Pakai penutup kepala jaketmu, hari ini salju turun lebat, katanya sih 10 inchi.
"Ah," tampikku ga percaya, aku malas sih memakai penutup kepala di jaketku , terlalu berat nanti untuk kesana kemari. "He, he, he, kamu ga percaya yah kalo salju turun lebat hari ini, lihat nih," tangan gadis Tunisia ini menarik vertical blind.
"Weleh, bener juga," segera tanganku dengan sigap melekatkan penutup kepala ke jaketku. Aku sudah membayangkan, salju pasti menutupi mobilku. Maksudku mobil temanku yang dipinjamkan ke aku. Pinjam? Maksudku yang diberikan gratis kepadaku. Gratis? Well that's the truth, free of charge.
Dengan agak terseok - seok aku turun melalui tangga, lebih cepat, daripada harus pakai lift. Hari terakhir liburan di rumah temanku, hari ini aku akan kembali ke rumahku, rumahku? Ah bukan, rumah bibiku. Bibi dari mana ? Mmmm bibi dari rasa ingin membantu mahasiswa miskin macam aku. Aku tersenyum sendiri, ternyata orang baik itu ada dimana - dimana, yah dimana-mana. Dan kebaikan itu turun dengan lebat seperti salju diluar sana.
Benar saja, salju menutupi mobilku. Wah harus kerja keras nih! Kulihat dua orang bapak berkulit hitam sedang mengutak atik mobil.
"Hey, How you do in'?" sapa salah seorang bapak. Biasa tipikal American greeting, kenal ga kenal, pasti ngasih salam, plus senyum lagi.
"I am doing good," sapaku ga kalah ramah, khas Indonesia, ingat kata temanku. Indonesia banget yah..hehehehe.
"Hey, hati - hati," ucapnya sambil tersenyum. "Excuse me?" maklumlah deru salju yang turun plus penutup kepala membuat suara yang datang ke kupingku tak lagi jelas.
"I said, be careful," ulangnya ramah.
"Thank you, Sir," dengan hidungku yang kembang kempis. Duh senangnya ada yang memperhatikan hehehehe.
Segera kunyalakan mesin mobil, dan dengan sigap kuraih sapu pembersih salju dari jok belakang. Duh! Ternyata hidup di negara bermusim salju ini ribet deh.
Kuperhatikan kaca mobilku, depan belakang, dan samping kanan sudah tertutupi es, bukan salju lagi, malas banget ah! Kan keras! Mana dingin lagi. Mana lupa pake sarung tangan lagi. Akhirnya kuputuskan untuk duduk saja didalam mobil sambil menunggu es mencair kena udara panas dari heater.
Kuputar musik dari kaset yang kubeli di toko resale kemarin, lumayan banget 50 sen untuk sebuah Richard Clyderman, fuihhhhhh. Aku merasa beruntung banget. Hehehehe dasar wong Indonesia.
Phantom of the Opera mendayu - dayu lembut dari piano yang dipencet bang Richard. Sembari memperhatikan salju yang jatuh tak henti - hentinya dari kaca mobil, alamakkkk aku merasa bak duduk di salah satu balkoni termahal di sebuah art of performing center di windy city ini. SubhanTuhan, betapa indahnya ternyata dunia ini.
Kruk, kruk, kruk. Imaginasiku terkejut, kutolehkan kepalaku kearah suara. Oh Tuhan, salah seorang bapak berkulit hitam, sedang membersihkan es di sisi kanan kaca mobilku, dengan giat dia menggerus - gerus mencoba untuk membersihkan es bandel yang melekat, aku ternganga, wah mau apa dia. Otakku pun berkelebat dengan kata - kata "be careful" dan cerita teman - teman tentang penodongan seorang mahasiswa di daerah apartemen tersebut beberapa hari yang lalu.
