31 July 2008

Posted by ShureX Posted on July 31, 2008 | No comments

Jangan Sombong

Sebuah kapal karam di tengah laut karena terjangan badai dan ombak hebat.

Hanya dua orang lelaki yang bisa menyelamatkan diri dan berenang ke sebuah pulau kecil yang gersang. Dua orang yang selamat itu tak tahu apa yang harus dilakukan. Namun, mereka berdua yakin bahwa tidak ada yang dapat dilakukan kecuali berdoa.

Untuk mengetahui doa siapakah yang paling dikabulkan, mereka sepakat untuk membagi pulau kecil itu menjadi dua wilayah. Dan mereka tinggal sendiri-sendiri berseberangan di sisi-sisi pulau tersebut.

Doa pertama mereka panjatkan, mereka memohon agar diturunkan makanan. Esok harinya, lelaki ke satu melihat sebuah pohon penuh dengan buah-buahan tumbuh di sisi tempat tinggalnya. Sedangkan di daerah tempat tinggal lelaki yang lainnya tetap kosong.

Seminggu kemudian, lelaki yang ke satu merasa kesepian dan memutuskan untuk berdoa agar diberikan seorang istri. Keesokan harinya, ada kapal yang karam dan satu-satunya penumpang yang selamat adalah seorang wanita yang berenang dan terdampar di sisi tempat lelaki ke satu itu tinggal. Sedangkandi sisi tempat tinggal lelaki ke dua tetap saja tidak ada apa-apanya.

Segera saja, lelaki ke satu ini berdoa memohon rumah, pakaian, dan makanan.Keesokan harinya,seperti keajaiban saja, semua yang diminta hadir untuknya.

Sedangkan lelaki yang kedua tetap saja tidak mendapatkan apa-apa. Akhirnya,lelaki ke satu ini berdoa meminta kapal agar ia dan istrinya dapat meninggalkan pulau itu. Pagi harinya mereka menemukan sebuah kapal tertambat di sisi pantainya. Segera saja lelaki ke satu dan istrinya naik ke atas kapal dan siap-siap untuk berlayar meninggalkan pulau itu. Ia pun memutuskan untuk meninggalkan lelaki ke dua yang tinggal di sisi lain pulau. Menurutnya, memang lelaki kedua itu tidak pantas menerima berkah tersebut karena doa-doanya tak pernah terkabulkan.

Begitu kapal siap berangkat, lelaki ke satu ini mendengar suara dari langit menggema,

“Hai, mengapa engkau meninggalkan rekanmu yang ada di sisi lain pulau ini?”

“Berkahku hanyalah milikku sendiri, karena hanya doakulah yang dikabulkan,” jawab lelaki ke satu ini.

“Doa lelaki temanku itu tak satupun dikabulkan. Maka,ia tak pantas mendapatkan apa-apa.”

“Kau salah!” suara itu membentak membahana. “Tahukah kau bahwa rekanmu itu hanya memiliki satu doa. Dan, semua doanya terkabulkan. Bila tidak, maka kau takkan mendapatkan apa-apa.”

“Katakan padaku,” tanya lelaki ke satu itu.

“Doa macam apa yang ia panjatkan sehingga aku harus merasa berhutang atas semua ini padanya?”

“Ia berdoa agar semua doamu dikabulkan!”


==========
Kesombongan macam apakah yang membuat kita merasa lebih baik dari yang lain?
Sadarilah betapa banyak orang yang telah mengorbankan segala sesuatu demi keberhasilan kita. Tak selayaknya kita mengabaikan peran orang lain, dan janganlah menilai seseorang / sesuatu hanya dari “yang terlihat” saja.


Sumber : http://krenungan.org/

=======================================

Yehezkiel 31:10 Oleh sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH: Oleh karena ia tumbuh tinggi dan puncaknya menjulang sampai ke langit dan ia menjadi sombong karena ketinggiannya.

Yesaya 2:17 Manusia yang sombong akan ditundukkan dan orang yang angkuh akan direndahkan; hanya TUHAN sajalah yang maha tinggi pada hari itu.

I Samuel 2:3 Janganlah kamu selalu berkata sombong, janganlah caci maki keluar dari mulutmu. Karena TUHAN itu Allah yang mahatahu, dan oleh Dia perbuatan-perbuatan diuji.


Posted by ShureX Posted on July 31, 2008 | 2 comments

Janji

Istriku berkata kepada aku yang sedang baca Koran, ”berapa lama lagi kamu baca koran itu? tolong kamu ke sini dan bantu anak perempuanmu tersayang untuk makan.”

Aku taruh Koran dan melihat anak perempuanku satu2nya, namanya Sindu tampak ketakutan, air matanya banjir. Di depannya ada semangkuk nasi berisi nasi susu asam/yogurt (nasi khas India /curd rice). Sindu anak yang manis dan termasuk pintar dalam usianya yang baru 8 tahun. Dia sangat tidak suka makan curd rice ini. Ibu dan istriku masih kuno, mereka percaya sekali kalau makan curd rice ada “cooling effect”.

Aku mengambil mangkok dan berkata, “Sindu sayang, demi ayah, maukah kamu makan beberapa sendok curd rice ini? Kalau tidak, nanti ibumu akan teriak2 sama ayah.”

Aku bisa merasakan istriku cemberut dibelakang punggungku. Tangis Sindu mereda dan ia menghapus air mata dengan tangannya dan berkata, “boleh ayah. Akan saya makan curd rice ini tidak hanya beberapa sendok, tapi semuanya akan saya habiskan, tapi saya akan minta…” agak ragu2 sejenak… “…akan minta sesuatu sama ayah bila habis semua nasinya. Apakah ayah mau berjanji memenuhi permintaan saya?”

Aku menjawab, “Oh pasti sayang”.

Sindu tanya sekali lagi, “betul nih ayah?”

“Yah pasti..” sambil menggenggam tangan anakku yang kemerah mudaan dan lembut sebagai tanda setuju.

Sindu juga mendesak ibunya untuk janji hal yang sama, istriku menepuk tangan Sindu yang merengek sambil berkata tanpa emosi, “janji” kata istriku.

Aku sedikit khawatir dan berkata: “Sindu jangan minta komputer atau barang-barang lain yang mahal yah, karena ayah saat ini tidak punya uang.”

Sindu menjawab, “jangan khawatir, Sindu tidak minta barang-barang mahal kok.”

Kemudian Sindu dengan perlahan-lahan dan kelihatannya sangat menderita, dia bertekad menghabiskan semua nasi susu asam itu. Dalam hatiku aku marah sama istri dan ibuku yang memaksa Sindu untuk makan sesuatu yang tidak disukainya. Setelah Sindu melewati penderitaannya, dia mendekatiku dengan mata penuh harap. Dan semua perhatian (aku, istriku dan juga ibuku) tertuju kepadanya.

Ternyata Sindu mau kepalanya digundulin /dibotakin pada hari Minggu. Istriku spontan berkata, “permintaan gila, anak perempuan dibotakin, tidak mungkin!” Juga ibuku menggerutu jangan terjadi dalam keluarga kita, dia terlalu banyak nonton TV. Dan program-program TV itu sudah merusak kebudayaan kita.

Aku coba membujuk: “Sindu kenapa kamu tidak minta hal yang lain kami semua akan sedih melihatmu botak.”

Tapi Sindu tetap dengan pilihannya, “tidak ada ‘yah, tak ada keinginan lain,” kata Sindu.

Aku coba memohon kepada Sindu, “tolonglah kenapa kamu tidak mencoba untuk mengerti perasaan kami.”

Sindu dengan menangis berkata, “ayah sudah melihat bagaimana menderitanya saya menghabiskan nasi susu asam itu dan ayah sudah berjanji untuk memenuhi permintaan saya kenapa ayah sekarang mau menarik/menjilat ludah sendiri? Bukankah Ayah sudah mengajarkan pelajaran moral, bahwa kita harus memenuhi janji kita terhadap seseorang apapun yang terjadi seperti Raja Harishchandra (raja India jaman dahulu kala) untuk memenuhi janjinya rela memberikan tahta, harta/kekuasaannya, bahkan nyawa anaknya sendiri.”

Sekarang aku memutuskan untuk memenuhi permintaan anakku, “janji kita harus ditepati.”

Secara serentak istri dan ibuku berkata, “apakah aku sudah gila?”

“Tidak,” jawabku, “kalau kita menjilat ludah sendiri, dia tidak akan pernah belajar bagaimana menghargai dirinya sendiri.”

“Sindu permintaanmu akan kami penuhi.”

Dengan kepala botak, wajah Sindu nampak bundar dan matanya besar dan bagus. Hari Senin, aku mengantarnya ke sekolah, sekilas aku melihat Sindu botak berjalan ke kelasnya dan melambaikan tangan kepadaku. Sambil tersenyum aku membalas lambaian tangannya.

Tiba-tiba seorang anak laki-laki keluar dari mobil sambil berteriak, “Sindu tolong tunggu saya.” Yang mengejutkanku ternyata kepala anak laki-laki itu botak. Aku berpikir mungkin “botak” model jaman sekarang.

Tanpa memperkenalkan dirinya seorang wanita keluar dari mobil dan berkata, “anak anda , Sindu, benar-benar hebat. Anak laki-laki yang jalan bersama-sama dia sekarang, Harish adalah anak saya, dia menderita kanker leukemia.”

Wanita itu berhenti sejenak, nangis tersedu-sedu, “bulan lalu Harish tidak masuk sekolah, karena pengobatan chemo therapy kepalanya menjadi botak jadi dia tidak mau pergi kesekolah takut diejek/dihina oleh teman-teman sekelasnya. Nah, Minggu lalu Sindu datang ke rumah dan berjanji kepada anak saya untuk mengatasi ejekan yang mungkin terjadi. Hanya saya betul-betul tidak menyangka kalau Sindu mau mengorbankan rambutnya yang indah untuk anakku Harish. Tuan dan istri tuan sungguh diberkati Tuhan mempunyai anak perempuan yang berhati mulia.”

Aku berdiri terpaku dan aku menangis melihat tidakan anakku untuk memberikan semangat pada temannya, oh Malaikat kecilku tolong ajarkanku tentang kasih.


Sumber : http://krenungan.org/


=======================
Seberapa besarkah kasih kita terhadap sesama,.. ?
Adakah janji-janji yang kita ucapkan dan kemudian kita lupakan,..?
Bagaimana dengan janji-janji kita terhadap Allah, adakah sampai detik ini kita masih menepatinya,..?

30 July 2008

Posted by ShureX Posted on July 30, 2008 | 4 comments

Adakah orang yang akan mendoakan kita?

Seorang pengusaha sukses jatuh di kamar mandi dan akhirnya stroke. Sudah 7 malam dirawat di RS di ruang ICU. Di saat orang-orang terlelap dalam mimpi malam, dalam dunia roh seorang malaikat menghampiri si pengusaha yang terbaring tak berdaya.

Malaikat memulai pembicaraan, “Kalau dalam waktu 24 jam ada 50 orang berdoa buat kesembuhanmu, maka kau akan hidup. Dan sebaliknya jika dalam 24 jam jumlah yang aku tetapkan belum terpenuhi, itu artinya kau akan meninggal dunia!

“Kalau hanya mencari 50 orang, itu mah gampang .. . ” kata si pengusaha ini dengan yakinnya.

Setelah itu Malaikat pun pergi dan berjanji akan datang 1 jam sebelum batas waktu yang sudah disepakati.

Tepat pukul 23:00, Malaikat kembali mengunjunginya; dengan antusiasnya si pengusaha bertanya, “Apakah besok pagi aku sudah pulih? Pastilah banyak yang berdoa buat aku, jumlah karyawan yang aku punya lebih dari 2000 orang, jadi kalau hanya mencari 50 orang yang berdoa pasti bukan persoalan yang sulit”.

Dengan lembut si Malaikat berkata, “Anakku, aku sudah berkeliling mencari suara hati yang berdoa buatmu tapi sampai saat ini baru 3 orang yang berdoa buatmu, sementara waktumu tinggal 60 menit lagi. Rasanya mustahil kalau dalam waktu dekat ini ada 50 orang yang berdoa buat kesembuhanmu”.

Tanpa menunggu reaksi dari si pengusaha, si malaikat menunjukkan layar besar berupa TV siapa 3 orang yang berdoa buat kesembuhannya. Di layar itu terlihat wajah duka dari sang istri, di sebelahnya ada 2 orang anak kecil, putra putrinya yang berdoa dengan khusuk dan tampak ada tetesan air mata di pipi mereka”.

Kata Malaikat, “Aku akan memberitahukanmu, kenapa Tuhan rindu memberikanmu kesempatan kedua? Itu karena doa istrimu yang tidak putus-putus berharap akan kesembuhanmu”.

Kembali terlihat dimana si istri sedang berdoa jam 2:00 subuh, ” Tuhan, aku tahu kalau selama hidupnya suamiku bukanlah suami atau ayah yang baik! Aku tahu dia sudah mengkhianati pernikahan kami, aku tahu dia tidak jujur dalam bisnisnya, dan kalaupun dia memberikan sumbangan, itu hanya untuk popularitas saja untuk menutupi perbuatannya yang tidak benar dihadapanMu. Tapi Tuhan, tolong pandang anak-anak yang telah Engkau titipkan pada kami, mereka masih membutuhkan seorang ayah. Hamba tidak mampu membesarkan mereka seorang diri.”

