berpedoman ‘empat sehat lima sempurna’, tidur/istirahat cukup, sering berolahraga, misalnya erobik(jalan kaki, lari atau berenang), dst… Kesehatan dan kesegar-bugaran tubuh akan mendukung kesehatan jiwa, hati dan akal budi. Jika diri kita sehat wal’afiat maka kiranya kita dengan mudah untuk mengasihi sesama dan saudara-saudari kita. Sehat bugar antara lain memang ‘tidak berzinah, tidak membunuh atau melecehkan yang lain, tidak mencuri’.

“Mengasihi sesama manusia” berarti mengajak, mendampingi atau mengingatkan sesama manusia untuk menjaga dan merawat dirinya agar tetap dalam keadaan segar bugar jiwa, hati, akal budi dan tubuh. Marilah kita renungkan dan hayati firman Tuhan yang disampaikan melalui nabi Yeheskiel ini: “Jikalau engkau memperingatkan orang jahat itu supaya ia bertobat dari hidupnya, tetapi ia tidak mau bertobat, ia akan mati dalam kesalahannya, tetapi engkau telah menyelamatkan nyawamu” (Yeh 33:9). Firman ini baik menjadi permenungan bagi yang memperingatkan maupun yang diingatkan. Hendaknya baik yang memperingatkan maupun yang mengingatkan senantiasa bersikap rendah hati. Bagi ‘yang memperingatkan’ rendah hati berarti menyapa ‘yang diingatkan’ dengan lembut dan sabar, sedangkan bagi ‘yang diingatkan’ rendah hati berarti membuka hati, jiwa, akal budi dan tubuh alias siap sedia untuk ‘disakiti’ hati, jiwa, akal budi maupun tubuhnya. Untuk bertobat, tumbuh dan berkembang atau memperbaharui diri hemat saya harus siap sedia untuk ‘sakit’, dan menderita.
“Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan TUHAN yang menjadikan kita. Sebab Dialah Allah kita, dan kitalah umat gembalaan-Nya dan kawanan domba tuntunan tangan-Nya. Pada hari ini, sekiranya kamu mendengar suara-Nya! Janganlah keraskan hatimu seperti di Meriba, seperti pada hari di Masa di padang gurun, pada waktu nenek moyangmu mencobai Aku, menguji Aku, padahal mereka melihat perbuatan-Ku” (Mzm 95:6-9)

Jakarta, 7 September 2008
Sumber : Romo maryo



Klinik Rohani Links :
http://www.klinikrohani.com/


  • Text Widget