Ya Tuhan, gimana nih. Cepat - cepat ku lock pintu mobilku, but dengan senyum dia terus menggaruk - garuk es di kaca depan mobilku. mmmm, tak perlu ragu lagi! Dengan sigap kubuang pikiran negatif di kepalaku, aku tau dia tulus ingin menolongku membersihkan mobilku, karena kulihat mobilnya yang beberapa spot dari aku sudah bersih.
Kubuka pintu mobil, dengan setengah berteriak kubilang terima kasih padanya, tak dinyana es dan salju berebutan masuk kemulutku yang terbuka, dengan cepat dia bilang, "That's OK, go inside your car," sembari tangannya terus menggerus - gerus es di di kaca depan mobilku.
Aku masuk kedalam mobil, kali ini tidak ku lock, kuperhatikan dia membersihkan kaca samping kiriku walaupun tidak tertutup es, dan dengan cepat di pindah kebagian belakang kaca mobilku.tangannya pun sibuk menggerus-gerus es. Kruk..kruk..kruk.
Seketika hatikupun ikut tergerus. Tuhan, beberapa menit yang lalu hatiku diliputi ketakutan. Ternyata dia hanya ingin menolongku. Gadis yang mungkin disangkanya tak akan sanggup berada lama - lama diluar walaupun hanya untuk menggerus es di kaca mobilnya. Oh Tuhan, maafkan hambaMu ini.
Richard Clyderman sekarang sedang memainkan "Yesterday". Si Bapak telah selesai "menunaikan tugas kebaikannya" , dia tersenyum kapadaku, dia berlari ke mobilnya, kulambaikan tangan dan ku pencet klaksonku sambil menjalanku mobil..
Apa yang harus kukatakan sekarang ??????? Ternyata orang baik ada dimana - mana. Dan kebaikan itu turun dengan lebat seperti salju di luar sana.
Yesterday, all my troubles seemed so far away Now it looks as though they're here to stay Oh, I believe in yesterday.
Suddenly, I'm not half the man i used to be, There's a shadow hanging over me.
Oh, yesterday came suddenly..
"Ah," tampikku ga percaya, aku malas sih memakai penutup kepala di jaketku , terlalu berat nanti untuk kesana kemari. "He, he, he, kamu ga percaya yah kalo salju turun lebat hari ini, lihat nih," tangan gadis Tunisia ini menarik vertical blind.
"Weleh, bener juga," segera tanganku dengan sigap melekatkan penutup kepala ke jaketku. Aku sudah membayangkan, salju pasti menutupi mobilku. Maksudku mobil temanku yang dipinjamkan ke aku. Pinjam? Maksudku yang diberikan gratis kepadaku. Gratis? Well that's the truth, free of charge.
Dengan agak terseok - seok aku turun melalui tangga, lebih cepat, daripada harus pakai lift. Hari terakhir liburan di rumah temanku, hari ini aku akan kembali ke rumahku, rumahku? Ah bukan, rumah bibiku. Bibi dari mana ? Mmmm bibi dari rasa ingin membantu mahasiswa miskin macam aku. Aku tersenyum sendiri, ternyata orang baik itu ada dimana - dimana, yah dimana-mana. Dan kebaikan itu turun dengan lebat seperti salju diluar sana.
Benar saja, salju menutupi mobilku. Wah harus kerja keras nih! Kulihat dua orang bapak berkulit hitam sedang mengutak atik mobil.
"Hey, How you do in'?" sapa salah seorang bapak. Biasa tipikal American greeting, kenal ga kenal, pasti ngasih salam, plus senyum lagi.
"I am doing good," sapaku ga kalah ramah, khas Indonesia, ingat kata temanku. Indonesia banget yah..hehehehe.
"Hey, hati - hati," ucapnya sambil tersenyum. "Excuse me?" maklumlah deru salju yang turun plus penutup kepala membuat suara yang datang ke kupingku tak lagi jelas.
"I said, be careful," ulangnya ramah.
"Thank you, Sir," dengan hidungku yang kembang kempis. Duh senangnya ada yang memperhatikan hehehehe.
Segera kunyalakan mesin mobil, dan dengan sigap kuraih sapu pembersih salju dari jok belakang. Duh! Ternyata hidup di negara bermusim salju ini ribet deh.