Dan setelah itu istrinya berhenti berkata-kata tapi air matanya semakin deras mengalir di pipinya yang kelihatan tirus karena kurang istirahat”.

Melihat peristiwa itu, tampa terasa, air mata mengalir di pipi pengusaha ini. Timbul penyesalan bahwa selama ini bahwa dia bukanlah suami yang baik. Dan ayah yang menjadi contoh bagi anak-anaknya. Malam ini dia baru menyadari betapa besar cinta istri dan anak-anak padanya.

Waktu terus bergulir, waktu yang dia miliki hanya 10 menit lagi, melihat waktu yang makin sempit semakin menangislah si pengusaha ini, penyesalan yang luar biasa. Tapi waktunya sudah terlambat ! Tidak mungkin dalam waktu 10 menit ada yang berdoa 47 orang !

Dengan setengah bergumam dia bertanya,”Apakah diantara karyawanku, kerabatku, teman bisnisku, teman organisasiku tidak ada yang berdoa buatku?”

Jawab si Malaikat, ”Ada beberapa yang berdoa buatmu.Tapi mereka tidak Tulus. Bahkan ada yang mensyukuri penyakit yang kau derita saat ini. Itu semua karena selama ini kamu arogan, egois dan bukanlah atasan yang baik. Bahkan kau tega memecat karyawan yang tidak bersalah”. Si pengusaha tertunduk lemah, dan pasrah kalau malam ini adalah malam yang terakhir buat dia. Tapi dia minta waktu sesaat untuk melihat anak dan si istri yang setia menjaganya sepanjang malam.

Air matanya tambah deras, ketika melihat anaknya yang sulung tertidur di kursi rumah sakit dan si istri yang kelihatan lelah juga tertidur di kursi sambil memangku si bungsu.

Ketika waktu menunjukkan pukul 24:00, tiba-tiba si Malaikat berkata, ”Anakku, Tuhan melihat air matamu dan penyesalanmu ! ! Kau tidak jadi meninggal, karena ada 47 orang yang berdoa buatmu tepat jam 24:00″.

Dengan terheran-heran dan tidak percaya, si pengusaha bertanya siapakah yang 47 orang itu. Sambil tersenyum si Malaikat menunjukkan suatu tempat yang pernah dia kunjungi bulan lalu.

Bukankah itu Panti Asuhan ? kata si pengusaha pelan. “Benar anakku, kau pernah memberi bantuan bagi mereka beberapa bulan yang lalu, walau aku tahu tujuanmu saat itu hanya untuk mencari popularitas saja dan untuk menarik perhatian pemerintah dan investor luar negeri. ”

“Tadi pagi, salah seorang anak panti asuhan tersebut membaca di koran kalau seorang pengusaha terkena stroke dan sudah 7 hari di ICU. Setelah melihat gambar di koran dan yakin kalau pria yang sedang koma adalah kamu, pria yang pernah menolong mereka dan akhirnya anak-anak panti asuhan sepakat berdoa buat kesembuhanmu. ”


====================
Doa sangat besar kuasanya. Tak jarang kita malas. Tidak punya waktu. Tidak terbeban untuk berdoa bagi orang lain.

Ketika kita mengingat seorang sahabat lama/keluarga, kita pikir itu hanya kebetulan saja padahal seharusnya kita berdoa bagi dia. Mungkin saja pada saat kita mengingatnya dia dalam keadaan butuh dukungan doa dari orang-orang yang mengasihi dia.

Disaat kita berdoa bagi orang lain, kita akan mendapatkan kekuatan baru dan kita bisa melihat kemuliaan Tuhan dari peristiwa yang terjadi.


Sumber : http://sudarsana.net/

Ayat emas :

Roma 12:12 Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!

II Korintus 13:9 Sebab kami bersukacita, apabila kami lemah dan kamu kuat. Dan inilah yang kami doakan, yaitu supaya kamu menjadi sempurna.

Efesus 1:16 aku pun tidak berhenti mengucap syukur karena kamu. Dan aku selalu mengingat kamu dalam doaku,



29 July 2008

Posted by ShureX Posted on July 29, 2008 | No comments

Perkataan Ibu Teresa

Inilah perkataan yang diucapkan ibu Teresa sebelum kematiannya :

"Kalau saya memungut seseorang yang lapar dari jalan, saya beri dia sepiring nasi, sepotong roti. Tetapi seseorang yang hatinya tertutup, yang merasa tidak dibutuhkan, tidak dikasihi, dalam ketakutan, seseorang yang telah dibuang dari masyarakat - kemiskinan spiritual seperti itu jauh lebih sulit untuk diatasi."

Mereka yang miskin secara materi bisa menjadi orang yang indah.

Pada suatu petang kami pergi keluar, dan memungut empat orang dari jalan. Dan salah satu dari mereka ada dalam kondisi yang sangat buruk.

Saya memberitahu para suster : "Kalian merawat yang tiga; saya akan merawat orang itu yang kelihatan paling buruk."

Maka saya melakukan untuk dia segala sesuatu yang dapat dilakukan, dengan kasih tentunya. Saya taruh dia di tempat tidur dan ia memegang tangan saya sementara ia hanya mengatakan satu kata : " Terima kasih " lalu ia meninggal.

Saya tidak bisa tidak harus memeriksa hati nurani saya sendiri. Dan saya bertanya : " Apa yang akan saya katakan, seandainya saya menjadi dia ?" dan jawaban saya sederhana sekali. Saya mungkin berusaha mencari sedikit perhatian untuk diriku sendiri.

Mungkin saya berkata : " Saya lapar, saya hampir mati, saya kedinginan, saya kesakitan, atau lainnya". Tetapi ia memberi saya jauh lebih banyak ia memberi saya ucapan syukur atas dasar kasih. Dan ia mati dengan senyum di wajahnya.

Lalu ada seorang laki-laki yang kami pungut dari selokan, sebagian badannya sudah dimakan ulat, dan setelah kami bawa dia ke rumah perawatan ia hanya berkata : "Saya telah hidup seperti hewan di jalan, tetapi saya akan mati seperti malaikat, dikasihi dan dipedulikan."

Lalu, setelah kami selesai membuang semua ulat dari tubuhnya, yang ia katakan dengan senyum ialah : "Ibu, saya akan pulang kepada Tuhan" - lalu ia mati.

Begitu indah melihat orang yang dengan jiwa besar tidak mempersalahkan siapapun, tidak membandingkan dirinya dengan orang lain. Seperti malaikat, inilah jiwa yang besar dari orang-orang yang kaya secara rohani sedangkan miskin secara materi.

* Hidup adalah kesempatan, gunakan itu.
* Hidup adalah keindahan, kagumi itu.
* Hidup adalah mimpi, wujudkan itu.
* Hidup adalah tantangan, hadapi itu.
* Hidup adalah kewajiban, penuhi itu.
* Hidup adalah pertandingan, jalani itu.
* Hidup adalah mahal, jaga itu.
* Hidup adalah kekayaan, simpan itu.
* Hidup adalah kasih, nikmati itu.
* Hidup adalah janji, genapi itu.
* Hidup adalah kesusahan, atasi itu.
* Hidup adalah nyanyian, nyanyikan itu.
* Hidup adalah perjuangan, terima itu.
* Hidup adalah tragedi, hadapi itu.
* Hidup adalah petualangan, lewati itu.
* Hidup adalah keberuntungan, laksanakan itu.
* Hidup adalah terlalu berharga, jangan rusakkan itu.

Hidup adalah hidup, berjuanglah untuk itu. :astig:



Oleh: Beby Dyah W.S.M.
Kiriman: Azallea Lesmana

28 July 2008

Posted by ShureX Posted on July 28, 2008 | No comments

Kasih Yang Berkorban

Ada seorang ibu mempunyai tiga orang anak. Ketika hujan turun dengan derasnya, sang ibu sambil duduk menulis surat dengan serius.

Datanglah anak pertama dan berkata kepadanya, "Bu, aku mengasihimu!" Mendengar kakaknya berkata demikian, adik kedua tidak mau ketinggalan. Ia datang mendekati ibunya, lalu berkata pula, "Ibu, di antara kami bertiga, akulah yang lebih mengasihi ibu!"

Si bungsu yang memperhatikan dengan serius tindakan kedua kakaknya, segera meninggalkan mainannya, lalu datang kepada ibunya. Si bungsu tidak berkata apa-apa, tetapi ia langsung memeluk ibunya dengan penuh kasih. Setelah itu mereka kembali ke tempatnya masing-masing.

Setelah selesai menulis, pada saat itu di luar rumah hujan sangat deras disertai guruh dan kilat yang sambar-menyambar, dan sang ibu memanggil anak-anaknya dan menyuruh mereka untuk mengeposkan surat tersebut.

Sang ibu menekankan bahwa surat itu sangat penting dan harus segera dikirim. Anak yang pertama beralasan, "Bu, di luar hujan, aku tidak bisa pergi." Datanglah anak yang kedua dan beralasan, "Bu, aku lagi mengerjakan PR, harus selesai sore ini."

Si bungsu diam-diam mengambil mantel dan berkata sambil tersenyum, "Bu, saya yang akan mengantarkan surat ke kantor pos." Sahut ibunya, "Sabar nak, di luar masih hujan." Si bungsu mengambil surat itu lalu pergi mengantarkannya ke kantor pos, meskipun hari masih hujan.

Seringkali kita berkata kepada orang tua kita, "Bapa, mama, aku mengasihimu." Tetapi itu hanyalah ucapan yang keluar dari mulut, dan bukan dari dasar hati yang terdalam. Dalam kenyataan, ucapan kita cenderung seperti anak yang pertama dan kedua di saat kita menyatakan kasih kepada orang tua dan sesama kita. Sebenarnya kita tidak perlu mengucapkan kata-kata manis untuk mengungkapkan bahwa kita mengasihi orang tua dan sesama kita, melainkan melalui sikap dan tindakan nyata yang benar-benar tulus.


Sering kita berkata-kata kepada Tuhan, "Tuhan saya mengasihiMu.....", namun kita hanya berkata-kata saja tanpa dengan tulus hati mengasihiNya...tanpa mewujudkannya melalu perbuatan kita.....

Semoga bermanfaat,
Tuhan memberkati.


Sumber : tidak diketahui

27 July 2008

Posted by ShureX Posted on July 27, 2008 | No comments

Kerajaan Sorga dan Mutiara yang Indah

Minggu Biasa XVII;

Bacaan :
  • 1Raj 3:5.7-12;
  • Rm 8:28-30;
  • Mat 13:44-52

“Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah.”

Sebut saja namanya Br.Petrus (samaran): ia adalah seorang pembesar atau provinsial sebuah Konggregasi Bruder di Indonesia. Sebagai pimpinan ia merasa prihatian dengan permasalahan di dalam Konggregasinya: jumlah panggilan/calon semakin menurun, kwalitas anggota juga mengalami kemerosotan disamping beberapa dari mereka mengundurkan diri. Yang tidak kalah memprihatinkan adalah adanya ketegangan di dalam komunitas-komunitas. Pada suatu hari ia mencari nasihat kepada seorang pastor yang cukup cakap dalam hidup membiara, pakar dalam hal spiritualitas hidup membiara.

Dengan panjang lebar Br.Petrus menyampaikan kepada sang pastor tersebut: masalah-masalah dan tantangan-tantangan yang ada di dalam Konggregasinya. “Ada sesuatu yang hilang atau menjadi kabur di dalam Konggregasimu, carilah dan temukan kembali!”, demikian tanggapan sang pastor setelah mendengarkan sharing Br.Petrus. “Sesuatu” tersebut tidak lain adalah spiritualitas atau charisma Konggregasi. Memang jika dicermati para anggota Konggregasi tersebut kebanyakan hidup dan bertindak atau bekerja menurut kemauan atau selera pribadi. Spiritualitas atau charisma memang penting di dalam hidup dan cara bertindak, yang dalam aneka organisasi atau paguyuban disebut ‘visi’. Maka marilah kita mawas diri perihal spiritualitas/charisma atau visi lembaga atau organisasi kita masing-masing.

“Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, ia pun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu.” (Mat 13:45-46)

Kerajaan Sorga atau Kerajaan Allah berarti Allah yang merajai atau menguasai, yang dalam berbagai lembaga hidup bakti, paguyuban, hidup bersama atau organisasi diterjemahkan menjadi ‘visi’. “Visi adalah motivator yang sangat berpengaruh….

Pernyataan visi:
· Menggambarkan pengharapan akan kehidupan yang lebih baik untuk memberikan tujuan pada proses perjalanannya;
· Menggemakan panggilan yang nyaring untuk mengerahkan pasukan pada misinya;
· Menyalakan api untuk mengilhami dan menggugah mereka agar bertindak;
· Memberikan bukti yang dapat dilihat mengenai komitmen dan prioritas organisasi;
· Menjadi pengingat yang dapat dilihat untuk memfokuskan pikiran dan upaya mereka;
· Menyatukan standar bagaimana organisasi ingin dinilai”

( Dr.Anthony D’Souza SJ : Proactive Visioner Leadership, diterjemahkan dan diterbitkan oleh PT Trisewu Nagawara, Jakarta 2007, hal 97-98)

Apakah hidup atau kinerja kita baik secara pribadi ataupun bersama mengalami kelesuan, kemerosotan atau kemunduran? Jika ya, jangan-jangan ada ‘mutiara yang sangat berharga’ telah hilang dalam hidup pribadi atau bersama, yaitu: spiritualitas, charisma atau visi. Maka marilah kita temukan atau dalami serta hayati lagi spiritualitas, charisma atau visi, yang telah kita pelajari dan harus menghidupi atau menjiwai kita. Spiritualitas, charisma atau visi dasar bagi kita semua kiranya sebagaimana kita ikrarkan ketika dibaptis, yaitu: Mengabdi Tuhan dan menolak semua godaan setan.

