16 March 2008

Posted by abbeltri Posted on March 16, 2008 | No comments

"Pernikahan"

Saling menghormati timbul karena ada jurang pemisah dan jarak antar pribadi.
Saling menghormati merupakan suatu tindakan hakiki dalam menumbuh kembangkan suatu relasi antar pribadi.

Bila seorang suami-istri, orang tua, anak-anak, teman, pacar, sahabat mau menguasai atau mengontrol pribadi yang lain dengan alasan apapun, maka cinta dan persahabatan yang sejati tidak dapat berkembang, melainkan percek-cokan, pertentangan, dan perpisahan serta penderitaan batin.

Demikian pula sikap hormat juga menduduki tempat yang penting dalam hubungan kita dengan Allah.
Allah tidak pernah memaksakan kehendak-Nya, selayaknya kitapun tidak memaksakan kehendak kita.
(Keluaran 3 : 5 “Lalu Ia berfirman : Janganlah datang dekat-dekat tanggalkan kasutmu dari kakimu, sebab tempat, dimana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus “
Matius 16 : 24 “ lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya : “Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku)

Karena ada jurang pemisah antara manusia berdosa dengan Allah yang kudus, Allah yang setia dan manusia yang tidak setia, Allah yang cinta-Nya tak terbatas dan manusia yang cintanya sempit dan picik.
(Mazmur 2 : 4 Dia yang bersemayam di sorga, tertawa ; Tuhan mengolok-olok mereka)

Rasa hormat pada sebuah pernikahan adalah menghormati tempat kudus Allah.
Bahwa dihadapan Allah, kita menghormati Allah dengan pengakuan dan menerima perbedaan dan jarak serta mengajak hidup kudus pada suatu ikatan dengan pendamping hidup kita. Cinta dan belas kasih Allahlah yang menjembatani jurang perbedaan yang dalam dan segala jarak. Karena Allah adalah sumber cinta dan belas kasihan serta kehidupan.
( 1 Korintus 7 : 14 – 15 “Karena suami yang tidak beriman itu dikuduskan oleh isterinya, dan isteri yang tidak beriman itu dikuduskan oleh suaminya. Andaikata tidak demikian, niscaya anak-anakmu adalah cemar, tetapi sekarang mereka adalah anak-anak kudus. Tetapi kalau orang yang tidak beriman itu mau cerai, biarlah ia bercerai, dalam hal demikian saudara atau saudari tidak terikat. Tetapi Allah memanggil kamu untuk hidup dalam damai sejahtera)

Pernikahan adalah sebuah tempat misteri yang harus dilalui dan dialami, bagi mereka yang mau hidup dalam pernikahan, sehingga perlu didekatinya dengan rasa hormat, karena Allah yang misteri berada di dalamnya. Begitupula manusia adalah pribadi yang misteri.
(Matius 19:4 Jawab Yesus: "Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan?
Matius 19:5 Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
Matius 19:6 Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.")

Bagaimana dan apapun juga yang terjadi dalam pernikahan; “Allah mengetahuinya, karena tidak ada sesuatupun yang tersembunyi dihadapan-Nya.
(Mazmur 38 : 10 Tuhan, Engkau mengetahui segala keinginanku, dan keluhkupun tidak tersembunyi bagiMu
Mazmur 69 :6 Ya, Allah, Engkau mengetahui kebodohanku, kesalahan-kesalahanku tidak tersembunyi bagiMu
Mazmur 90 : 8 Engkau menaruh kesalahan kami di hadapanMu, dan dosa kami yang tersembunyi dalam cahaya wajahMu)

Walaupun dengan berbagai cara yang meriah dan mempersiapkan perlengkapan yang mewah dalam menyambut pernikahan, bila tidak menghormati pernikahan = tidak menghormati tempat kudus = tidak menghormati Allah Yang Kudus = tidak menghormati mahluk ciptaan-Nya = tidak menghormati dirinya sendiri = tidak menghormati alam semesta.

Lihat dan pandanglah teladan keluarga Kudus di Nazareth. Yesus, Maria dan Yosef. yang semua anggota keluarganya takwa pada Allah.

(Galatia 6:1. Saudara-saudara, kalaupun seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan.
Galatia 6:2 Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.
Galatia 6:3 Sebab kalau seorang menyangka, bahwa ia berarti, padahal ia sama sekali tidak berarti, ia menipu dirinya sendiri.
Galatia 6:4 Baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri; maka ia boleh bermegah melihat keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang lain.
Galatia 6:5 Sebab tiap-tiap orang akan memikul tanggungannya sendiri.)

Salam Damai dan Doa
“Semoga Allah memeberimu Damai”
God Blessing U
Categories:

0 Komentar:

Post a Comment

Setelah dibaca apa anda punya komentar untuk artikel diatas ?
Jika anda merasa tersentuh, terinspirasi, termotivasi dengan artikel ini bagikan bersama kami dengan meninggalkan pesan, kesan atau komentar apa saja.

Semoga komentar anda dapat menjadi semangat bagi yang lainnya.

  • Text Widget