Kuperhatikan kaca mobilku, depan belakang, dan samping kanan sudah tertutupi es, bukan salju lagi, malas banget ah! Kan keras! Mana dingin lagi. Mana lupa pake sarung tangan lagi. Akhirnya kuputuskan untuk duduk saja didalam mobil sambil menunggu es mencair kena udara panas dari heater.
Kuputar musik dari kaset yang kubeli di toko resale kemarin, lumayan banget 50 sen untuk sebuah Richard Clyderman, fuihhhhhh. Aku merasa beruntung banget. Hehehehe dasar wong Indonesia.
Phantom of the Opera mendayu - dayu lembut dari piano yang dipencet bang Richard. Sembari memperhatikan salju yang jatuh tak henti - hentinya dari kaca mobil, alamakkkk aku merasa bak duduk di salah satu balkoni termahal di sebuah art of performing center di windy city ini. SubhanTuhan, betapa indahnya ternyata dunia ini.
Kruk, kruk, kruk. Imaginasiku terkejut, kutolehkan kepalaku kearah suara. Oh Tuhan, salah seorang bapak berkulit hitam, sedang membersihkan es di sisi kanan kaca mobilku, dengan giat dia menggerus - gerus mencoba untuk membersihkan es bandel yang melekat, aku ternganga, wah mau apa dia. Otakku pun berkelebat dengan kata - kata "be careful" dan cerita teman - teman tentang penodongan seorang mahasiswa di daerah apartemen tersebut beberapa hari yang lalu.
Ya Tuhan, gimana nih. Cepat - cepat ku lock pintu mobilku, but dengan senyum dia terus menggaruk - garuk es di kaca depan mobilku. mmmm, tak perlu ragu lagi! Dengan sigap kubuang pikiran negatif di kepalaku, aku tau dia tulus ingin menolongku membersihkan mobilku, karena kulihat mobilnya yang beberapa spot dari aku sudah bersih.
Kubuka pintu mobil, dengan setengah berteriak kubilang terima kasih padanya, tak dinyana es dan salju berebutan masuk kemulutku yang terbuka, dengan cepat dia bilang, "That's OK, go inside your car," sembari tangannya terus menggerus - gerus es di di kaca depan mobilku.
Aku masuk kedalam mobil, kali ini tidak ku lock, kuperhatikan dia membersihkan kaca samping kiriku walaupun tidak tertutup es, dan dengan cepat di pindah kebagian belakang kaca mobilku.tangannya pun sibuk menggerus-gerus es. Kruk..kruk..kruk.
Seketika hatikupun ikut tergerus. Tuhan, beberapa menit yang lalu hatiku diliputi ketakutan. Ternyata dia hanya ingin menolongku. Gadis yang mungkin disangkanya tak akan sanggup berada lama - lama diluar walaupun hanya untuk menggerus es di kaca mobilnya. Oh Tuhan, maafkan hambaMu ini.
Richard Clyderman sekarang sedang memainkan "Yesterday". Si Bapak telah selesai "menunaikan tugas kebaikannya" , dia tersenyum kapadaku, dia berlari ke mobilnya, kulambaikan tangan dan ku pencet klaksonku sambil menjalanku mobil..
Apa yang harus kukatakan sekarang ??????? Ternyata orang baik ada dimana - mana. Dan kebaikan itu turun dengan lebat seperti salju di luar sana.
Yesterday, all my troubles seemed so far away Now it looks as though they're here to stay Oh, I believe in yesterday.
Suddenly, I'm not half the man i used to be, There's a shadow hanging over me.
Oh, yesterday came suddenly..
0 Komentar:
Post a Comment
Setelah dibaca apa anda punya komentar untuk artikel diatas ?
Jika anda merasa tersentuh, terinspirasi, termotivasi dengan artikel ini bagikan bersama kami dengan meninggalkan pesan, kesan atau komentar apa saja.
Semoga komentar anda dapat menjadi semangat bagi yang lainnya.