Mungkin yang baik kita renungkan, perdalam dan hayati adalah menolak semua godaan setan. Godaan setan antara lain menggejala dalam bentuk “ percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya” (Gal 5:19-21) Maka marilah ketika kita menghadapi godaan tersebut segera kita perangi dan tolak tanpa syarat. Dengan berani dan berhasil menolak godaan-godaan setan tersebut, kiranya kita dianugerahi kemudahan untuk menghayati spiritualitas, charisma atau visi kita masing-masing, entah secara pribadi atau organisatoris.

Mengabdi Tuhan hemat saya dapat kita wujudkan dengan saling mengasihi, maka saling mengasihi juga dapat kita jadikan spiritualitas, charisma atau visi umum/ bersama. Sekali lagi saya angkat di sini bahwa masing-masing dari kita ada, diadakan/diciptakan dan dibesarkan dalam dan oleh kasih serta kita masing –masing adalah ‘yang terkasih/kasih’, maka saling mengasihi hemat saya dengan mudah dapat kita hayati, karena bertemu dengan siapapun berarti bertemu dengan kasih, kasih bertemu dengan kasih, dan dengan demikian otomatis saling mengasihi. Hidup saling mengasihi berarti juga mengasihi Tuhan, yang telah menciptakan dan mengasihi kita tanpa kenal batas.

“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara” (Rm 8:28-29)

Apa yang dikatakan oleh Paulus kepada umat di Roma di atas ini kiranya juga diarahkan bagi kita semua , orang beriman. “Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan”, demikian seruan atau kesaksian Paulus. Karya Allah yang utama kiranya adalah karya penciptaan, dan segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah baik adanya, dan Ia juga hidup dan berkarya dalam seluruh ciptaanNya. Karya Allah di dalam diri kita manusia, hemat saya harus menjadi nyata dalam diri kita untuk senantiasa berbudaya kehidupan, artinya cara hidup dan cara bertindak kita senantiasa menghidupkan, memberdayakan dan menggairahkan siapapun dan apapun yang ada di sekitar kita atau kita jumpai. Kemana kita pergi kemanapun dan berada dimanapun kita senantiasa berbuat baik atau mendatangkan kebaikan.

Kita dipanggil untuk meneladan Yesus, Pewarta Kabar Baik, kita semua adalah pewarta-pewarta kabar baik. Tentu saja untuk itu kita sendiri harus senantiasa dalam keadaan baik atau hidup dari dan oleh Roh, yang menjadi nyata dengan menghayati keutamaan-keutamaan “kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri.” (Gal 5:22-23), sebagaimana telah dihayati oleh Yesus, Pewarta Kabar baik sekaligus Kabar Baik. Kesabaran kiranya keutamaan yang layak kita hayati dan sebarluaskan, yang erat kaitannya dengan kelemah-lembutan dan perngusaan diri, mengingat cukup banyak orang kurang sabar dalam hidup dan cara bertindaknya.

Kekurangan-sabaran itu antara lain nampak (1) di jalanan yang dilakukan oleh para pengendara sepeda motor maupun mobil di kota-kota besar seperti Jakarta , (2) di kalangan muda-mudi dengan pergaulan seks bebasnya, melakukan hubungan seks sebelum pernikahan atau menjadi suami-isteri, (3) di sementara orangtua terhadap anak-anaknya, dst..

“Sabar (adalah) sikap dan perilaku yang menunjukkan kemampuan dalam mengendalikan gejolak diri dan tetap bertahan seperti keadaan semula dalam menghadapi berbagai rangsangan atau masalah. Ini diwujudkan dalam perilaku dan sikap yang tenang dalam menghadapi dan menerima apapun. Perilaku ini diwujudkan dalam hubungannya dengan diri sendiri” (Prof Dr.Edi Sedyawati/edit : Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka Jakarta 1997, hal 24). Kesabaran kiranya juga menjadi nyata dalam karya Allah, Sang Pencipta, yang menganugerahi pertumbuhan dan perkembangan dengan proses yang lembut dan terus menerus. Sekali lagi sayang bahwa karya penciptaan tersebut diganggu oleh manusia yang tidak sabar, sebagaimana dalam memelihara tanaman atau binatang dengan suntikan hormon atau obat-obat tertentu untuk mempercepat pertumbuhan dan perkembangan, juga perilaku manusia yang melakukan pengguguran , dst..

“Biarlah kiranya kasih setia-Mu menjadi penghiburanku, sesuai dengan janji yang Kauucapkan kepada hamba-Mu.Biarlah rahmat-Mu sampai kepadaku, supaya aku hidup, sebab Taurat-Mu adalah kegemaranku” (Mzm 119:76-77)

Jakarta, 27 Juli 2008

sumber : Romo Maryo

Posted by ShureX Posted on July 27, 2008 | No comments

Pearl of Great Price

July 27 Sunday Reflection

“He... goes and sells all that he has and buys that field.”
-Matthew 13:44

One of the most touching fictional stories I've watched was about Anya, a young Russian gymnast who participated in the Olympics and fell in love with an American track and field athlete. At the time, the Cold War was still on and their romance was literally an outrage to the parties surrounding them. So they were cut off from seeing each other in the name of the countries they served.

The American ended up winning a silver medal while the Russian won the gold in gymnastics. In the end, Anya wrote her beloved a love letter and gave it together with a parting gift- her Olympic gold medal.

Today's reading reminds me of the Lord's gift to me- eternal life. It's a gift that was won with the price of His blood, suffering rejection, shame and the worst beating anyone can imagine. The price of His blood was not just self-discipline but, ultimately, self-giving. He did it for you and me.

Giving one's life to Him is worth it because He gives much, much more- Himself.
-Ariel Driz

Reflection:
Have I truly given my life to Jesus?

Prayer:
Lord Jesus, thank You for giving Yourself to me. I surrender my life and my being to You. Amen.

St. Pantaleon, martyr and wonder-worker, pray for us.


Sent by : ChristianYouth


26 July 2008

Posted by ShureX Posted on July 26, 2008 | No comments

100 Tahun Kemalasan

Walaupun seseorang hidup seratus tahun, tetapi malas dan tidak bersemangat, maka sesungguhnya lebih baik kehidupan sehari dari orang yang berjuang penuh dengan semangat


di kirim oleh : shane sunpei

25 July 2008

Posted by ShureX Posted on July 25, 2008 | No comments

Bibit Tanaman

Hidup Adalah Pilihan

Ada 2 buah bibit tanaman yang terhampar di sebuah ladang yang subur. Bibit yang pertama berkata, "Aku ingin tumbuh besar. Aku ingin menjejakkan akarku dalam-dalam di tanah ini, dan menjulangkan tunas-tunasku di atas kerasnya tanah ini. Aku ingin membentangkan semua tunasku, untuk menyampaikan salam musim semi. Aku ingin merasakan kehangatan matahari, dan kelembutan embun pagi di pucuk-pucuk daunku."

Dan bibit itu tumbuh, makin menjulang.

Bibit yang kedua bergumam. "Aku takut. Jika kutanamkan akarku ke dalam tanah ini, aku tak tahu, apa yang akan kutemui di bawah sana. Bukankah disana sangat gelap? Dan jika kuteroboskan tunasku keatas, bukankah nanti keindahan tunas-tunasku akan hilang? Tunasku ini pasti akan terkoyak. Apa yang akan terjadi jika tunasku terbuka, dan siput-siput mencoba untuk memakannya? Dan pasti, jika aku tumbuh dan merekah, semua anak kecil akan berusaha untuk mencabutku dari tanah. Tidak, akan lebih baik jika aku menunggu sampai semuanya aman."

Dan bibit itupun menunggu, dalam kesendirian.

Beberapa pekan kemudian, seekor ayam mengais tanah itu, menemukan bibit yang kedua tadi, dan mencaploknya segera.

Memang, selalu saja ada pilihan dalam hidup. Selalu saja ada lakon-lakon yang harus kita jalani. Namun, seringkali kita berada dalam kepesimisan, kengerian, keraguan, dan kebimbangan-kebimbangan yang kita ciptakan sendiri. Kita kerap terbuai dengan alasan-alasan untuk tak mau melangkah, tak mau menatap hidup.

Karena hidup adalah pilihan, maka, hadapilah itu dengan gagah.
Dan karena hidup adalah pilihan, maka, pilihlah dengan bijak.

"Bukalah setiap pintu kesempatan yang datang mengetuk, sebab, siapa tahu, pintu itu tak mengetuk dua kali."
(Hilman, Lupus I)



Sumber : http://www.rantaunet.com/

24 July 2008

Posted by ShureX Posted on July 24, 2008 | No comments

Latihan Rohani

Suatu kali saya dan teman saya mendaftarkan diri untuk mengikuti senam aerobik di sebuah sanggar senam. Sebetulnya saya dan teman saya bukanlah orang dengan tubuh yang kelebihan berat badan sehingga kami harus berusaha untuk menurunkan dengan cara berolah raga. Alasan kami mengikuti senam karena kami merasa perlu berolah raga untuk menjaga kebugaran tubuh kami. Sore itu kami pun mulai berlatih senam. Dalam ruangan berukuran 7 x 8 m itu ada kira-kira 20-an orang perempuan yang berlatih senam. Pada latihan perdana saya, saya merasa kagok dan berkali-kali ketinggalan mengikuti gerakan instruktur senam dengan musik yang berdentum-dentum. Ini membuat saya sedikit merasa jengkel dan malu, malu dilihat yang lainnya. Selanjutnya setelah 2-3 kali latihan saya bisa mengikutinya.

Selama latihan senam itu saya melihat dan berpikir bahwa orang mau bersusah payah untuk mendapatkan sesuatu. Contohnya saja para perempuan di sanggar senam itu. Ibu-ibu yang tubuhnya sudah tidak bisa dikatakan bagus lagi karena usia harus bersusah payah berlatih senam untuk mendapatkan bentuk tubuh yang ideal. Mereka tidak saja harus mengeluarkan uang tapi juga harus menyisihkan waktunya. Ada banyak motivasi yang mendasari perempuan-perempuan itu mengikuti senam. Ingin mendapatkan bentuk tubuh yang bagus, ideal adalah sebagian besar alasannya. Ada juga karena ingin menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan fit seperti saya dan teman saya. Dan tidak jarang mereka mengikuti senam untuk mengisi waktu di sore hari.

Ingat latihan senam untuk mendapatkan tubuh yang ideal membuat saya tersadar akan usaha-usaha manusia berlatih guna memperoleh sesuatu. Seorang atlit lari atau perenang harus meluangkan waktu setidaknya 2-3 jam untuk latihan setiap hari. Seorang perenang bukan tidak mungkin harus bangun pagi-pagi buta dan menceburkan diri di kolam renang dengan air yang bisa membuat badan menggigil. Seorang atlit lari harus berlatih berlari tatkala semua orang masih lelap dalam tidur mereka.

Latihan juga diperlukan oleh seorang pelajar dalam mengerjakan soal-soal agar mereka lulus ujian. Sebelum menghadapi ujian nasional seorang pelajar di bangku terakhir harus giat membiasakan diri dengan soal-soal setiap hari. Bahkan seorang seniman lukispun harus mengasah kemampuan seni setiap saat. Agar hasil lukisannya baik. Seorang bayi berumur sekitar 9-12 bulan pun harus berlatih berjalan. Berkali-kali mencoba berjalan satu dua langkah, jatuh kemudian berdiri lagi.

Jika kita perhatikan, orang mau bersusah payah berlatih untuk mendapatkan sesuatu dalam urusan duniawi. Seorang atlit atau perenang berlatih agar bisa memperoleh kemenangan. Seorang pelajar harus berlatih menyelesaikan soal-soal agar ia lulus ujian nasional. Seorang pelukis harus berlatih agar menghasilkan lukisan-lukisan yang indah. Seorang ibu paruh baya meluangkan waktunya tiap sore berlatih senam agar memperoleh bentuk tubuh yang ideal.

Begitu pula untuk kehidupan rohani dan hal-hal yanga bersifat kekal. Paulus menasehatkan Timotius sebagai rekan sepelayanannya yang masih muda untuk berlatih secara rohani. Dalam pelayanannya Timotius menghadapi pengajar-pengajar sesat yang telah menjerumuskan jemaat Tuhan saat itu. Pengajaran sesat tentunya menghalangi pelayanan Timotius. Timotius yang masih muda harus menghadapi hal ini. Dalam 1 Tim 4:8 Paulus mengingatkan agar Timotius melatih dirinya beribadah. Lebih lanjut Paulus mengatakan bahwa ibadah itu berguna dalam segala hal karena mengandung janji, baik untuk hidup kita saat ini, juga untuk hidup yang akan datang.

Melalui ibadah, persekutuan dengan Allah kia akan diperlengkapi dengan banyak hal. Tuhan akan berbicara kepada kita melalui firmanNya. Tuhan akan mengkuatkan kita melalui doa-doa yang kita panjatkan. Tuhan juga mendukung kita melalui persekutuan ibadah kita dengan orang-orang seiman. Latihan ibadah merupakan wujud kehidupan relegius kita yang akan berdampak pada kehidupan speritualitas kita. Jika kita mempunyai hubungan pribadi yang dekat dengan Tuhan maka kehidupan iman kita akan bertumbuh. Selanjutnya Tuhan akan melihat apakah latihan ibadah kita melalui banyak hal yang kita hadapi dalam hidup ini. Contohnya saja kita dilatih untuk belajar mengkontrol emosi kita. Apakah kita masih orang yang pemarah? Akan menjadi ibadah yang mubajir jika kita tetap menjadi orang yang pemarah setelah kita keluar dari kebaktian minggu. Akan menjadi tak berguna saat teduh yang kita lakukan tiap pagi jika kita masih menjadi orang yang tidak peka akan masalah orang lain.

Suatu kali, Tuhan mengingatkan saya akan pentingnya mengontrol amarah saya dalam satu bacaan saat teduh. Saya merasa diingatkan untuk tidak gampang marah. Saya merasa firman Tuhan yang saya baca pagi hari tersebut mengunggah saya untuk menjadi orang yang sabar dan tidak marah. Kemudian saat saya berada di kantor Tuhan melatih saya apakah saya bisa melakukan firman Tuhan itu. Saya diperhadapkan dengan pekerjaan yang menuntut kesabaran, saya harus berhadapan dengan atasan yang memberikan banyak tugas hari itu. Saya juga harus menghadapi situasi dan kondisi pekerjaan yang membuat saya gampang marah. Saya tahu ini adalah kelanjutkan latihan ibadah saya setelah saya bersaat teduh. Pada kesempatan yang lain Tuhan juga mengajarkan kepada saya agar tidak menjadi orang yang suka bergosip. Pelajaran ini saya dapatkan melalui kotbah di kebaktian minggu pagi. Selanjutnya Tuhan melatih saya apakah saya masih sering bergosip dengan orang-orang sekitar saya. Saya terus diingatkan apakah saya mampu menahan keinginan untuk tidak bergosip.

Latihan-latihan yang Tuhan berikan dalam hidup kita bertujuan agar kita menghasilkan buah-buah Roh (Gal 5:22). Tuhan menginginkan kita mempunyai karakter Kristus. Tentunya karakter tersebut tidak begitu saja muncul dalam diri kita. Kita harus melalui latihan-latihan bersama Tuhan. Jika untuk hal-hal duniawi kita rela mengkorban waktu, tenaga, dan uang untuk menghasilkan sesuatu maka alangkah mulianya jika kita mau menyediakan hati kita untuk dilatih Tuhan agar kita memperoleh buah-buah Rohani. Buah-buah roh yang akan memperlengkapi kita menjalani hidup lebih baik lagi. Amin.



Oleh : Christina Dameria
sumber : http://www.glorianet.org/


23 July 2008

Posted by ShureX Posted on July 23, 2008 | No comments

Kebencian dan Kasih Sayang

Kebencian tidak akan pernah berakhir apabila dibalas dengan kebencian.
Tetapi kebencian akan berakhir dengan cinta kasih


di kirim oleh : shane sunpei

22 July 2008

Posted by ShureX Posted on July 22, 2008 | No comments

Terlihat Muda

Bagi seseorang yang sifatnya penuh dengan keramah-tamahan, rendah hati(tidak sombong), cinta kasih dan suka membahagiakan orang-orang lain maka dia akan selalu terlihat muda bagaikan berusia 20 tahun walaupun telah berusia lanjut.


di kirim oleh : shane sunpei

21 July 2008

Posted by ShureX Posted on July 21, 2008 | No comments

Kisah Tiga Pohon

Suatu kali peristiwa ada tiga pohon di atas sebuah bukit dalam sebuah hutan. Mereka sedang berbincang-bincang tentang harapan-harapan dan mimpi-mimpi mereka.

Pohon yang pertama berkata, "Suatu hari nanti aku berharap bisa menjadi sebuah kotak tempat penyimpanan harta. Aku bisa diisikan emas, perak dan batu-batu permata berharga. Aku bisa dihiasi dengan ukiran-ukiran yang rumit dan setiap orang akan melihat kecantikanku."

Kemudian pohon yang kedua berkata, "Suatu hari nanti aku akan menjadi kapal yang besar. Aku akan membawa para raja dan ratu mengarungi lautan sampai ke ujung-ujung bumi. Setiap orang akan merasa aman dalamku karena kekuatan dari tubuhku."

Akhirnya pohon yang ketiga berkata, "Aku ingin menjadi pohon yang tertinggi dan terkuat di hutan ini. Orang akan memandangku dari atas puncak bukit dan dapat melihat carang-carang-ku.

Kalau orang berpikir tentang surga dan Allah betapa dekatnya jangkauanku ke sana. Aku akan menjadi pohon yang terbesar di sepanjang waktu dan orang akan mengingatku senantiasa."

Setelah beberapa tahun berdoa agar mimpi mereka menjadi kenyataan, datanglah satu kelompok penebang kayu ke hutan.

Ketika seorang penebang kayu menghampiri pohon pertama, ia berkata, "Kelihatannya pohon ini kuat sekali, aku kira ini dapat dijual kepada seorang tukang kayu." Ia pun mulai menebang pohon itu. Pohon tersebut bahagia sekali karena ia tahu bahwa si tukang kayu akan menjadikan sebuah peti penyimpan harta.

Seorang penebang kayu lainnya berkata kepada pohon yang kedua, "Kelihatannya pohon ini kuat dan aku dapat menjualnya kepada tukang pembuat kapal." Pohon tersebut bahagia karena tahu ia akan menjadi sebuah kapal yang besar.

Ketika seorang penebang kayu menghampiri pohon yang ketiga, pohon tersebut ketakutan karena tahu kalau ia sampai ditebang, maka mimpinya tidak akan menjadi kenyataan. Salah seorang penebang kayu berkata, "Aku tidak perlu sesuatu yang spesial dari pohon ini, jadi aku bawa saja," dan ditebanglah pohon itu.

Ketika pohon pertama di bawa kepada tukang kayu, ia dijadikan sebuah kotak tempat makanan hewan. Ia diletakkan di sebuah kandang dan dipenuhi dengan jerami. Hal ini tentu bukan seperti yang diharapkan dan dimimpikan oleh pohon pertama. Kemudian pohon yang kedua dipotong-potong dan dijadikan sebuah perahu kecil untuk memancing ikan. Mimpinya untuk menjadi sebuah kapal yang besar yang dapat membawa para raja berakhir sudah. Sedangkan pohon yang ketiga dipotong-potong dalam ukuran yang besar dan ditinggal begitu saja dalam kegelapan.

Tahun demi tahun berlalu dan pohon-pohon tersebut sudah lupa akan mimpi mereka. Suatu hari ada seorang pria dan wanita datang ke kandang tersebut. Si wanita melahirkan seorang bayi dan meletakkan bayi tersebut dalam kotak makanan hewan (yang dibuat dari pohon pertama) yang dipenuhi jerami. Si pria berharap mendapatkan tempat tidur untuk bayi tersebut, tapi palungan itulah yang menjadi tempatnya. Pohon tersebut dapat merasakan betapa pentingnya peristiwa tersebut dan ia telah menyimpan harta yang termulia sepanjang zaman.

Tahun-tahun berikutnya, sekelompok orang berada dalam sebuah perahu pemancing ikan yang dibuat dari pohon yang kedua. Salah seorang dari mereka kelelahan dan akhirnya tidur. Ketika mereka ada di tengah-tengah laut, gelombang besar melanda mereka dan kayu pohon tersebut tidak menyangka kalau ia cukup kuat untuk menyelamatkan orang-orang yang ada dalam perahu tersebut. Orang-orang tesebut membangunkan yang lainnya yang sedang tidur, kemudian ia berdiri dan berkata, "Diam, tenanglah!" Akhirnya gelombang tersebut berhenti. Kali ini si pohon tersebut menyadari bahwa ia telah membawa raja di atas segala raja dalam perahunya.

Akhirnya, ada seorang datang mendapatkan pohon ketiga. Pohon tersebut diseret sepanjang jalan dan banyak yang mengejek orang yang sedang memikul kayu tersebut. Ketika mereka sampai pada suatu tempat, orang yang memikul kayu tadi dipakukan pada kayu tersebut dan diangkat tinggi sampai mati di atas sebuah puncak.

Ketika hari Minggu tiba, pohon tersebut menyadari bahwa ia cukup kuat untuk tegak berdiri di atas puncak bukit dan berada sedekat mungkin dengan Allah karena Yesus telah disalibkan pada kayu pohon tersebut.

Hikmah macam apa yang dapat kita peroleh dari kisah ketiga pohon tersebut yang asyik dengan harapan dan mimpi-nya?

Ketika segala rencana tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan, selalu ingat bahwa Allah punya rencana untuk Anda. Kalau Anda menaruh percaya kepada-Nya, Ia akan memberi Anda karunia-karunia besar. Seperti masing-masing pohon tersebut yang mendapatkan apa yang mereka inginkan, hanya saja tidak seperti yang mereka bayangkan. Sola Gracia.


Sumber : Disarikan dari "Darma Tiga Pohon Cemara", karangan Dr. Andar Ismail dalam bukunya, "Selamat Berkarya", hlm. 9-12, BPK
Gunung Mulia, Jakarta.


19 July 2008

Posted by ShureX Posted on July 19, 2008 | No comments

Berjuanglah

Biarlah tubuhku tinggal tulang berbalut kulit, dan biarlah daging dan darahku mengering, selama belum tercapai apa yang dicapai dengan kekuatan, daya dan usaha manusiawi, aku tak akan berhenti berusaha.


di kirim oleh : shane sunpei

18 July 2008

Posted by ShureX Posted on July 18, 2008 | No comments

Segala Keuntungan

Segala keuntungan berada pada dua hal yaitu mendapatkan sesuatu yang belum di dapat dan merawat sesuatu yang telah dirawat.


di kirim oleh : shane sunpei

17 July 2008

Posted by Klinik Rohani Posted on July 17, 2008 | 1 comment

Mujizat Persahabatan

Sebagai murid Sekolah Minggu saya terkagum-kagum mendengar cerita tentang orang lumpuh yang diturunkan dari atap untuk disembuhkan oleh TuhanYesus.

Bukan! Yang saya kagumi bukanlah bagaimana ia disembuhkan, melainkan bagaimana ia dibawa ke tempat itu. Ia digotong oleh empat orang kawannya. Pasti berat menggotongnya. Rumahnya mungkin jauh dari tempat itu. Lalu ternyata tempat itu sudah dipenuhi banyak orang sehingga tidak ada lagi jalan masuk. Untunglah keempat kawannya mempunyai akal. Mereka menggotong dia naik ke atap. Kemudian mereka mengikat tilam pembaringan orang lumpuh itu dengan empat utas tali. Sesudah itu mereka membuka atap. Lalu mereka mengulur tali itu dan menurunkan orang lumpuh itu perlahan-lahan ke lantai dasar.

Pasti susah. Pasti harus berhati-hati dan seimbang. Bayangkan betapa susahnya menurunkan orang sakit yang terbaring di tilam dengan tali dari atas atap rumah. Apa jadinya kalau salah satu utas tali itu terlalu cepat turun, pasti tilam itu miring dan si sakit bisa jatuh. Atau apa jadinya kalau salah satu utas tali itu tiba-tiba putus. Tetapi ternyata mereka berhasil. Hebat sekali. Bukan main cakapnya para sahabat orang lumpuh itu. Hebat!

Tetapi baiklah sekarang kita lihat dulu apa yang tertulis di Markus 2:1-12 tentang kejadian ini. Markus mencatat bahwa pada saat itu Tuhan Yesus sedang "memberitakan firman" (2:2), sebuah ungkapan yang sinonim dengan mengajar. Disini jelas bahwa Yesus sedang mengajar. Ditengah kegiatan mengajar itulah tiba-tiba terjadi gangguan yang mengejutkan. Secara tiba-tiba ada tilam diturunkan dengan tali dari atas atap. Di tilam itu terbaring seorang lumpuh. Langsung semua orang menoleh kesitu. Mereka tidak lagi memperhatikan Yesus. Pengajaran Yesus terputus dan terganggu.

Lalu apa reaksi Tuhan Yesus? Ternyata Ia bisa menerima gangguan itu. Ia terkesima dengan apa yang terjadi. Lalu Ia memberikan pujian tentang iman. Iman siapakah yang dipuji? Markus mencatat, "ketika Yesus melihat iman mereka..." (2:5) perhatikan bentuk jamak kata "mereka".

Yesus memuji iman mereka. Siapakah mereka dalam konteks ini? Itulah kawan-kawan orang lumpuh itu. Yesus menilai perbuatan mereka sebagai perbuatan imani. Yesus menyamakan perbuatan itu sebagai iman.

Sungguh menarik bahwa perhatian Yesus tertuju pada kawan-kawan itu. Mereka masih ada di atas atap. Mereka tidak bisa turun. Mereka menatap dan menunggu di atas. Rupanya Yesus juga langsung melihat ke atas. Yesus bisa melihat mereka. Mungkin Yesus memperhatikan wajah keempat orang itu. Mereka mungkin agak takut, sebab mereka tahu bahwa mereka mengganggu Yesus yang sedang mengajar. Namun di wajah mereka juga tampak dambaan untuk belas kasih agar kawan mereka yang lumpuh itu bisa disembuhkan.

Yesus menatap wajah mereka. Lalu Yesus melihat ke bawah dan menatap wajah orang lumpuh itu yang tampak harap-harap cemas dengan ketidakberdayaannya.

Sungguh beruntung orang itu. Ia mempunyai kawan-kawan. Mereka itulah yang menggotong dia. Mereka memberi semangat dan pengharapan. Hidup terasa bermakna lagi. Tanpa kawan-kawan ini, orang lumpuh itu hanya bisa terkulai seorang diri di rumah. Sungguh baik hati sahabat-sahabat itu.

Itulah indahnya persahabatan. Bersikap sebagai sahabat adalah karunia tersendiri. Seorang sahabat adalah dia yang mampu menerima kita apa adanya, kelemahan sekaligus keunggulan kita.

Hanya orang yang berjiwa besar yang mampu bersikap bersahabat. Ia bersih dari iri dengki. Ia sama sekali tidak mempunyai pikiran untuk menjegal dan menjatuhkan kita. Ia beritikad baik. Yang diinginkannya terjadi pada kita adalah hal yang terbaik utuk kepentingan kita.

Kualitas bersahabat seperti itu tidak terdapat pada setiap teman. Kita bisa mempunyai 100 teman, namun teman yang sejati bisa hitung dengan jari. Sampai puluhan tahun kemudian sahabat sejati seperti itu kita kenang dengan rasa berterimakasih.

Persahabatan memang indah. Hal itu pasti juga dirasakan oleh orang lumpuh dalam kejadian di Injil Markus tadi. Mungkin sampai puluhan tahun kemudian ia tetap mengenang mereka yang terengah-engah menggotong dia ke atas atap. Tangan-tangan itu. Tangan-tangan yang kuat. Tangan-tangan yang berbelas kasih. Tangan-tangan para sahabat. Persahabatan memang mengagumkan. Hidup menjadi damai oleh sikap saling bersahabat.

Kini orang lumpuh itu sehat walafiat. Ia telah mengalami mujizat penyembuhan. Namun sebelum itu ia sudah mengalami mujizat yang lain, Yaitu mujizat... persahabatan.

Selamat membina persahabatan


Oleh: Tidak Diketahui

16 July 2008

Posted by ShureX Posted on July 16, 2008 | No comments

Arti Menghargai

Jika seseorang menghargai hidupnya sendiri, ia harus mejaganya baik-baik dan hidup secara lurus. Dan oleh karena tak ada yang lebih berharga bagi manusia daripada hidupnya sendiri, maka ia pun harus menghargai dan menghormati hidup orang lain seperti hidupnya sendiri


di kirim oleh : shane sunpei

15 July 2008

Posted by Klinik Rohani Posted on July 15, 2008 | 2 comments

Yesus mulai mengecam kota-kota yang tidak bertobat

“Yesus mulai mengecam kota-kota yang tidak bertobat”
(Yes 7:1-9: Mat 11:20-24)

"Lalu Yesus mulai mengecam kota-kota yang tidak bertobat, sekalipun di situ Ia paling banyak melakukan mujizat-mujizat-Nya:"Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida! Karena jika di Tirus dan di Sidon terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung.Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan dari pada tanggunganmu.Dan engkau Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati! Karena jika di Sodom terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, kota itu tentu masih berdiri sampai hari ini.Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan negeri Sodom akan lebih ringan dari pada tanggunganmu" (Mat 11:20-24), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta St.Bonaventura, Uskup dan Pujangga Gereja, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

  • Kota-kota yang dikecam Yesus di atas pada masa kini memang sarat dengan kejahatan, bahkan kota Kapernaum tinggal kenangan, berupa batu-batu, puing-puing bekas bangunan yang ditumbuhi rumput yang tak beraturan serta terrawat. Mujizat-mujizat yang Ia lakukan di kota-kota tersebut tidak menyentuh dan mempengaruhi penduduk atau penghuninya untuk bertobat, meninggalkan kejahatan dan kembali berbakti kepada Tuhan. Apa yang disebut kota, apalagi kota besar, seperti yang ada di Indonesia saat ini, memang juga sarat dengan berbagai bentuk kejahatan dan kebejatan moral, misalnya: pencurian, perampokan, pelacuran, judi, dst.. Suasana atau iklim materialistis atau duniawi lebih mewarnai atau dominant daripada rohani atau spiritual. Cukup banyak orang yang tidak melihat atau buta akan berbagai mujizat yang terjadi, karya Allah yang agung dalam ciptaan-ciptaanNya, lebih-lebih dalam diri manusia, yang diciptakan sesuai dengan gambar atau citra Allah. Harkat martabat manusia diturunkan, direndahkan atau dilecehkan menjadi barang atau harta benda, dihargai atau dinilai sejajar dengan harta benda atau sarana-prasarana kerja lainnya. Bonaventura, pelayan dan gembala umat serta pujangga Gereja kiranya meneladan Yesus dengan membuat mujizat-mujizat serta mengecam ketidak-beresan atau kebejatan moral masyarakat di wilayah pelayanannya. Kita semua juga dipanggil untuk meneladan Yesus: membuat mujizat dalam hidup dan kerja kita serta tanpa takut dan gentar mengecam aneka macam kejahatan yang terjadi di lingkungan hidup, kerja atau pelayanan kita. Jika kita melihat ketidak-beresan atau kejahatan dan tidak bertindak membereskan atau bersuara tentang kebenaran, kiranya kita ikut bersalah atau berarti menyetujui atau bahkan berpartisipasi dalam ketidak-beresan atau kejahatan. Jika kita memang dalam keadaan baik dan benar, hendaknya tidak takut dan tidak gentar menyampaikan apa yang baik dan benar atau menghayati yang baik dan benar meskipun untuk itu tak terlepas dari perjuangan, pengorbanan dan tantangan-tantangan.
  • "Jika kamu tidak percaya, sungguh, kamu tidak teguh jaya." (Yes 7:9b). Kata-kata ditujukan kepada penghuni atau penduduk kota Yerusalem, kota suci, yang akan dihancurkan atau direbut oleh raja-raja lain. Jika penduduk kota percaya kepada Tuhan, maka raja-raja lain tak mungkin menghancurkannya, sebaliknya jika penduduk kota kurang atau tidak percaya kepada Tuhan, maka dengan mudah akan dihancurkan oleh raja/orang lain. Kiranya kita semua berharap agar kota atau tempat tinggal kita dan tempat kerja kita tetap teguh jaya, tidak hancur berantakan. Jika kita menghendaki atau mengharapkan demikian maka hendaknya kita senantiasa percaya kepada Tuhan kapanpun dan dimanapun, sehingga kita senantiasa berbuat baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Salah satu bentuk penghayatan kepercayaan kita kepada Tuhan masa kini hemat saya adalah ‘jujur’: jujur terhadap diri sendiri, jujur terhadap sesama, jujur dalam bekerja, dst… Bukankah karena ketidak-jujuran alias korupsi terjadi dimana-mana sehingga kekacauan, derita, kejahatan terus berjaya di kota atau tempat tinggal dan kerja kita, serta banyak orang khawatir akan terjadi kehancuran kota atau tempat kerja. Dalam kejujuran hendaknya pertama-tama dan terutama dimulai dari diri sendiri, menuntut dari diri sendiri, bukan orang lain atau sesama kita. Jika kita sendiri sungguh tegak dan teguh jaya dalam hal kejujuran kiranya dengan mudah serta tanpa takut kita minta atau menuntut orang lain untuk bertindak jujur. Seiring dengan kejujuran adalah disiplin, dan tentu saja pertama-tama dan terutama adalah disiplin diri, arti dengan rendah hati dan bantuan rahmat Tuhan kita berusaha mendisiplinkan diri kita sendiri, baru berusaha mendisiplinkan orang lain.

"Besarlah TUHAN dan sangat terpuji di kota Allah kita! Gunung-Nya yang kudus, yang menjulang permai, adalah kegirangan bagi seluruh bumi; gunung Sion itu, jauh di sebelah utara, kota Raja Besar.Dalam puri-purinya Allah memperkenalkan diri-Nya sebagai benteng” (Mzm 48:2-4)


Jakarta, 15 Juli 2008


sumber : Romo maryo



13 July 2008

Posted by Klinik Rohani Posted on July 13, 2008 | No comments

Bau Yang Tak Terdeteksi

Lihat, enam orang laki-laki datang dari jurusan pintu gerbang Atas, yang menghadap ke utara, masing-masing dengan alat pemukul di tangannya. Dan satu orang di antara mereka berpakaian lenan dan di sisinya terdapat suatu alat penulis. Mereka ini masuk dan berdiri di samping mezbah tembaga.
~Yehezkiel 9:2


Beberapa tahun yang lalu, kawan-kawan saya tinggal di kawasan industri dengan asap-asap pabrik yang menyebarkan 'aroma' -- bukan, 'bau'. Maksud saya, bau itu seperti asam sulfur -- tercium seperti bau telur busuk. Ketika Anda pertama kali berkunjung ke daerah itu, Anda akan mendengus dan berkata, "Apa ini?" Dan mereka akan berkata, "Apanya apa?" Lihat, mereka telah tinggal di kawasan itu begitu lama sehingga bau yang sangat menusuk hidung itu pun tidak tercium oleh mereka lagi.

Firman Tuhan yang kita ambil hari ini berasal dari kitab Yehezkiel 9:2, yang menggambarkan tipe orang yang Tuhan cari dahulu kala - dan tipe orang yang Tuhan cari saat ini, adalah dimana Anda berada sekarang. Allah menunjukkan nabinya Yehezkiel betapa buruknya dosa mereka dulu dan betapa Ia hendak membersihkan semuanya.

Yehezkiel menggambarkan "orang yang berpakaian lenan" yang "Berjalan dari tengah kota Yerusalem dan menuliskan tanda pada dahi orang-orang yang berkeluh kesah karena segala perbuatan-perbuatan keji yang dilakukan disana." Kata Tuhan dahulu, dan sekarang, "Pada suatu masa ketika dosa dilakukan terus menerus, dan tidak ada seorang pun yang memperhatikannya lagi, Aku mencari orang-orang yang tidak ikut melakukan dosa namun berkeluh kesan dan sedih karena dosa." Orang-orang seperti ini dulu, dan sekarang, sangat sulit dicari. Mereka adalah orang-orang istimewa, dulu dan sekarang.

Banyak dari kita sebagai milik Allah seperti kawan-kawan saya yang tinggal di lingkungan yang sangat tercemar - kita begitu terbiasa sehingga kita tidak bisa mencium bau itu lagi! Besar peluang Anda untuk berhubungan dengan sampah-sampah dosa; berbohong atau menipu dan dianggap sebagai ketrampilan bisnis yang cerdik, sikap penerimaan yang tidak pantas terhadap kesucian seksual, berhubungan dengan orang-orang yang memperlakukan nama Allah atau Yesus seperti sampah. Nama Yesus -- nama yang seharusnya membuat setiap lutut bertelut! Anda berada di tengah-tengah lingkungan yang mengidolakan uang dan mencintai benda-benda mati! Anda berada dalam lingkungan yang penuh dengan kemarah, kepahitan hati, rasialisme, dan pemfitnahan.

Mungkin Anda begitu terbiasa dengan dosa-dosa seperti itu sehingga hati Anda tidak remuk karenanya. Namun, hal-hal tersebuh meremukkan hati Bapa. Dia telah melakukan perjalanan panjang dan penyiksaan sampai kepada kayu salib untuk membayarkan semua dosa, memberikan kita keselamatan. Dan Roh Kudus bersemayam di hati Anda jika Anda benar-benar milik Tuhan, dan Ia bersedih karena kita menjadi kebal terhadap dosa-dosa itu.

Kita harus merasa terganggu ketika dosa sudah tidak mengganggu kita lagi. Kita perlu berdoa, "Tuhan, berikan aku kembali indra penciuman rohaniku!" Kecuali kita bersekutu setiap hari dengan Yesus dan melihat apa yang Ia lihat, tingkat kepekaan kita terhadap dosa akan semakin lama semakin melemah dan mati, sehingga dosa tidak terlihat begitu jahat lagi.

Bayangkan Anda sedang menceritakan lelucon mengenai keadaan menyetir ketika mabuk kepada seseorang yang tiba-tiba menghentikan Anda dan berkata, "Seorang pengendara mabuk telah membunuh anak saya." Dosa kita adalah ketika kita juga menjadi kebal terhadap Anak Allah yang telah mati -- Allah tidak menganggap remeh hal itu. Dan kita juga tidak bisa.

Mintalah kepada Tuhan untuk membuat Anda, seperti yang dikatakan dalam Roma 16:19 "bijaksana terhadap apa yang baik dan bersih terhadap apa yang jahat." Bersih daripada yang jahat daripada terbawa olehnya. Dosa itu bau! Bau kematian yang busuk, tidak perduli betapa harumnya ketika dibungkus dalam keglamoran. Jangan Anda menjadi terbiasa oleh baunya!


Oleh: Ron Hutchcraft
Kiriman: Lesmana, Azallea


Posted by Klinik Rohani Posted on July 13, 2008 | 1 comment

Harga Manusia Di Mata Tuhan

Suatu ketika saat seorang pendeta sedang mengajar anak-anak kecil, ada seorang anak kecil bertanya kepada Pendeta, "Pendeta, sedemikian berharganya kah kita sehingga Tuhan Yesus mau berkorban demi kita?"Pendeta itu heran namun akhirnya tersenyum dengan pertanyaan polos dari anak tersebut. Anak itu benar, seberharga apakah kita ini, manusia, sehingga Tuhan Yesus mau datang ke bumi, menderita dan wafat di salib demi kita semua? Pendeta itu lalu mengeluarkan selembar uang sebesar Rp 50.000,00 lalu memperlihatkannya di depan anak-anak tersebut. Pendeta itu bertanya, "Siapakah di antara kalian yang menginginkan uang ini?"

Spontan semua anak mengangkat tangannya sambil berteriak, "Saya! Saya!"

Tentu saja, siapa yang tidak mau diberikan uang 50 ribu rupiah gratis? Berapa banyak permen dan snack yang bisa dibeli dengan uang sebesar itu? Pendeta itu lalu meremas uang itu keras-keras, lalu kembali memperlihatkan uang itu pada anak-anak."Siapakah di antara kalian yang masih menginginkan uang ini?" tanya pendeta itu kembali. "Saya! Saya!" kata anak-anak itu, biar pun penampilannya jelek, uang kan tetap uang. Dirapikan sedikit nanti bagus lagi kok.

Uang itu tidak diberikan kepada siapa pun, sebaliknya, uang itu dilemparkan ke tanah, diinjak-injak hingga bercampur dengan debu dan tanah. Uang itu sekarang benar-benar kusam dan kotor. Sekali lagi pendeta itu mengangkat uang itu dan bertanya, "Siapakah di antara kalian yang masih menginginkan uang yang kumel ini?"

Pendirian anak-anak itu tidak berubah, biar pun jelek, kotor, toh itu tetaplah uang sebesar 50 ribu rupiah!

"Demikianlah nilai kita di mata Tuhan. Sejelek apapun, sebodoh apapun, sekotor apapun, semiskin apapun, betapapun berdosanya kita, Tuhan tidak menganggap kita berbeda. Nilai kita di mata Tuhan begitu besar, bahkan dosa-dosa kita sekalipun tidak menutupi nilai kita di mata Tuhan. Tuhan berusaha agar kita tidak hancur, agar kita tidak lenyap. Karena itu Ia mengutus anak-Nya, Yesus Kristus, untuk menyelamatkan kita dari dosa dan kehancuran."

Karena itu percayalah, sehina apapun kamu di dunia ini, tangan Tuhan tetap terbuka untukmu."


Oleh: Tidak Diketahui
Kiriman: **bassisette**


-------------------------------
Yohanes 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.


12 July 2008

Posted by Klinik Rohani Posted on July 12, 2008 | No comments

Minggu Biasa XV, 13 Juli 2008

Minggu Biasa XV, 13 Juli 2008


"Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah..."
(Mat 13:23)

Bacaan :
  • Yes 55:10-11;
  • Rm 8:18-23;
  • Mat 13:1-23.

“Orang yang mendengar firman itu dan mengerti, ia berbuah, ada yang seratus kali lipat.” Firman Tuhan itu hidup, tumbuh, berkembang, menghasilkan buah berlimpah. Itu dialami seorang Agustinus. Ia pemuda yang hidup ugal-ugalan, mencari kesenangan melulu, berbuat seenak perut. Suatu hari ia mendengar suara batin: Ambillah dan bacalah! Yang dimaksud itu kitab suci.

Karena penasaran, ia mulai membaca. Firman yang ia baca bagaikan benih yang menemukan segumpal tanah subur di padang gurun hatinya. Tanah yang dibasahi oleh air mata ibunya. Firman itu tumbuh dan menjadikan gurun hatinya sebuah hutan yang lebat. Agustinus bertobat, dan menjadi orang kudus. Firman yang kita baca, renungkan dan laksanakan pasti menghasilkan buah.



Sumber : http://www.ambicen.org/

Posted by Klinik Rohani Posted on July 12, 2008 | No comments

Berbahagialah dengan Apa Yang Kau Miliki

"Jangan mengingini isteri sesamamu, dan jangan menghasratkan rumahnya, atau ladangnya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya, atau keledainya, atau apapun yang dipunyai sesamamu."
Ulangan 5:21


Seperti yang dijelaskan oleh ayat di atas, kita harus merasa puas dengan apa yang telah kita miliki dan tidak boleh mengingini milik sesama kita yang tidak kita punyai. Mengapa?

Tentu saja Allah menginginkan kita mencapai tingkat kehidupan yang lebih tinggi dan memaksimalkan kehidupan kita sepenuhnya, tapi apa yang kita rasa terbaik bagi kita bukanlah yang terpenting bagi Allah. Contohnya, kita tentu mencintai pasangan kita, tapi tetap kita membandingkan dia dengan orang lain / tetangga yang lebih menarik, atau seorang wanita cantik di supermarket atau supermodel gagah di sampul depan majalah olahraga. "Jika istri saya dapat menurunkan 15 kg lagi, hubungan kami akan lebih harmonis." Anda mungkin berkata seperti ini. Atau, mungkin Anda berpikir "Hmmm... betapa lebih berbahagiannya saya jika saya memiliki uang lebih banyak." Atau dalam suatu percakapan, keluar celetukan, "Oh!! Saya akan berikan segala sesuatunya untuk dapat mencoba mengendarai mobil sport itu!"

Sekali lagi pertanyaan yang harus dijawab adalah, mengapa beberapa orang, daripada menghitung berkat yang telah mereka miliki memilih untuk memfokuskan perhatian mereka pada hal-hal yang mereka tidak miliki, atau hal-hal yang lebih besar dan lebih baik.

Tentu saja Anda boleh menginginkan hal-hal yang terbaik dalam kehidupan Anda, tetapi janganlah kita lupakan bahwa apa yang Allah anggap penting dan baik tidak selalu hal-hal yang selama ini kita prioritaskan. Emas, intan, mantel bulu, mobil mewah, rumah besar, pasangan dengan tubuh gagah seperti dewa Adonis atau lekukan indah seperti dewi Venus, tidak ada kaitannya dengan hubungan istimewa yang kita miliki bersama Allah. Tentu saja Allah menginginkan kita untuk hidup sehat dan makmur, tapi menyirami dan memperkaya kehidupan rohani kita bersama Tuhanlah yang terpenting di mataNya.

Hari ini, maukah Anda mengesampingkan hal-hal material dan sempit itu, dan meminta kepada Tuhan untuk memberikan kerinduan yang lebih mendalam untuk bersekutu denganNya, menyirami dan menyehatkan kehidupan rohani Anda?

Terjemahan Bebas: Azallea Lesmana (Untuk kalangan sendiri)


Oleh: Melanie Schurr
Kiriman: {-Bassisette-}


Posted by Klinik Rohani Posted on July 12, 2008 | No comments

PERTAHANKAN JANJI NIKAH

Nikmatilah hidup dengan isteri yang kaukasihi seumur hidupmu yang siasia, yang dikaruniakan TUHAN kepadamu di bawah matahari.
—Pengkhotbah 9:9

Bacaan: Kejadian 24:61-67

Seorang pria mengunjungi pendetanya untuk konseling. Di tangannya ada berlembar-lembar keluhan tentang istrinya. Setelah berjam-jam mendengarkan keluh kesahnya, pendetanya itu tidak dapat menahan lagi untuk tidak bertanya, "Jika istri Anda sedemikian buruknya, mengapa Anda menikahinya?" Segera pria itu menjawab dengan ketus, "Ia tidak seperti itu sebelumnya!" Pendeta yang tidak ragu dalam mengungkapkan pikirannya ini bertanya, "Jadi, apakah Anda ingin mengatakan bahwa istri Anda berubah menjadi seperti sekarang karena ia menikah dengan Anda?"

Terlepas dari benar atau tidaknya cerita itu, cerita tersebut menyatakan pelajaran penting yang dapat dipelajari. Kadang-kadang, perasaan terhadap pasangan kita mungkin bertambah dingin. Namun, cinta itu lebih dari perasaan semata—cinta adalah komitmen seumur hidup.

Meskipun kebanyakan orang memilih untuk menikah hanya karena cinta, tetapi dalam banyak kebudayaan, ada orang yang menikah karena telah dijodohkan. Di dalam kehidupan Ishak dan Ribka yang tercatat dalam kitab Kejadian, cinta timbul setelah pernikahan. Dikatakan dalam pasal 24 bahwa Ishak menikahi Ribka dan kemudian Ishak mencintainya (ay.67).

Cinta alkitabiah adalah memiliki makna kerelaan kita untuk melakukan apa yang baik bagi pasangan kita. Suami diperintahkan untuk "mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri" (Ef. 5:28).

Jadi, dalam ketaatan kepada Tuhan, marilah kita mempertahankan janji nikah kita untuk mencintai pasangan kita "sampai maut memisahkan kita." —AL

"Dalam masa suka dan duka," kami berjanji,
Melalui rasa sakit dan pergumulan;
Dan dengan pertolongan dan anugerah Allah
Kita akan menjaga janji ini sehidup semati.
—D. De Haan

============================

Cinta lebih dari sekadar perasaan, itu adalah suatu komitmen.


sumber : http://www.rbcintl.org/


--------------------------
I Korintus 7:10-11 Kepada orang-orang yang telah kawin aku -- tidak, bukan aku, tetapi Tuhan -- perintahkan, supaya seorang isteri tidak boleh menceraikan suaminya. Dan jikalau ia bercerai, ia harus tetap hidup tanpa suami atau berdamai dengan suaminya. Dan seorang suami tidak boleh menceraikan isterinya.

Matius 19:6 Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."

10 July 2008

Posted by Klinik Rohani Posted on July 10, 2008 | No comments

Ketika Jatuh Cinta ...

Cinta adalah nikmat Allah yang besar selain keimanan dan kesehatan. Cinta harus mampu menyucikan akal, menyingkirkan kekhawatiran dan membangkitkan semangat.

Cinta juga harus bisa mendorong manusia untuk memelihara hati yang mulia. Cinta tak lain adalah wujud timbangan akal dan rasa. Ia adalah ciptaan yang mulia. Bukan karena dorongan nafsu kubangkitkan cinta tapi kulihat cinta itu adalah hati yang mulia. Dalam konteks ini cinta bisa menjadi sesuatu yang baik jika dialihkan semua kekuatan cintanya kepada Allah semata. Sehingga sang pecinta mencintai Allah dengan segenap hati, jiwa dan raganya.

Di sini kita akan melihat bahwa jiwa orang-orang yang mabuk cinta laksana titik-titik embun yang lembut. Ia menyegarkan jiwa dan menguatkan raga. Cinta seperti inilah yang menjadi tujuan kebaikan manusia, puncak kenikmatan dan kesenangannya. Tidak ada yang bisa dilihat lebih indah oleh orang-orang yang saling mencintai seperti halnya pernikahan.

Begitulah seharusnya manusia ketika ia merasakan kenikmatan jatuh cinta. Hatinya tidak memburu seperti kerbau gila. Membabi babi buta seperti kehilangan akal sehat. Seorang manusia ketika jatuh cinta, tidak berpikiran seperti pencuri yang berencana mejarah kehormatan milik ornag lain. Seorang manusia tatkala jatuh cinta bukanlah penipu yang diliputi ketamakan dan kebusukan untuk mengambil kenikmatan tanpa mengikuti aturan.

Ketika manusia jatuh cinta, hatinya harus menjadi pengikut setia ajaran Sang Pemberi Cinta. Tidak ada tempat bagi unsur-unsur nafsu yang merusak. Semua harus melebur ke dalam ketaatan dan keinginan untuk menyayangi. Sebab setiap urusan seorang manusia harus berbuah kebaikan. Termasuk soal cinta. Ia harus membuka jalan menuju keindahan surga. Bukan sebaliknya menjerumuskan kepada kenestapaan api membara.

Ketika manusia jatuh cinta, Ia tidak berada dalam mesin mimpi yang membodohkan. Tak ubahnya seperti playstation atau ding-dong. Ia tidak mengejar ambisi khayalan yang kosong. Sebongkah harapan cinta berbau busuk dari kebun masa depan yang tandus. Cinta, bagi seorang amnusia, bukan sekedar bersentuhannya kulit badan. Bukan pula untuk merasakan nikmatnya mengenang bulu lembut di kening seorang perempuan yang meremang kala dikecup. Tidak juga hanya mengakui betapa sulitnya melupakan harum aroma tubuh kekasih yang mampu menyumpat kepala dan pikiran.

Ketika manusia jatuh cinta, ia sedang jatuh cinta pada keindahan ciptaan Allah. Bisa jadi itu hadir dalam wujud yang sedap dipandang mata. Mungkin juga berbentuk lantunan suara yang menyejukkan hati. Keindahan itu bisa nyata dalam kekuatan kesetiaan untuk berjuang bersama. Di mana kesederhanaan, ketaatan, kekuatan menolak nafsu setan dan penjagaan keyakinan akan Allah menjadi hiasan hari-hari yang panjang.

Ketika manusia jatuh cinta, ia harus beranjak dari egoisme pembangunan unsur diri kepada manfaat bagi umat. Ia mau tak mau harus menjadi unsur diri yang lebih berarti banyak ketimbang sebelumnya. Di mana keluarga adalah pilar utamanya. Suatu ketika hasil yang diharapkan akan menjadi buah manis bagi bangunan suatu bangsa. Sebuah masa depan yang lebih cerah yang dibangun dari generasi yang cerdas dan bijaksana. Harapan ini tidak lain akan keluar dari rahim cinta para manusia.



sumber : -
di kirim oleh : Gundolo Sosro


09 July 2008

Posted by Klinik Rohani Posted on July 09, 2008 | No comments

FILSAFAT BUAH

1. Jadilah Jagung, Jangan Jambu Monyet.
Jagung membungkus bijinya yang banyak, sedangkan jambu monyet memamerkan bijinya yang cuma satu-satunya.
Artinya : Jangan suka pamer

2. Jadilah pohon Pisang.
Pohon pisang kalau berbuah hanya sekali, lalu mati.
Artinya : Kesetiaan dalam pernikahan.

3. Jadilah Duren, jangan kedondong
Walaupun luarnya penuh kulit yang tajam, tetapi dalamnya lembut dan manis.
hmmmm, beda dengan kedondong, luarnya mulus, rasanya agak asem dan di dalamnya ada biji yang berduri.
Artinya : Don't Judge a Book by The Cover.. jangan menilai orang dari luarnya saja.

4. Jadilah bengkoang.
Walaupun hidup dalam kompos sampah, tetapi umbinya isinya putih bersih.
Artinya : Jagalah hati jangan kau nodai.

5. Jadilah Tandan Pete, bukan TandanRambutan.
Tandan pete membagi makanan sama rata ke biji petenya, semua seimbang, tidak seperti rambutan.. ada yang kecil ada yang gede.
Artinya : Selalu adil dalam bersikap.

6. Jadilah Cabe.
Makin tua makin pedas.
Artinya : Makin tua makin bijaksana.

7. Jadilah Buah Manggis
Bisa ditebak isinya dari pantat buahnya.
Artinya : Jangan Munafik

8. Jadilah Buah Nangka
Selain buahnya, nangka memberi getah kepada penjual atau yg memakannya.
Artinya : Berikan kesan kepada semua orang (tentunya yg baik).


:: iT iS nIcE tO bE iMpOrTaNt.. bUt mOrE iMpOrTaNt tO aLwAyS bE nIcE ::



sumber : -
di kirim oleh : Robert Sitinjak


Posted by Klinik Rohani Posted on July 09, 2008 | No comments

Hidup boros

Penyebab hidup boros diantaranya adalah karena kejahilan dan kebodohan kita.

Karena kita kurang ilmu, kurang pengetahuan bisa menyebabkan boros. Beberapa hari lalu saya berbincang dengan tukang becak yang biasa mangkal di perumahan saya, daerah bekasi. Dia terlihat sedang sedih.

"Pusing Mas, tidak cukup untuk biaya anak-anak, susah sekarang mencari nafkah, buat rokok aja tidak cukup".sedih

Lalu saya tanya "memangnya Abang berapa penghasilan?"soal

"Kadang Rp.12.000,- kalau merokok daripada pusing"

"Berapa sebungkus?"

"Justru itu sekarang Rp. 5.000,-"

"Sehari berapa bungkus?"

"Orang lain mah 3 bungkus, kalo abang mah cuma 2 bungkus".

"Berarti Rp.5.000 X 2 = Rp.10.000,-X sebulan,=Rp. 300.000,- , jika dikali setahun menjadi 3.600.000,-, itu belum termasuk korek apinya, belum baju bolong, karena tidak pandai berhitung dengan baik. Anak bayaran Rp.10.000,- tidak dapat dibayarkan sehingga dikeluarkan dari sekolah, tapi kalau untuk merokok Rp.300.000,-sebulan bisa".hah

* * * * * *

Banyak diantara kita yang tidak mengerti resiko apa yang kita lakukan karena kejahilan kita.
Makin kita kurang ilmu, makin kurang pengetahuan, makin berpeluang hidup boros, makanya negara-negara kurang ilmu sudah miskin boros lagi.

Sekarang pilihan ada pada kita sendiri, hendak menjadi orang yang miskin tapi boros atau orang yang kaya dan smart?...fikir



sumber : -
di kirim oleh : Gundolo Sosro

08 July 2008

Posted by ShureX Posted on July 08, 2008 | No comments

POLA PIKIR YANG FATAL

Musa dan Harun telah melakukan segala mujizat ini di depan Firaun. Tetapi TUHAN mengeraskan hati Firaun, sehingga tidak membiarkan orang Israel pergi dari negerinya. —Keluaran 11:10


Bacaan: Keluaran 11

Ketika Firaun tidak membiarkan orang Israel meninggalkan Mesir, ribuan orang Mesir yang tidak bersalah meninggal karena kekerasan hatinya. Mungkin karena mengetahui apa yang akan terjadi pada anak sulung penduduk Mesir di malam Paskah pertama itulah yang menyebabkan Musa sangat murka ketika ia meninggalkan Firaun (Kel. 11:8). Malam itu akan menjadi malam kedukaan dan kesedihan karena penguasa negara itu memiliki pola pikir yang fatal.

Mudah bagi saya untuk mencerca ketidaktaatan Firaun yang disengaja kepada Allah, namun sangat sulit untuk melihat ketidaktaatan saya sendiri. Namun, pasal ini memaksa saya untuk bertanya, "Apakah sikap saya menghambat hidup orang lain yang hidup dekat dengan saya?"

Oswald Chambers berkata: "Hak untuk hidup ditekankan dalam seluruh isi Alkitab. Selama saya tidak membunuh orang, hukum tidak dapat menjamah saya, tetapi apakah ada seseorang yang bergantung kepada saya dan saya tidak memberinya hak hidup sedikit pun? Seseorang yang terhadapnya saya pelihara kebencian saya yang tak terampuni? 'Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia' (1 Yoh. 3:15)."

Hati kita menjadi keras seiring dengan penolakan yang berulang kali kita lakukan untuk berserah kepada Allah. Namun, hati kita dapat dilunakkan dengan ketaatan. Ketika kita mengatakan "ya" kepada Allah, hasilnya sungguh melegakan dan memberikan kelepasan yang memberi hidup bagi keluarga, rekan-rekan kerja, dan kawan-kawan kita.

Bagaimanakah pola pikir saya hari ini? —DCM

Ku berterima kasih untuk kesabaran-Mu, Tuhan,
Karena aku sering menyimpang,
Tetapi, oh aku merasakan sukacita
Ketika aku menaati firman-Mu.
—Stairs


==============================
Jalan ketaatan adalah jalan berkat.



sumber : http://www.rbcintl.org/

Posted by ShureX Posted on July 08, 2008 | No comments

Harapan Orang Cerdas

Menyesali masa lampau, hanya akan menimbulkan keluluhan. Apa yang belum tiba, itu belum ada. Dengan menyadari hal ini, apabila muncul harapan, orang cerdas siapakah yang akan melewatinya begitu saja ?


di kirim oleh : shane sunpei
Posted by ShureX Posted on July 08, 2008 | No comments

Putriku Mengeluh ...

Selama ini Aku selalu sibuk dengan pekerjaanku, ketika berangkat kerja anaku masih tertidur dan ketika aku pulang kerja anakku sudah tidur

Tak terasa anaku Larasati sudah berumur 5 thn dan tak kuduga sudah mulai kritis dengan apa yang terjadi dengan yang tidak sesuai dengan pikirannya

Ketika bangun pagi dia tidak mau pergi ke sekolah, dan wajahnya masih terus ditutup bantal lalu ku tanya "ayo Larasati bangung nanti telat kesekolah"

"aku sebel sama Papa, aku tidak mau sekolah" kata larasati bermalas-malasan "Kenapa ?" tanyaku "aku selalu kalah sama teman2ku, kapan aku menang? kapan Papa pulang kerja sore?" jawab larasati.

lalu aku bertanya dengan istriku ada apa nih?, lalu di cerita Setiap sore banyak temen2 Larasati main didepan rumah, waktu itu sekitar jam 5-6 sore, dan waktu mereka bermain ada salah satu bapak mereka pulang, lalu anak yang bapaknya pulang berteriak ..."horee...aku juara satu... bapaku pulang duluan.. " begitu sterusnya..

dan yang paling mengenaskan sampai hatiku sedih...anaku Larasati selalu kalah, sampai teman2nya bubar dia masih jongkok menunggu Papanya dan haripun gelap

Tanpa kita sadari, segala sesuatu yang kita anggap sepele dan biasa ternyata sangat bearti buat orang yang kita sayangi

==========================================================================

Jangan sia-siakan waktu anda, berkumpullah bersama orang-orang yang menyayangi dan anda sayangi.


sumber : -
di kirim oleh : Gundolo Sosro

05 July 2008

Posted by ShureX Posted on July 05, 2008 | No comments

When Fun is Not Fun At All

July 6 Sunday Reflection

“For if you live according to the flesh, you will die.”
–Romans 8:13


Readings:
  • Zechariah 9:9-10
  • Psalm 145:1-2,8-9,10-11,13-14
  • Romans 8:9,11-13
  • Matthew 11:25-30

Year after year, talking to the OB-Gyne for my annual pap smear test is such an ordeal. Here’s how it normally goes:

OB-Gyne: Age?
My answer: Thirty-six.
OB-Gyne: Married?
My answer: Single.
OB-Gyne: Sexually active?
My answer: No.

Then I’d hear this sarcastic comment again. “What have been doing with your life? You’re missing all the fun!”

Promiscuity has become an acceptable norm in our society. How sad that what is meant to be the expression of deep love between a man and woman joined forever in marriage can be trivialized as merely a way of enjoyment. What could have been a gift of oneself to another has led to the cravings of the flesh. No wonder, serious illnesses related to sexual activities are becoming more prevalent.

However we define promiscuity, it is one of the most destructive sins. It will always take us further than we intended to play, keep us longer than we intended to stay and cost us more than we’re willing to play. –Jane Gonzales

Reflection:
Remember, what we feed ourselves may control us.

Prayer:
Father, forgive us for feeding the cravings of our sinful flesh. In Jesus’ name we pray. Amen.

St Dominica , martyr in Campania Italy, pray for us.



sent by : ChristianYouth

Posted by ShureX Posted on July 05, 2008 | No comments

SERANGGA YANG TERJEBAK

Seekor serangga terbang, entah itu lalat, kupu-kupu, laron, capung atau yang lainnya, sering kali terlihat terjebak berpusing di balik dinding kaca. Dia berusaha membebaskan diri untuk keluar dari ruang tertutup yang melingkunginya menuju tempat terbuka yang bebas dan terang benderang. Berkali-kali kepala dan tubuhnya dibawa terbang melampaui hamparan kaca yang jernih. Berkali-kali itu pula ia terbentur sekat yang meskipun tiada terlihat tetapi kokoh dan tak bergeming sedikitpun. Kadang ia berhenti sejenak seperti sedang menghimpun tenaga baru untuk kemudian terus mencoba dan mencoba lagi.

Kalau Tuhan berkehendak menolongnya ia akan menemukan jalan bagaimana meloloskan diri atau melalui tangan manusia yang membantunya melampaui dinding kaca itu. Kalau tidak ia akan berkisar turun naik di sekitar tempat itu sampai maut menjemputnya. Ketika badannya tak lagi bergerak Tuhan pun berkenan menggerakkan kawanan semut, serangga jenis yang lain, untuk membawanya pergi dari situ atau dikerubuti hingga tinggal sayap dan bagian tubuh yang lain yang tidak disantap semut.

Yang mungkin bisa kita amati dari kejadian itu adalah sebagai berikut:
  1. Dalam kehidupan ini kita sering terjebak situasi seperti dialami serangga tadi, berputar pada suatu persoalan yang bahkan kita tidak dapat mengidentifikasinya dengan jelas namun kita sadari keberadaannya. Serangga tadi tidak memiliki pengetahuan benda apa yang menghijabnya dari dunia yang ditujunya. Kitapun sering kekurangan pengetahuan atau mungkin tidak tahu sama sekali persoalan yang sedang dihadapi maka kita tidak akan pernah memecahkannya dengan tuntas. Tahu-tahu waktu sudah habis, umur sudah tuntas, tak ada lagi yang tersisa...
  2. Untuk memecahkan masalah dengan efektif kita memerlukan pengetahuan tentang hakikat masalahnya. Informasi tentang hakikat atau substansi suatu masalah bisa diperoleh dari berbagai sumber bahkan pada pokok masalah itu sendiri. Namun ada saatnya semua sumber yang kita kenal tidak menyediakan informasi yang kita inginkan. Saat itulah kita memerlukan sumber dari segala sumber informasi dan pengetahuan yaitu TUHAN. Kita memerlukanNYA untuk keluar dari pusingan atau kemelut persoalan yang tiada kunjung selesai.
  3. Tuhan adalah tempat semua menuju, meminta pengetahuan dan petunjuk, memohon bimbingan dan pertolongan. Ada masalah yang justru dikehendaki Tuhan untuk dihadapi seseorang untuk pembuktian kebenaran imannya. Saat itu masalah bernilai ujian. Ajaibnya Tuhan pula berkenan memberikan jawaban atas persoalan bagaimanapun rumitnya apabila seseorang memintanya.
  4. Saat itulah seseorang mulai menyadari bahwa ia memerlukan Tuhan dalam menghadapi setiap ujian. Semakin besar, semakin sulit maka semakin ia memerlukan kehadiran KuasaNYA dalam proses pemecahan masalah dan mengatasi ujian-ujian tersebut. Tak ada alasan untuk bersikukuh bertahan pada kekuatan ego diri yang lemah dan sering buta atau tak mampu melihat banyak hal. Dalam hal ini pemecahan masalah yang efektif ternyata memerlukan kerendahan hati dan meminimalkan ego diri. Keyakinan diri yang berlebihan dan menihilkan pertolongan Tuhan akan mendorong munculnya kesombongan. Sebaliknya kepasrahan tanpa ikhtiar juga mencerminkan kemalasan dan sikap pasif individu. Kesungguhan dalam berusaha dan penyerahan diri secara sadar dan konstruktif adalah sikap yang ideal.
  5. Hikmah lain adalah bahwa masalah seseorang bisa jadi berkah bagi orang yang lain. Ini adalah kenyataan, mau tidak mau, suka atau tidak suka, sering kita lihat justru dari situasi problematis yang dihadapi seseorang ada orang lain yang mendapat berkah darinya. Kematian serangga terbang adalah berkah bagi kawanan semut yang perlu makan. Tiada mungkin bagi semut menjangkau serangga yang punya sayap maka dengan caranya sendiri Tuhan berkenan mengirimkan makanan kepada makhluk-makhlukNYA yang melata di muka bumi. Semua itu adalah bukti kemurahan Tuhan.

Jadi percayalah bahwa se-berat apapun, se-sulit apapun beban hidup yang anda hadapi, serahkan semuanya kepada Tuhan. Karena hanya di dalam nama Tuhan maka segala persoalan akan selalu ada jalan keluar.


sumber : -
di kirim oleh : Gundolo Sosro



=============================

"Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu'"
(1Petr 5:7)
"Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu."
(Mat 11:28)

04 July 2008

Posted by ShureX Posted on July 04, 2008 | No comments

Setiap Langkah Adalah Anugerah

Seorang profesor diundang untuk berbicara di sebuah basis militer pada tanggal 1 Desember. Di sana ia berjumpa dengan seorang prajurit yang tak mungkin dilupakannya, bernama Ralph. Ralph yang dikirim untuk menjemput sang profesor di bandara. Setelah saling memperkenalkan diri, mereka menuju ke tempat pengambilan kopor.

Ketika berjalan keluar, Ralph sering menghilang. Banyak hal yang dilakukannya. Ia membantu seorang wanita tua yang kopornya jatuh dan terbuka. Kemudian mengangkat dua anak kecil agar mereka dapat melihat sinterklas. Ia juga menolong orang yang tersesat dengan menunjukkan arah yang benar. Setiap kali, ia kembali ke sisi profesor itu dengan senyum lebar menghiasi wajahnya.

"Dari mana Anda belajar melakukan hal-hal seperti itu ?" tanya sang profesor.
"Melakukan apa ?" kata Ralph.
"Dari mana Anda belajar untuk hidup seperti itu?"
"Oh," kata Ralph, "selama perang, saya kira."

Lalu ia menuturkan kisah perjalanan tugasnya di Vietnam. Juga tentang tugasnya saat membersihkan ladang ranjau, dan bagaimana ia harus menyaksikan satu per satu temannya tewas terkena ledakan ranjau di depan matanya. "Saya belajar untuk hidup di antara pijakan setiap langkah,"katanya.

"Saya tak pernah tahu apakah langkah berikutnya merupakan pijakan yang terakhir, sehingga saya belajar untuk melakukan segala sesuatu yang sanggup saya lakukan tatkala mengangkat dan memijakkan kaki. Setiap langkah yang saya ayunkan merupakan sebuah dunia baru, dan saya kira sejak saat itulah saya menjalani kehidupan seperti ini." Kelimpahan hidup tidak ditentukan oleh berapa lama kita hidup, tetapi sejauh mana kita menjalani kehidupan yang berkualitas.


Nilai manusia bukan bagaimana ia mati, melainkan bagaimana ia hidup; bukan apa yg ia peroleh, melainkan apa yg telah ia berikan; bukan apa pangkatnya, melainkan apa yg telah diperbuat dengan tugas yg diberikan Tuhan kepadanya.


sumber : -
di kirim oleh : Gundolo Sosro


===========================
Amsal 14:15 Orang yang tak berpengalaman percaya kepada setiap perkataan, tetapi orang yang bijak memperhatikan langkahnya.

I Samuel 2:9 Langkah kaki orang-orang yang dikasihi-Nya dilindungi-Nya, tetapi orang-orang fasik akan mati binasa dalam kegelapan, sebab bukan oleh karena kekuatannya sendiri seseorang berkuasa.

Amsal 19:2 Tanpa pengetahuan kerajinan pun tidak baik; orang yang tergesa-gesa akan salah langkah.



03 July 2008

Posted by ShureX Posted on July 03, 2008 | No comments

Telepon ke rumah Tuhan

Bayangkan bila pada saat kita berdoa dan mendengar ini:
"Terima kasih, Anda telah menghubungi Rumah Tuhan ". Pilihlah salah satu:
* Tekan 1 untuk 'meminta'.
* Tekan 2 untuk 'mengucap syukur'.
* Tekan 3 untuk 'mengeluh'.
* Tekan 4 untuk 'permintaan lainnya'."

Atau, bagaimana jika Malaikat memohon maaf seperti ini:
"Saat ini semua malaikat sedang membantu pelanggan lain. Tetaplah menunggu. Panggilan Anda akan dijawab berdasarkan urutannya."

Bisakah Anda bayangkan bila pada saat berdoa, Anda mendapat respons seperti ini:
"Jika Anda mau bicara dengan Malaikat, :
tekan 1. Dengan Malaikat penjaga neraka,
tekan 2. Dengan malaikat lainnya,
tekan 3. Jika Anda ingin mendengar renungan saat Anda menunggu,
tekan 4. "Untuk jawaban pertanyaan tentang hakekat surga & neraka, silahkan tunggu sampai Anda tiba disini!!"

Atau bisa juga Anda mendengar ini :
"Komputer kami menunjukkan bahwa Anda telah satu kali menelpon hari ini, Silakan mencoba kembali esok hari."

"Kantor ini ditutup pada akhir minggu. Silakan menelpon kembali hari Senin setelah pukul 9 pagi.

" Puji Tuhan, bahwa Tuhan mengasihi kita, Anda dapat menelponNya setiap saat!!!

Anda hanya perlu untuk memanggilnya kapan saja, dimana saja entah itu di rumah, di kantor, di perjalanan, dalam kesusahan, dalam kegembiraan, dalam kebimbangan dan DIA pasti mendengar Anda. Karena bila kita memanggil Tuhan, Anda tidak akan pernah mendapat nada sibuk. Tuhan menerima setiap panggilan dan mengetahui siapa pemanggilnya secara pribadi.

Ketika Anda memanggil, Tuhan menjawab;
Anda menangis minta tolong dan Dia akan berkata :
"Ini Aku" (Yesaya 58:9)

Ketika Anda memanggil, gunakan "Nomor Telepon Darurat" di bawah ini:

ü Saat berduka cita, putar Yohanes 14

ü Ketika dikecewakan sesama, putar Mazmur 27

ü Jika Anda ingin berbuah, putar Yohanes 15

ü Ketika Anda berdosa, putar Mazmur 51

ü Ketika Anda khawatir, putar Matius 6:19-34

ü Ketika Anda dalam bahaya, putar Mazmur 91

ü Ketika Tuhan terasa jauh, putar Mazmur 139

ü Ketika iman Anda perlu dikuatkan, putar Ibrani 11

ü Ketika Anda merasa sendiri dan takut, putar Mazmur 23

ü Ketika hidup Anda sedang dalam kepahitan, putar 1 Korintus13

ü Untuk rahasia kebahagiaan Paulus, putar Kolose 3:12-17

ü Ketika Anda merasa kecewa dan ditinggalkan, putar Roma 8:31-39

ü Ketika Anda menginginkan kedamaian& ketenangan, putar
Matius 11 : 25 - 30

ü Ketika dunia terlihat lebih besar dari Tuhan, putar Mazmur 90

ü Ketika Anda berangkat kerja atau berpergian, putar Mazmur 121

ü Untuk penemuan/kesempatan besar, putar Yesaya 55

ü Ketika Anda membutuhkan keberanian untuk suatu tugas, putar Yosua 1

ü Supaya Anda dapat bergaul dengan baik terhadap sesama, putar Roma 12

ü Ketika Anda memikirkan kekayaaan, putar Markus 10

ü Saat Anda mengalami depresi, putar Mazmur 27

ü Jika Anda kesulitan keuangan, putar Mazmur 37

ü Jika Anda kehilangan kepercayaan terhadap orang,putar 1 Korintus 13

ü Jika orang di sekitar kita tampak berlaku tidak baik, putar Yohanes 15

ü Jika Anda putus asa dengan pekerjaan, putar Mazmur 126

ü Ketika Anda menemukan dunia mengecil dan Anda merasa besar, putar Mazmur 19

Nomor-nomor tersebut dapat langsung dihubungi. Operator tidak diperlukan. Seluruh saluran ke Surga terbuka 24 jam sehari!

Dan, yang penting, bagikan daftar telepon ini kepada orang-orang di sekeliling kita. Siapa tahu mungkin mereka sedang membutuhkannya

Sudahkah anda menghubungi Tuhan hari ini??......


Sumber : -
di kirim oleh : Gundolo Sosro


=============================
Filipi 4:6 Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.

Mat 11:28 "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu."
Posted by ShureX Posted on July 03, 2008 | 2 comments

Matahari dan Phoenix

Seorang wanita bertanya pada seorang pria tentang cinta dan harapan.

Wanita berkata ingin menjadi bunga terindah di dunia dan pria berkata ingin menjadi matahari. Wanita tidak mengerti kenapa pria ingin jadi matahari, bukan kupu kupu atau kumbang yang bisa terus menemani bunga.

Wanita berkata ingin menjadi rembulan dan pria berkata ingin tetap menjadi matahari. Wanita semakin bingung karena matahari dan bulan tidak bisa bertemu, tetapi pria ingin tetap jadi matahari. Wanita berkata ingin menjadi Phoenix yang bisa terbang ke langit jauh di atas matahari dan pria berkata ia akan selalu menjadi matahari.

Wanita tersenyum pahit dan kecewa. Wanita sudah berubah 3x namun pria tetap keras kepala ingin jadi matahari tanpa mau ikut berubah bersama wanita. Maka wanita pun pergi dan tak pernah lagi kembali tanpa pernah tahu alasan kenapa pria tetap menjadi matahari.

Pria merenung sendiri dan menatap matahari.

Saat wanita jadi bunga, pria ingin menjadi matahari agar bunga dapat terus hidup. Matahari akan memberikan semua sinarnya untuk bunga agar ia tumbuh, berkembang dan terus hidup sebagai bunga yang cantik. Walau matahari tahu ia hanya dapat memandang dari jauh dan pada akhirnya kupu kupu yang akan menari bersama bunga. Ini disebut kasih yaitu memberi tanpa pamrih.

Saat wanita jadi bulan, pria tetap menjadi matahari agar bulan dapat terus bersinar indah dan dikagumi. Cahaya bulan yang indah hanyalah pantulan cahaya matahari, tetapi saat semua makhluk mengagumi bulan siapakah yang ingat kepada matahari. Matahari rela memberikan cahaya nya untuk bulan walaupun ia sendiri tidak bisa menikmati cahaya bulan, dilupakan jasanya dan kehilangan kemuliaan nya sebagai pemberi cahaya agar bulan mendapatkan kemuliaan tersebut. Ini disebut dengan Pengorbanan, menyakitkan namun sangat layak untuk cinta.

Saat wanita jadi Phoenix yang dapat terbang tinggi jauh ke langit bahkan di atas matahari, pria tetap selalu jadi matahari agar Phoenix bebas untuk pergi kapan pun ia mau dan matahari tidak akan mencegahnya.

Matahari rela melepaskan phoenix untuk pergi jauh, namun matahari akan selalu menyimpan cinta yang membara di dalam hatinya hanya untuk phoenix.

Matahari selalu ada untuk Phoenix kapan pun ia mau kembali walau phoenix tidak selalu ada untuk matahari. Tidak akan ada makhluk lain selain Phoenix yang bisa masuk ke dalam matahari dan mendapatkan cinta nya. Ini disebut dengan Kesetiaan, walaupun ditinggal pergi dan dikhianati namun tetap menanti dan mau memaafkan.

Pria tidak pernah menyesal menjadi matahari bagi wanita.


sumber : -
di kirim oleh : imoel


  • Text Widget